CARA MENGELOLA BISNIS
Pengelolan bisnis ini merupakan cara untuk mendapatkan dan menata bisnis agar pemilik bisnis bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dari pengelolaan bisnis ini anda bisa mendapatkan keuntungan namun kadanga anda harus menanggung kerugian. Mengapa terjadi kerugian? Kerugiaan bisa terjadi bila anda mengelola bisnis seadanya.
Mengelola bisnis secara profesional bisa dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
• SDM yang handal
SDM merupakan hal yang utama bagi bisnis anda selain modal. Tanpa SDM ynga handal modal berapa pun akan habis karena tidak bisa digunakan secara tepat. SDM yang handal dan berpengalaman bisa mengatur keuangan atau administrasi perusahaan, mengelola bisnis dengan baik dan merencanakan semua keperluan bisnis untuk saat ini dan masa yang akan datang. Perencaaan bisnis yang tepat diperlukan untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan tersebut kedepannya.
• Kwalitas produksi
Bila anda memiliki bisnis untuk produksi kosmetik misalnya, untuk mengelola bisnis secara profesional, anda tentu memperhatikan kwalitas dari kosmetik yang anda buat tersebut.
Kwalitas produksi juga menandakan seberapa mampu anda bekerja secara profesional. Semakin baik kwalitas suatu barang yang diproduksi semakin baik pula pengelolaan bisnis anda.
• Keuangan dan administrasi
Sama seperti SDM diatas, pengelolaan keuangan yang tepat dan sesuai rencana merupakan faktor pendukung pengelolaan bisnis secara profesional.
Bila keuangan dan administrasi ditata dengan rapi tentu bisnis akan mudah dilaporkan dan di cek. Pengecekan laporan keuangan dan administrasi bisnis ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusaaan berkembang atau tidak. Seperti pada posisi laba atau rugi perusahaan tiap bulan. Bila perusahaan mengalami kerugian pihak terkait bisa melakukan perbaikan terhadap mutu barang yang diproduksi.
• Merek
Merek suatu produk bisa menjadi citra dari bisnis yang anda kelola. Dari merek yang baik tersebut konsumen akan menilai bahwa anda bisa mengelola bisnis secara profesional.
Merek yang bagus akan dikenal banyak orang dan selalu menjadi pilihan mereka. Karena itulah banyak pebisnis yang mengeluarkan banyak uang hanya untuk mendapatkan merek yang terbaik bagi produknya.
MENETAPKAN SASARAN BISNIS
Dalam melaksanakan sebuah bisnis, setiap perusahaan harus menetapkan sasaran bisnis sebagai target kinerja yang ingin dicapai sekaligus untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan program kerja yang telah ditetapkan. Untuk perusahaan baru, sasarannya lebih ditujukan pada pengenalan produk dan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Sementara untuk perusahaan yang telah dikenal masyarakat, sasarannya umumnya ditujukan pada pertumbuhan dan peningkatan pendapatan perusahaan.
Dalam menetapkan sasaran bisnis, Top Manajemen setiap perusahaan harus merumuskan melalui Rapat Pimpinan. Melalui rapat pimpinan, garis besar sasaran bisnis ditetapkan untuk selanjutnya dijabarkan dan dilaksanakan oleh bagian manajemen menengah (Middle Management).
Sasaran bisnis yang telah dijabarkan di tingkat manajemen menengah kemudian dilaksanakan oleh manajemen bagian bawah (Lower Management) sesuai bagian dan bidang tugas masing-masing, untuk berinteraksi langsung dengan konsumen.
Tujuan Penetapan Sasaran Bisnis
1. Memberi arah dan panduan bagi para manajer pelaksana Hal ini untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan pada unit unit kerja yang ada dalam perusahaan.
2. Alokasi sumber daya Sumber daya yang ada diprioritaskan penggunaannya pada pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan.
3. Membangun budaya perusahaan Dalam mencapai sasaran bisnis perlu dibangun budaya perusahaan untuk menjadi yang terbaik melalui pemberian penghargaan atas suatu keberhasilan dan tidak menolerir atas suatu kegagalan.
