Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Definisi Sistem Informasi, Perlunya Pengembangan Sistem Informasi, Prinsip Pengembangan Sistem Informasi, Dan Tahapan Pengembangan Sistem Informasi (SDLC)

Definisi Sistem Informasi

Definisi dari sistem informasi (SI) secara umum adalah suatu sistem yang mengkombinasikan antara aktivitas manusia dan penggunaan teknologi untuk mendukung manajemen dan kegiatan operasional. Dimana, hal tersebut merujuk pada sebuah hubungan yang tercipta berdasarkan interaksi manusia, data, informasi, teknologi, dan algoritma.

Di abad ke – 21 ini, penerapan sistem informasi tidak hanya diimplementasikan pada bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja, namun kebutuhan proses bisnis lain juga sangat membutuhkan kontrol dari SI. Sehingga, sistem informasi terbentuk sebagai tipe khusus dari proses kerja.

Penggunaan dari SI sendiri ditujukan untuk mengolah berbagai informasi yang dikelola oleh setiap perusahaan atau organisasi, sehingga sumber daya atau resources yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan dapat mempersingkat waktu penanganan proses. Selain itu, data yang dikelola juga dapat digunakan kapan saja dan dimana saja, serta mampu mempersingkat birokrasi yang ada.

Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari pengembangan sistem informasi adalah untuk menghasilkan sebuah produk yang berisi kumpulan informasi. Sebuah sistem tentunya melibatkan berbagai jenis dan tipe data yang mampu diolah agar dapat ditampilkan dengan mudah kepada pengguna (user).

Untuk menghasilkan data yang valid dan sesuai, maka anda perlu memperhatikan ketiga faktor ini. Pertama, data tersebut harus relevan atau tepat sasaran (relevance). Kedua, tepat waktu dan efisien (timeliness). Dan yang ketiga adalah tepat sasaran atau akurat (accurate). 

Ketika semua faktor tersebut telah terpenuhi dengan baik, maka tujuan dari implementasi SI bagi bisnis dan usaha anda akan menghasilkan output yang maksimal dan optimal.

Fungsi Sistem Informasi

Setelah mengetahui apa itu sistem informasi beserta tujuannya, selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai beberapa fungsi dari SI, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Mampu menjadi tingkat ketersediaan kualitas dan pengalaman dalam mengelola sebuah sistem informasi secara kritis dan logis.
  • Mampu meningkatkan produktivitas kerja pada seluruh stakeholders.
  • Mampu menganalisa dan meminimalisir terjadinya kerugian dari sisi ekonomi.
  • Memberikan aksesibilitas yang baik kepada pengguna.
  • Dapat mencapai tujuan perusahaan secara cepat berdasarkan dukungan data yang dapat dipertanggung jawabkan.

Komponen pada Sistem Informasi

Dalam proses pembangunan sistem informasi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan agar anda tidak salah dalam mengambil keputusan untuk bisnis dan strategi pemasaran anda. Information System sendiri terdiri atas komputer, manusia, fakta, instruksi, dan kumpulan prosedur yang dapat dikategorikan sebagai berikut.

1. Sistem Informasi Manajemen

Management Information System adalah sebuah sistem perencanaan yang melibatkan bagian internal perusahaan yang meliputi pemanfaatan teknologi, prosedur, dan interaksi manusia untuk memecahkan permasalahan bisnis seperti layanan, biaya produksi, atau penentuan strategi bisnis yang tepat.

Metode ini mampu memecahkan berbagai masalah dengan memberikan solusi yang pasti berkaitan dengan proses bisnis hingga analisa akhir dari standar operasional dan sistem manajemen. 

2. Sistem Pendukung Keputusan

Decision Support System adalah salah satu bagian dalam sistem informasi berbasis komputer yang berfungsi untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat bagi perusahaan, organisasi, atau instansi terkait.

Tahapan dalam mengaplikasikan sistem pendukung keputusan adalah dengan mendefinisikan masalah terlebih dahulu. Selanjutnya, mengumpulkan berbagai data pendukung, dan mengolahnya menjadi informasi yang penting. Dan fase akhirnya, mampu menyajikan solusi yang tepat serta dapat disajikan dalam bentuk data yang terukur.

