Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Definisi Pengorganisasian, Teori Pengorganisasian Klasik, Departementalisasi dan Struktur Formal, Pembagian Tenaga Kerja, Hubungan Skalar

DEFINISI PENGORGANISASI

Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manjemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pada hakikatnya, tiap sumber daya organisasional mewakili suatu investasi darimana sistem manajemen harus dapat pengembaliannya. Pengorganisasian yang sesuai dari sumber daya-sumber daya tersebut akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari penggunaanya.

TEORI PENGORGANISASIAN KLASIK

Teori pengorganisasian klasik adalah wawasan dari penulis manajemen awal mengenai bagaimana sumber daya orgasasional bisa digunakan untuk pencapaian tujuan organisasi. Menurut Max Weber, komponen utama dari uasaha pengorganisasian termasuk juga prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang mendetail, suatu hirarki organisasional diuraikan dengan jelas, dan hubungan antara anggota-anggota organisasi  kewirausahaan yang terutama nonperson(impersonal).

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organiasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi yang dikoordinasikan dengan tujuan dan rencana yang ditetapkan, mencakup tentang pembagian kerja serta penjelasan bagaimana rencana organisasi akan dilaksanakan.

PROSES DEPARTEMENTALISASI

Dalam mendesain organisasi, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu :

1. Pendekatan Fungsional (functional departmentalization)

Proses ini dilakukan berdasaarkan fungsi-fungsi tertentu yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi.

2. Pendekatan Produk (Product departmentalization)

Proses yang dilakukan yaitu penentuan bagian-bagian dalam organisasi berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi.

3. Pendekatan Pelanggan (customer departmentalisasi)

Pada pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditetukan berdasarkan karakteristik pelanggan yang menjadi sasaran pelanggan dari organisasi.

4. Pendekatan Geografis

Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis dimana organisasi beroperasi.

5. Pendekatan Matriks

Pendekatan ini pada dasarnya merupakan proses departementalisasi yang menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya pada produk tertentu.

STRUKTUR ORGANISAI FORMAL DAN INFORMAL

  1. Struktur organisasi formal adalah Struktur organisasi yang dihasilkan melalui keseluruhan proses yang diawali dengan penyusunan desain organisasi berdasarkan berbagai faktor yag dimiliki dan dihadapi organisasi.
  2. struktur informal adalah pengelompokan para pekerja tidak hanya berdasarkan fungsi tetapi juga berdasarkan kesamaan tuntunan, hobi, dan lain sebagainya.

PEMBAGIAN TENAGA KERJA

Ada empat pilar (building block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses pengorganisasian, yaitu :

1. Pembagian Kerja (Division of Work)

Dalam sebuah organisasi seluruh kegiatan dan pekerjaan yang telah direncanakan tentunya perlu disederhanakan guna mempermudah bagaimana pengimplementasikanya, dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan berdasarkan kriteria tertentu yang lebih spesifik.

2. Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)

Setelah pekerjaan dispesifikkasikan, kemudian pekerjaan tersebut dikelopokan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.

3. Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi (Hierarchy)

  • Ada 2 konsep penting dalam proses penentuan hierarki, yaitu :
  1. Span of management control

Konsep pertama terkait dengan jumlah orang atau orang dibawah suatu Departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu.

2. Chain of command

Yang menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagaimana akan melapor kebagian mana (menunjukan garis perintah) dengan batasan kewenangan.

  • Bentuk-bentuk dari jenis Hierarki
  1. Hierarki Vertikal yaitu meminimalkan bagian-bagian organisasi kesamping secara horizontal dan memperbanyak subbagian secara vertikal dengan kewenangan dan taggung jawab yang terbatas sesuai yang ditentukan.

Kelebihan dari bentuk hierarki vertikal adalah Para penanggung jawab disetip bagian tidak terlalu banyak dibebani subbagian yang banyak.

kelemahanya terletak dalam hal pengambilan keputusan yang bersifat keseluruhan.

2. Hierarki Horizontal yaitu dimana subbagian dari organisasi bersifat   melebar kesamping secara harizontal.

Kelebihan hierarki ini adalah menutupi keterbatasan atau kelemahan pada hierarki vertikal.

kelemahannya pengambilan keputusanya belum dapat dilakukan dengan cepat jika bagian yang mengoordinasikan seluruh subbagian tidak memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan subbagian yang relatif banyak.

4. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi menorut Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) adalah “The process of integrating the activities of separate departments in ordercto pursue organizational goals effectively” yaitu Proses mengintegrasikan seluruh aktivitas dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agarbtujuan organisasi bisa tercapai secara efektif.

HUBUNGAN SKALAR

Konsep hubungan scalar atau rantai komando adalah hubungan dengan konsep kesatuan perintah. Konsep kesatuan perintah menyatakan bahwa individu hendaknya hanya memiliki seotrang atasan saja. Organisasi kewirausahaan terbangun atas premis bahwa induvidu pada posisi atas memiliki kekuasaan paling besar dan bahwa derajat kekuasaan individu semakin berkurang menurut posisi relative indivisu pada bagan organisasi. Semakin rendah posisi relative individu pada bagan organisasi, semakin kecil kekuasaan yang seorang wirausahaan miliki.