4. Membantu manajer menilai kinerja Kinerja manajerial suatu bagian dinilai dari tercapai tidaknya sasaran yang ingin dicapai. Contohnya, bila sasaran barang yang laku di pasaran sebanyak 1000 unit/tahun dicapai berarti kinerja unit pemasaran sukses, demikian pula sebaliknya.
Target Sasaran Bisnis
Setiap perusahaan memiliki target sasaran bisnis yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu, yakni:
Sasaran jangka pendek
· Ditujukan untuk sasaran dalam waktu dekat, antara 3 bulan hingga 1 tahun. Sasaran ini biasanya diterapkan pada beberapa item sasaran, misalnya rekruitmen tenaga kerja, membangun sistem kerja, pengenalan produk baru atau persentase target penjualan produk yang ingin dicapai.
Sasaran jangka menengah
· Ditujukan untuk sasaran dalam waktu satu hingga lima tahun mendatang. Sasaran ini biasanya diterapkan pada beberapa bidang sasaran. Contohnya, Manajer produksi menargetkan sasaran produksi untuk diekspor sebesar 1 ton dalam 2 tahun, Manajer pemasaran menargetkan sasaran penjualan sebesar 7 persen dalam 3 tahun, Manajer keuangan menargetkan sasaran pengembalian investasi sebesar 5 persen dalam 4 tahun.
Merumuskan Strategi Bisnis
Merumuskan strategi bisnis berarti menciptakan program yang luas dari aspek praktis dalam menetapkan sasaran bisnis, menetapkan jadwal dan memilih taktik yang menggambarkan maksud organisasi.
Perumusan strategi dilakukan baik oleh manajemen puncak maupun melibatkan seluruh anggota organisasi. Strategi bisnis berisi garis besar bagaimana bisnis mencapai tujuannya dan bagaimana bisnis merespons tantangan dan kebutuhan baru. Strategi bisnis yang dirumuskan dengan baik penting bagi keberhasilan suatu bisnis. Rumusan strategi bisnis, sebagai berikut:
1. Menetapkan Sasaran Strategis
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan. Pernyataan misi adalah pernyataan cara perusahaan mencapai sasaran dalam lingkungan bisnis itu dijalankan. Contohnya, Dell Computer menetapkan misi menjual personal computer langsung ke konsumen untuk memperoleh laba.
2. Menganalisis Organisasi dan Lingkungan
Untuk menganalisis Organisasi dan Lingkungan dapat menerapkan metode SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats), yakni metode untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman yang ada.
“Analisis organisasi (faktor internal) dilakukan untuk mengetahui Kekuatan organisasi, seperti sistem organisasi yang sudah bagus, surplus uang tunai, pegawai yang berdedikasi, tenaga ahli terampil, cukup tersedianya bakat manajerial. Kelemahan organisasi, dianalisis mencakup sistem organisasi yang tidak baik, citra yang buruk, kurangnya tenaga ahli, kurangnya bahan baku, jaringan distribusi yang lemah, dan lain-lain.”
“Analisis lingkungan (faktor eksternal) dilakukan melalui pengamatan dan penilaian Lingkungan atas Peluang yang mencakup bidang-bidang yang berpotensi untuk dikembangkan atau dimanfaatkan sesuai potensi yang dimiliki perusahaan serta Ancaman yang mencakup kompetitor baru, produk baru, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen, pesaing lama dan pesaing baru yang ada di lingkungan bisnis tersebut.”
3. Menyesuaikan Organisasi dan Lingkungan
Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan kekuatan dan kelemahan organisasi dengan peluang dan ancaman yang ada di lingkungan organisasi bisnis berada. Proses penyesuaian merupakan kunci dan perumusan strategi. Proses penyesuaian yang tepat merupakan faktor keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan bisnis.
MERUMUSKAN STRATEGI BISNIS
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu tertentu.
Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan prestasi organisasi.Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan manajemen strategis.Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis .Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.
Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2. Mengukur prestasi,
3. mengambil tindakan korektif. Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap. Tahap-tahapnya sebagai berikut :
a. Perumusan strategi, Pada tahap ini mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan memilih strategi tertentu untuk digunakan.
b. Pelaksanaan strategi, Tahap ini mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategis dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategis mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha– usaha pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.
c. Evaluasi strategi, Tahap ini adalah tahap akhir dari manajamen strategis tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah :
1. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini
2. Mengukur kinerja, dan
3. Melakukan tindakan-tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.
Berikut 5 Tahapan Dalam Menyusun Strategi Bisnis Yang Baik
1. Membentuk Visi Strategis mengenai kemana organisasi akan bergerak
2. Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai organisasi tersebut
3. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan
4. Mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif
5. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis
Mengembangkan Visi Strategis
Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan dan juga memberikan gambaran secara rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan bergerak. Visi ini sendiri menerangkan tujuan perusahaan dalam waktu jangka panjang dan membentuk identitas organisasi tersebut.
Menetapkan Tujuan Strategis Strategy
Maksud dari menetapkan tujuan disini adalah untuk mengkonversi pernyataan visi dan misi menjadi target kinerja yang spesifik. Setiap unit dalam suatu organisasi memerlukan target yang konkret dimana kinerja dan kontribusi mereka dapat di ukur terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Merumuskan Strategi Bisnis
Beberapa langkah yang perlu dilakukan suatu organisasi dalam merumuskan strategi adalah:
· Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang telah dibuat.
· Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh suatu organisasi dalam menjalankan misinya.
· Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
· Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
· Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Mengeksekusi Strategi
Visi serta strategi yang telah dibuat tidak akan berarti jika kita tidak mengerjakannya secara tuntas dan optimal. Tanpa adanya eksekusi, tujuan yang telah diterapkan pun tidak akan pernah tercapai.
Mengevaluasi Strategi Bisnis
Proses pelaksanaan strategi harus dievaluasi secara reguler. Dalam vase evaluasi ini dapat dilihat apakah segalanya sudah berjalan dengan baik atau belum.
PROSES MANAJEMEN
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sumber daya dalam bentuk finansial, manusia, serta informasi suatu perusahaan/organisasi untuk mencapai sasarannya. Seperti yang tertuang pada definisi manajemen, terdapat empat kegiatan yang membentuk proses manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing kegiatan:
1. Perencanaan
Perencanaan diperlukan untuk menetapkan apa yang harus dilakukan perusahaan dan bagaimana sebaiknya perusahaan melakukannya. Perencanaan memiliki tiga komponen yaitu menetapkan sasaran perusahaan, mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran, dan merancang rencana-rencana taktis dan operasional untuk menjalankan strategi yang telah dikembangkan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dibutuhkan untuk menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas perusahaan menjadi struktur yang logis. Tanpa pegorganisasian yang baik maka perusahaan terancam tidak beroperasi secara maksimal atau akan kalah dari pesaing.
3. Pengarahan
Para manajer atau pimpinan perusahaan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah dan meminta hasilnya. Dalam memberikan pengarahan, seorang manajer bertugas untuk memandu dan memotivasi para karyawan untuk mencapai sasaran perusahaan.
4. Pengawasan
Pengawasan merupakan proses memonitor kinerja perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut mencapai sasarannya. Jika terdapat penyimpangan maka harus segera dilakukan evaluasi agar perusahaan selalu berjalan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
BUDAYA PERUSAHAAN
Budaya perusahaan (corporate culture) adalah keyakinan, nilai, kepercayaan, dan norma bersama yang menjadi ciri perusahaan dan diikuti oleh anggota perusahaan. Budaya memberikan kerangka acuan umum bagi anggota perusahaan yang dapat digunakan untuk menafsirkan peristiwa dan fakta di lingkungan perusahaan.