3. Sistem Informasi Eksekutif

Executive Information System (EIS) merupakan salah satu jenis dari sistem informasi manajemen untuk memudahkan dalam mengambil kebijakan yang dibutuhkan oleh eksekutif senior dengan menampilkan akses informasi yang tepat dan relevan. 

EIS sendiri menekankan pada tampilan antarmuka atau interface yang mudah untuk digunakan oleh user. Selain itu, hasil laporan yang disajikan juga mempunyai informasi yang menarik dan teruji. 

4. Sistem Pemrosesan Transaksi

Komponen yang terakhir adalah Transaction Processing System, yaitu bagian dari sistem informasi yang memiliki tugas untuk menjalankan dan mencatat setiap kebutuhan transaksi secara berkelanjutan (kontinu) yang diperlukan dalam bisnis. Tujuan utamanya adalah untuk menjawab berbagai pertanyaan rutin dan memonitoring setiap transaksi yang dilakukan oleh organisasi terkait.

Contoh Penerapan SI

Topik yang terakhir, kami akan memberikan beberapa contoh sistem informasi yang saat ini banyak digunakan dalam berbagai bidang bisnis yang ada, mulai dari industri manufaktur, marketing, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

1. E-Commerce

E-Commerce termasuk ke dalam sistem informasi yang penerapannya dalam bidang ekonomi dan bisnis. Dimana, setiap kebutuhan transaksi jual beli barang atau jasa dapat dilakukan secara online melalui aplikasi berbasis web maupun mobile. Contoh dari platform bisnis yang menggunakan e-commerce adalah Tokopedia, Amazon, Bukalapak, Shopee, dan lain sebagainya.

2. E-Learning

Contoh kedua dalam bidang pendidikan, adalah e-learning yang merupakan SI untuk mengelola berbagai aktivitas seperti pembelajaran, pengolahan data pendidik dan peserta didik, serta informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Penerapan dari e-learning sendiri banyak digunakan untuk instansi pendidikan formal, baik negeri maupun swasta untuk mempermudah proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

3. Fleet Management System

Fleet Management System (FMS) merupakan SI yang membantu proses monitoring armada logistik dan pengiriman barang supaya proses tracking menjadi lebih sistematis dan terpusat. Biasanya FMS menggunakan fitur deteksi berdasarkan lokasi dengan menggunakan bantuan GPS (Global Positioning System). 

4. Knowledge Work System

Berikutnya adalah Knowledge Work System (KWS), yaitu sistem informasi yang memuat berbagai data terkait ilmu pengetahuan. Kemudian, informasi tersebut diolah sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh pengguna untuk memecahkan sebuah masalah dengan tepat.

5. Office Automation System

Office Automation System (OAS) merupakan sekumpulan sistem yang menggabungkan beberapa peralatan IT pada perangkat server untuk kebutuhan jaringan komputer. Tujuan utama pada penggunaan OAS sendiri adalah untuk memudahkan proses komunikasi agar berjalan lebih efektif dan efisien.

6. Transaction Processing System

Contoh yang terakhir adalah TPS (Transaction Processing System) yang merupakan SI yang digunakan oleh organisasi maupun perusahaan untuk kegiatan operasional bisnis tertentu secara rutin (kontinu). Proses implementasi dari TPS adalah kegiatan transaksi keuangan, registrasi ulang, dan aktivitas administrasi yang lainnya.

PERLUNYA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Mengapa Perlu Mengembangkan Sistem Informasi Pada Perusahaan

Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam Suatu Perusahaan, semakin pesat perkembangan suatu perusahaan maka sistem informasinya juga mempunyai peranan yang semakin penting. Tuntutan keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya tuntutan perkembangan perusahaan, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.

Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:
1. Menyusun suatu sistem baru yang lebih baik untuk menggantikan atau memperbaiki sistem yang sudah ada agar lebih baik dan informatif.