Budaya mengirim pesan kepada orang-orang di dalam dan di luar perusahaan tentang bagaimana bisnis dilakukan. Ini berakar pada tujuan, strategi, struktur, dan pendekatan organisasi terhadap tenaga kerja, pelanggan, investor, dan komunitas yang lebih luas. Dengan demikian, budaya merupakan komponen penting dalam keberhasilan atau kegagalan utama sebuah bisnis.
Konsep yang terkait erat adalah etika perusahaan dan citra perusahaan. Etika perusahaan menyatakan nilai-nilai perusahaan, sedangkan citra perusahaan merupakan persepsi publik terhadap budaya perusahaan.
Nilai dan norma organisasi menyebar ke semua orang di organisasi. Ini kemudian memandu perilaku dan mengontrol cara orang berinteraksi satu sama lain dan dengan para pemangku kepentingan di luar organisasi.
Anggota baru perlu mempelajarinya. Beberapa dari mereka mungkin membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi, sementara yang lain lebih cepat. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan, mempelajari lingkungan budaya baru membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk bersinergi dengan anggota lain.
Faktor apa yang membedakan budaya satu perusahaan dari yang lain
Budaya perusahaan bervariasi karena perbedaan dalam nilai-nilai bersama dari organisasi, tingkat hierarki, latar belakang budaya karyawan, dan orientasi perusahaan. Faktor-faktor ini membentuk karakteristik budaya masing-masing perusahaan.
Misalnya, terkait dengan orientasi, beberapa perusahaan lebih berorientasi pada orang, sementara yang lain berorientasi pada tugas. Dalam orientasi orang, budaya cenderung memprioritaskan orang ketika membuat keputusan dan percaya bahwa orang mendorong kinerja dan produktivitas.
Sementara itu, dalam orientasi tugas, budaya menekankan efisiensi dan kualitas untuk mendorong kinerja dan produktivitas. Interaksi antara anggota organisasi lebih kaku dan birokratis.
Bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi budaya organisasi?
Para pemimpin bisnis memainkan peran penting dalam menciptakan, memelihara, dan mengembangkan budaya perusahaan. Mereka membentuk budaya untuk memperlancar implementasi rencana dan strategi mereka.
Dengan mengembangkan budaya, karyawan merasa seorang pemimpin membantu mereka menyelesaikan suatu tujuan. Budaya tertanam dan mapan menggambarkan bagaimana orang harus berperilaku. Itu tidak hanya dapat membantu karyawan dalam kegiatan sehari-hari mereka, tetapi juga dalam mencapai tujuan mereka. Pada akhirnya, budaya yang benar tidak hanya memastikan kepuasan kerja yang lebih tinggi tetapi juga mencapai tujuan perusahaan.
Namun, hubungan antara budaya dan kepemimpinan tidak sepihak. Dalam arti, budaya yang mapan sering memengaruhi bagaimana para pemimpin harus bertindak dan berperilaku. Dan, di lain waktu, mereka adalah arsitek budaya organisasi.
Mengapa budaya perusahaan itu penting
Jika strategi menawarkan logika formal untuk mengarahkan orang ke arah tujuan perusahaan, maka budaya mengekspresikan tujuan melalui nilai-nilai dan kepercayaan. Budaya memandu kegiatan melalui asumsi bersama dan norma kelompok.
Karena membentuk sikap dan perilaku, budaya dapat menjadi energi menuju tujuan bersama. Itu tidak hanya mendorong karyawan untuk bekerja keras untuk mencapai target, tetapi merasa senang melakukannya. Oleh karena itu, budaya mempengaruhi produktivitas dan kinerja mereka (dan juga perusahaan).
Citra perusahaan di mata para pemangku kepentingan juga tergantung pada norma dan standar perusahaan dalam menciptakan nilai. Ketika sebuah perusahaan menuntut karyawannya untuk menghormati pelanggan, itu memberi kesan positif. Memberikan layanan pelanggan yang luar biasa membutuhkan budaya dan pola pikir yang menekankan layanan yang sempurna dan pemecahan masalah pelanggan. Demikian juga, ketika perusahaan mengedepankan masalah lingkungan, publik akan melihatnya sebagai perilaku positif.
Pada akhirnya, kombinasi budaya yang selaras dengan strategi dan kepemimpinan mendorong hasil positif. Sebaliknya, budaya yang tidak efektif dapat mengurangi kinerja organisasi. Tingkat absensi tinggi, turnover tinggi, dan hubungan pelanggan yang buruk adalah contoh dampak budaya buruk. Itu semua merugikan perusahaan.
Kegagalan merger dan akuisisi seringkali berasal dari masalah budaya. Konflik budaya muncul karena masing-masing perusahaan membawa budaya yang berbeda. Tidak mudah untuk mendamaikan perbedaan di antara mereka dan membangun fondasi bersama untuk masa depan.
Bagaimana budaya perusahaan muncul dan berkembang
Para pendiri biasanya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budaya awal perusahaan. Mereka akan berusaha membangun budaya untuk memfasilitasi pencapaian visi dan misi mereka. Tanpa itu, perusahaan tidak akan lebih terstruktur.
Budaya berkembang seiring pertumbuhan bisnis. Masuknya eksekutif baru berkontribusi pada perubahan budaya perusahaan. Mereka mungkin membawa perspektif yang berbeda dari yang dibawa oleh pendiri.
Budaya beragam antar perusahaan. Beberapa dari mereka lebih birokratis, sementara yang lain lebih fleksibel. Beberapa perusahaan mungkin secara terbuka menyelesaikan konflik untuk menciptakan konsensus, sementara yang lain menyelesaikannya secara hierarkis dan diam-diam di balik pintu tertutup.
Seiring waktu, budaya dan sistem menjadi mapan. Itu tidak terganggu ketika beberapa orang meninggalkan perusahaan. Atau, ketika beberapa karyawan baru masuk.
Meskipun telah ditetapkan, budaya perusahaan masih fleksibel untuk berubah. Sebagai contoh, eksekutif mengejar perubahan radikal atas arah perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang dinamis. Perubahan ini mengharuskan mereka untuk mengembangkan budaya baru yang lebih tepat.
Jenis
Berdasarkan dimensi keramahan dalam hubungan antara orang-orang dalam suatu organisasi dan dimensi soliditas (solidaritas tinggi berarti bahwa orang dapat bekerja sama dengan baik menuju tujuan bersama, bahkan ketika mereka memiliki perselisihan atau konflik pribadi), ada empat jenis budaya perusahaan:
· Budaya komunal (communal culture): memberi anggotanya rasa memiliki dan juga didorong tugas. Pemimpin budaya ini biasanya sangat inspirasional dan karismatik. Sisi negatifnya adalah mereka sering memiliki pengaruh terlalu besar dan anggota jarang vokal.
· Budaya jaringan (networked culture): anggota adalah sebagai teman dan keluarga yang memiliki kontak dekat dan peduli satu sama lain. Mereka bersedia saling membantu dan berbagi informasi. Sisi negatifnya adalah mereka begitu dekat dan ramah satu sama lain sehingga mereka enggan mengkritik kinerja yang buruk.
· Mercenary culture: berfokus pada tujuan yang ketat. Tujuan harus dipenuhi dan pekerjaan dilakukan dengan cepat. Semua orang fokus pada tujuan dan objektivitas. Sisi negatifnya adalah mereka yang kinerjanya buruk mungkin diperlakukan tidak manusiawi.
· Budaya terfragmentasi (fragmented culture): rasa memiliki dan identifikasi dengan organisasi biasanya sangat lemah. Para individualis merupakan organisasi, dan komitmen mereka diberikan pertama kepada anggota individu dan pekerjaan tugas. Sisi negatifnya adalah kurangnya kerjasama.
Dimungkinkan untuk mengkategorikan budaya organisasi sebagai:
· Budaya integratif: menekankan konsensus dan konsistensi, prediktabilitas, dan kejelasan. Integrasi ini membawa kesatuan, kepastian, dan kejelasan untuk pengalaman kerja.
· Budaya yang dibedakan (differentiated culture): mentolerir subkultur dengan beberapa variasi dalam nilai dan perilaku. Subkultur berkembang yang memiliki konsensus internal tentang nilai dan asumsi dasar tetapi sangat berbeda antara masing-masing subkultur. Ini seringkali menghasilkan inkonsistensi di seluruh organisasi.
· Budaya terfragmentasi: memungkinkan keragaman menjadi aturan daripada pengecualian. Ada banyak interpretasi nilai dan asumsi, yang menghasilkan ambiguitas besar. Ketidakjelasan ini dapat muncul dari perubahan cepat di dalam organisasi, keragaman pertumbuhan angkatan kerja, dan lingkungan global yang semakin meningkat.
KOMPETISI BISNIS
1. JBC atau Java Business Competition
Jika Anda bertanya, apa salah satu nama kompetisi bisnis terbesar di Indonesia? Maka jawabannya adalah JBC atau Java Business Competition.
JBC sendiri merupakan ajang kompetisi bisnis yang terbesar serta diadakan setiap tahun. Ajang kompetisi ini dikelola secara langsung oleh SEARCH Telkom University.
Lomba atau kompetisi ini memiliki empat cabang yang dilombakan yakni;
· Simulasi Bisnis
· Debat Marketing
· Call for Paper
· Entrepreneur Festival
Di tahun 2016, JBC juga akan dilangsungkan kembali setelah sebelumnya selama 4 tahun berturut-turut kompetisi ini diadakan.
JBC tahun-tahun sebelumnya juga telah sukses dan kini yang ke 5 akan diadakan kembali di tahun 2016. Jika Anda berminat untuk mengikuti kompetisi bisnis ini, persiapkan diri Anda dengan baik.
Anda juga bisa mencari informasi terkait ajang bisnis ini untuk mendapatkan info yang lebih detail. Persiapan yang baik termasuk ide yang kreatif adalah cara yang baik untuk bisa mengikuti ajang ini. Selamat mencoba!
2. DSC atau Diplomat Success Challenge
Kompetisi bisnis ini juga merupakan salah satu yang terbesar yang diadakan di Indonesia. Kali ini Wismilak bahkan menyediakan modal yang tidak tanggung-tanggung.
Hibah modal yang bisa diberikan kepada para pengusaha kreatif ini bahkan mencapai 2 milyar rupiah untuk memulai bisnis atau usaha Anda.
Pastinya Anda tergiur dengan kompetisi ini, pun dengan pengusaha lain. Oleh sebab itu, persiapkan diri secara matang karena akan ada banyak competitor dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti dan bertanding di kompetisi ini.
Wismilak memang ingin menunjukkan komitmen yang tinggi bagi wirausaha di Indonesia. Diharapkan, dengan kompetisi ini akan lahir banyak pengusaha baru yang lebih kreatif lagi.
Yang menarik disini adalah modal yang diberikan oleh Wismilak ini bersifat hibah bukan pinjaman. Artinya, begitu Anda menang, maka seluruh modal yang Anda dapatkan menjadi miliki Anda.
Bagaimana? Pastinya Anda ngiler dengan kompetisi ini. Pastikan Anda mempersiapkan segala kebutuhan termasuk kelengkapan administrasi. Cari informasi terkait lebih jauh lagi untuk bisa mendapatkan informasi terupdate.
3. WMM atau Wirausaha Mandiri Muda
Tentu, ajang bergengsi ini sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Ya, ajang ini disponsori oleh Bank Mandiri sebaga bukti nyata pihak bank untuk menciptakan dan mendukung wirausahawan baru.
Ajang ini sudah sangat populer dari dulu. Anda, sebagai wirausaha, jika memenangkan kompetisi ini, bukan hanya mendapatkan modal tetapi juga banyak pelajaran berharga lain termasuk akan dibina secara intensif.
Kreatifitas dan ide yang segar memang bisa menjadi daya tarik agar dewan juri memenangkan Anda.
Namun, Anda harus tahu bahwa Anda tidak sendirian. Kompetisi ini sudah terkenal dimana-mana. Pastinya, akan ada banyak pengusaha yang akan menjadi pesaing Anda untuk bisa mendapatkan modal serta pelatihan terkait.
Kesempatan ini memang tidak boleh dilewatkan. Mendapatkan modal untuk memulai usaha Anda memang hal yang lumrah.
CARA MENJALIN KERJASAMA BISNIS
1. Memulai dengan Visi dan Misi Bersama
Dalam bisnis apapun, penting bagi Anda dan mitra bisnis Anda untuk menentukan visi dan misi usaha sebagai langkah pertama. Jika semua pikiran tidak mengarah ke arah yang sama dengan cara yang sama, masalah pasti akan timbul. Motif untuk masing-masing pasangan bisa berbeda, namun tujuan keseluruhan dan metode tentunya harus sama.
Yang dimaksud dengan visi adalah tujuan apakah yang akan dicapai bersama dan misi adalah cara yang ditempuh supaya visi tersebut menjadi nyata. Hal ini lah yang harus dibentuk oleh mitra bisnis tersebut agar dalam pelaksanaanya seiring sejalan karena memiliki fokus tujuan yang sama walaupun dalam praktiknya cara yang digunakan pasti akan berbeda, tetapi anggaplah perbedaan ini sebagai cara untuk menyempurnakan langkah menuju tujuan yang sama.
Selalu luangkan waktu untuk mendiskusikan dengan mitra bisnis Anda mengenai visi dan misi perusahaan, cara menghadapi masalah yang timbul, terobosan baru yang mampu memberikan energi dan motivasi dalam menjalankan bisnis tersebut agar bisa menjadi lebih ideal. Tuliskan visi dan misi yang telah disepakati bersama dan gunakan sebagai referensi untuk segala sesuatu yang akan dilakukan.
2. Memastikan Harapan dan Kebutuhan Secara Jelas
Membangun bisnis dengan orang lain sudah tentu memiliki kebutuhan tertentu yang sudah dipikirkan secara matang seperti menjalin kerjasama untuk bisa mendapatkan modal, keahlian tertentu yang tidak dimiliki, atau juga demi memperluas jaringan kerja.
Untuk alasan seperti itu tidak selalu diungkapkan oleh rekan bisnis Anda dengan maksud agar tidak timbul pemikiran negatif yang bisa mengakibatkan hubungan yang menjadi renggang.
Karena setiap keahlian, motivasi, dan kepribadian orang berbeda-beda, maka penting untuk mendiskusikannya sebelum menjalankan komitmen dengan kontrak. Karena kebutuhan dan harapan individu dapat berubah dari waktu ke waktu, setiap perubahan rencana perlu untuk diungkapkan dan ditulis secara rinci juga.
Selalu gali lebih dalam apa yang diharapkan mitra dari Anda dan berusahalah untuk memenuhinya. Selain itu, perlu adanya rencana cadangan sebagai antisipasi ketika hal buruk terjadi baik menyangkut kepentingan pribadi maupun untuk usaha yang dibangun bersama.
3. Mengidentifikasi Keunggulan Mitra
Identifikasi masing-masing kekuatan atau kemampuan yang paling menonjol dari partner sangatlah diperlukan, mengingat adanya tujuan masing-masing individu agar tidak terlepas dari komitmen awal yang disetujui bersama dalam melakukan usaha secara kerjasama.
Hendaknya pada saat berdiskusi mengenai kemampuan masing-masing pihak, sebaiknya juga dilakukan pencatatan agar lebih mudah dilakukan analisis, menetapkan peran masing-masing mitra kemudian dikolaborasikan satu dengan yang lain untuk menunjang kesuksesan dalam berbisnis sehingga akan menambah keawetan dalam usaha bersama.
Tunjukkan dan manfaatkan kekuatan dari masing-masing individu dalam kerjasama usaha akan menambah motivasi, energi dan meningkatkan peluang kesuksesan dalam jangka panjang. Buat catatan kekuatan pribadi Anda dan minta mitra untuk melakukan hal yang sama. Kemudian diskusikan bagaimana untuk menerapkannya dalam bisnis.
4. Melengkapi Kekurangan Mitra
Setiap individu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga sebagai partner dalam usaha harus diketahui juga masing-masing kelemahan agar bisa saling melengkapi dan menutupi. Karena apabila kekurangan ini tidak diketahui usaha yang telah dibangun akan cepat goyah dan tidak stabil pada saat terkendala dengan hambatan.
Kekurangan tidak hanya berasal dari diri namun bisa saja terdapat juga pada strategi, pengembangan produk atau jasa, pemasaran dan penjualan, manajemen tim, manajemen keuangan dan administrasi, serta operasional. Segera identifikasi kekurangan mitra bisnis Anda sehingga Anda bisa segera mengantisipasi dengan merekrut tim yang tepat.
Lakukanlah brainstorming dalam tim. Lihatlah hal-hal yang menjadi masalah bagi Anda. Kemungkinan Anda bisa mendapatkan dukungan dari pihak lain. Jika Anda berpikir tidak mampu mengatasinya, Anda bisa memikirkan atau mendiskusikannya untuk mendapatkan solusi yang tepat.
5. Menetapkan Tujuan Individu dan Perusahaan
Dengan menentukan tujuan masing-masing individu dan tujuan didirikan perusahaan akan sangat menunjang keberlangsungan dan ekspektasi usaha tersebut. Pastikan untuk setiap tujuan yang telah disusun dibuat secara terstruktur.
Selalu lakukan evaluasi dan pembaharuan terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Serta berikan masing-masing fungsi dan tugasnya agar mampu bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi kewajibannya. Dengan begitu tidak akan ada simpang siur mengenai apa yang yang harus dilakukan demi sukses membangun bisnis bersama.
Berikan dukungan untuk menentukan tujuan individu yang akan mendukung tujuan perusahaan dalam bidang keahlian mereka masing-masing. Masukkan semua secara tertulis dan pastikan masing-masing berkomitmen pada tujuan masing-masing.
6. Mengatasi Kekecewaan dan Perselisihan
Di setiap kerjasama usaha, selisih paham dan perbedaan pendapat pasti terjadi. Penanganan perselisiahan dalam kemitraan dengan efektif adalah kunci untuk menjaga hubungan secara stabil dan menjaga kemitraan dengan baik.
Jangan biarkan perasaan benci tumbuh antara satu sama lain dari waktu ke waktu. Buatlah aturan dimana masing-masing dapat melakukan pendekatan pada yang lainnya ketika ada sesuatu yang perlu ditangani.
Terkadang sulit untuk mendekati mitra bisnis Anda, terutama jika hubungan bisnis jangka panjang terlanjur memburuk. Anda bisa membuat jadwal untuk secara rutin duduk bersama jelas merupakan ide yang baik.
Sekali dalam seminggu diperlukan dalam beberapa situasi, tapi minimal sebulan sekali buatlah agenda yang memungkinkan semua orang datang. Ini akan sangat baik untuk membicarakan pandangan Anda terhadap bisnis. Ungkapkan jika Anda melihat ada perubahan.
7. Menetukan Peran Kerja
Peran kerja mirip sekali dengan deskripsi pekerjaan yang mempunyai konotasi “bertanggung jawab pada” daftar tugas dan hasil. Ketidakjelasan peran kerja merupakan sumber utama kekecewaan dalam bermitra bisnis.
Kerjasama yang saling mendukung dan melengkapi satu sama lain dapat meminimalisir adanya selisih paham yang bisa menghancurkan hubungan yang telah dibina.
Definisikan dengan jelas tugas yang akan Anda lakukan dan pastikan mitra bisnis Anda melakukan hal yang sama. Dari sini Anda dapat bertanggung jawab pada diri sendiri, satu sama lain, dan pada bisnis. Di mana ada tugas-tugas yang belum terbagi dengan baik, kontrak atau merekrut seorang spesialis. Tujuannya adalah untuk memastikan semua pekerjaan sudah ada yang mengerjakan.