Hal Yang Mempengaruhi Adanya Pengembangan Sistem Pada Perusahaan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perlunya pengembangan sistem pada suatu perusahaan.

  1. Adanya permasalahan atau trouble pada sistem yang lama
  2. Adanya perintah atau instruksi dari pimpinan atau pemerintah untuk mengganti sistem
  3. Adanya perkembangan teknologi yang lebih baik dan dapat membantu perusahaan

Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Ada 6 tahap yang umumnya dilakukan pada pengembangan sistem informasi yaitu Perencanaan, Analisis, Desain, Kontruksi, Implementasi dan Pasca Implementasi

  1. Tahap perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat dan sebagainya.

  1. Tahap analisis

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat dan sebagainya.

  1. Tahap Desain

Tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

  1. Tahap kontruksi

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

  1. Tahap Implementasi

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

  1. Tahap Pasca Implementasi

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem kepengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

PRINSIP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Ada beberapa prinsip yang mempengaruhi pengembangan system informasi, yaitu sebagai berikut :

Prinsip 1

Pemilik dan pengguna sistem harus terlibat dalam pengembangan

  • Keterlibatan pemilik pengguna sistem (system owner dan user) adalah keharusan yang mutlak untuk keberhasilan pengembangan sistem.
  • Pengembangan sistem bertanggung jawab harus menyediakan waktu yang cukup untuk partisipasi pemilik dan pengguna sistem dan meminta persetujuannya untuk setiap langkah analisis dan pengembangan sistem.

Prinsip 2

Gunakan pendekatan pemecahan masalah

  • Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem berbasis pendekatan bagaimana memecahkan masalah.
  • Langkah-langkah klasik pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
  1. Pelajari dan memahami masalah ( opportunity, atau directive) dan kontak saham.
  2. Definisikan kriteria atau ukuran solusi yg sesuai
  3. Identifikasi alternative – alternative solusi dan pilih solusi terbaik
  4. Desain atau implementasikan solusi
  5. Observasi dan evaluasi dampak dari solusi dan sesuaikan solusi jika diperlukan
  6. Ada kecenderungan untuk melewati langka-langkah tersebut diatas atau melakukannya dengan kurang seksama
  7. Akibat yang terjadi kemungkinan adalah : memecahkan persoalan yang salah, kurang tepat dalam memecahkan persoalan, mengambil solusi yang salah sama sekali.

Prinsip 3

Tentukan tahapan pengembangan

  • Pentahapan akan membuat proses pengembangan yang menjadi aktivitas – aktivitas yang lebih kecil lebih mudah dikelola dan diselesaikan.
  • Tahapan pembuatan sistem harus dilakukan dengan urutan top-to-bottom.

Prinsip 4

Tetapkan standar untuk pengembangan dan dokumentasi yang konsisten.

  • Standar pengembangan sistem umumnya menjelaskan tentang : aktivitas, tanggung jawab, petunjuk dan kebutuhan pendokumentasian, dan pemeriksaan kualitas.
  • Kegagalan pengembangan sistem akibat tidak tersedianya standar pendokumentasian merupakan hal yang banyak dijumpai dalam proyek ini.

Prinsip 5

Justifikasi sistem sebagai investasi

  • Sistem informasi adalah sebuah investasi.
  • Pada investasi harus ada yg diperhatikan.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.

Sistem informasi yang akan anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir.

Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal berikut ini:

  • Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
  • Investasi yang terbaik harus bernilai.
  1. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik.

Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.

  1. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.

Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.

  1. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.

  1. Jangan takut membatalkan proyek.

Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia-sia.

Pengertian SDLC dan Tahapan SDLC

Pengertian SDLC – SDLC adalah kependekan dari Systems development life cycle atau dalam bahasa Indonesia disebut siklus hidup pengembangan sistem. SDLC digunakan untuk membangun suatu sistem informasi agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

SDLC terdiri dari beberapa tahapan, yang umum diajarkan pada mapel rekayasa perangkat lunak atau analis sistem, ia terdiri dari 6 tahapan, yakni:

  • Planning (Perencanaan)
  • Analysis (Analisis)
  • Design (Desain)
  • Implementation
  • Testing & Integration (pengetesan dan pengintegrasian)
  • Maintenance (perawatan)

PENGERTIAN SDLC

SDLC adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.

Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.

SDLC menjadi kerangka yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses pengembangan suatu perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan, memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.

Pengertian SDLC Menurut Ahli

  • Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK., CA. (2017) SDLC adalah proses logika yang digunakan oleh seorang analis sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirments, validation, training dan pemilik sistem.

FUNGSI SDLC

Sangat sulit untuk membuat sebuah perangkat lunak tanpa perancangan yang maksimal. Beberapa teknik dalam mengembangkan perangkat lunak terus dikembangkan hingga kini.

Masih banyak perdebatan mengenai metode yang paling baik dan paling sesuai untuk segala tipe perangkat lunak. Meski demikian, ada perencanaan lebih baik daripada tidak ada perencanaan sama sekali.

Dilihat dari berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek.

Fungsi lain dari SDLC ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap selanjutnya.

TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SDLC

TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM

Tahapan utama siklus hidup Pengembangan Sistem terdiri dari :

1. Perencanaan Sistem ( Systems Planning)

2. Analisis Sistem (System Analysis)

3. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum

4. Seleksi Sistem (System Selection)

5. Perancangan Sistem (Systems Design) Secara Umum

6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem (System Implementation & Maintenance)

Siklus hidup pengembangan sistem dengan langkah-langkah utamanya adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN SISTEM.

Perencanaan sistem menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.

Perencanaan sistem dapat terdiri :

1. Perencanaan jangka pendek meliputi periode 1 s.d. 2 tahun

2. Perencanaan jangka panjang meliputi periode sampai dengan 5 tahun

Perencanaan sistem biasanya ditanggani oleh staf perencanaan sistem bila tidak ada dapat juga dilakukan oleh departemen sistem.

Proses Perencanaan Sistem dapat dikelompokkan dalam 3 proses utama yaitu

sbb :

1. Merencanakan proyek-proyek sistem yang dilakukan oleh staf perencana sistem

2. Menentukan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan dan dilakukan oleh komite pengarah.

3.Mendefinisikan proyek-proyek sistem dikembangkan dan dilakukan oleh analis sistem.

Adapun tahapan dari proses perencanaan sistem untuk ketiga bagian ini adalah :

1. Merencanakan proyek-proyek sistem

-Mengkaji tujuan,perencanaan strategi dan taktik perusahaan

– Mengidentifikasikan proyek-proyek sistem

– Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem

– Menetapkan kendala proyak-proyek sistem

– Menentukan proyek-proyek sistem prioritas

– Membuat laporan perencanaan sistem

– meminta persetujuan manajemen

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan

– Menunjuk team analis

– Mengumumkan proyek pengembangan sistem

3. Mendefinisikan proyek-proyek dikembangkan

– Melakukan studi kelayakan

– Menilai kelayakan proyek sistem

– Membuat usulan proyek sistem

– Meminta persetujuan manajemen.

ANALISIS SISTEM

Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai :

Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian

komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

Langkah-langkah di Analisis Sistem :

Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyeksistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.

Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:

1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah

– Mengindentifikasikan penyebab masalah

– Mengidentifikasikan titik keputusan

– Mengidentifikasikan personil-personil kunci

2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada

– Menentukan jenis penelitian

– Merencanakan jadual penelitian

– Mengatur jadwal wawancara

– Mengatur jadwal observasi

– Mengatur jadwal pengambilan sampel

– Membuat penugasan penelitian

– Membuat agenda wawancara

– Mengumpulkan hasil penelitian

3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem

– Menganalisis kelemahan Sistem

– Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen

4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis

Tujuan :

– Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan

– Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen

– Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen

– Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya .

PERANCANGAN SISTEM

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut.

Tahap ini disebut dengan perancangan sistem .

Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :

1.Perancangan sistem secara umum/perancangan konseptual, perancangan logikal/perancangan secara makro

2. Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.

Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem

2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi

4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi

6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem

Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

EVALUASI DAN SELEKSI SISTEM

Tahap seleksi sistem merupakan tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi. Tugas ini membutuhkan pengetahuan yang cukup bagi yang melaksanakannya supaya dapat memenuhi kebutuhan rancang- bangun yang telah dilakukan. Pengetahuan yang dibutuhkan oleh pemilih sistem diantaranya adalah pengetahuan tentang siapa-siapa yang menyediakan teknologi ini, cara pemilikannya dsb. Pemilih sistem juga harus paham dengan teknik-teknik evaluasi untuk menyeleksi sistem.

Langkah-langkah menyeleksi dan memilih sistem :

1. Memilih penyedia teknologi.

Kebutuhan dari teknologi sistem dapat dikelompokkan dalam empat kategori sbb :

a. perangkat keras yang sifatnya umum

b. perangkat keras yang spesifik untuk suatu aplikasi

c. perangkat lunak yang sifatnya umum

d. perangkat lunak yang spesifik untuk suatu aplikasi

2. Meminta proposal dari penjual

Jika terdapat beberapa penyedia produk dan jasa yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan dari sistem dan tidak semua penyedia teknologi ini akan dipilih, maka pemilih sistem perlu meminta proposal dari semua penyedia teknologi yang dipilih.

3.Menyaring penjual

Tidak semua proposal yang masuk akan dievaluasi semuanya. Hanya proposal yang memenuhi syarat saja yang akan dievaluasi. Proposal yang tidak memenuhi syarat adalah proposal yang tidak sesuai.

4. Mengevaluasi penjual yang lolos saringan

Proposal yang telah lolos saringan lebih lanjut perlu dibandingkan satu dengan yang lainnya dan diranking untuk menentukan penjual mana yang direkomendasi. Sebelum itu perlu ditetapkan terlebih dahulu kriteria evaluasi yang akan dilakukan.

IMPLEMENTASI SISTEM

Setelah dianalisis dan dirancang secara rinci dan teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tiba saatnya , sistem untuk diimplementasikan. Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini termasuk juga kegiatan menulis kode program jika tidak digunakan paket perangkat lunak aplikasi.

Tahap implementasi sistem terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut ini :

1. Menerapkan rencana implementasi

Rencana Implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama implementasi. Dalam rencana implementasi ini, semua biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan implemntasi perlu dianggarkan dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya ini selanjutnya juga berfungsi sebagai pengendalian terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan juga perlu diatur dalam rencana implementasi dalam bentuk skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi.

2. Melakukan kegiatan implementasi

– Pemilihan dan pelatihan personil

– Pemilihan tempat dan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak

– Pemrograman dan pengetesan program

– Pengetesan sistem

– Konversi sistem

3. Tindak lanjut implementasi

Analis sistem masih perlu melakukan tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru

diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan

sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan

sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi pada

pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam jangka

waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan user.

PERANCANGAN SISTEM TERINCI

  • DESAIN OUTPUT
  • DESAIN INPUT
  • DESAIN PROSES
  • DESAIN DATABASE
  • DESAIN KONTROL
  • DESAIN JARINGAN

A. DESAIN OUTPUT

Tujuan : mengubah data ke informasi yang berkualitas dan dapat digunakan. Tujuan akhirnya adalah untuk proses pengambilan keputusan.

Informasi yang berkualitas dan dapat digunakan meliputi hal2 berikut :

  • accessibility : easy- to-use interfaces
  • timeliness : dibuat sesuai waktu untuk melakukan aksi
  • relevance : menghindari detail yang berlebihan
  • accuracy : bebas dari kesalahan
  • usability : sesuai dengan model mental/ tipe kognitif user.

Desainer output harus menyediakan suatu produk terhadap klien (end user) yang akan menggunakan report. Desainer harus bertanya kepada klien, format output apa yang sangat membantu dan harus digunakan.

B. DESAIN INPUT

Input mengawali dimulainya proses informasi. Input perlu direncanakan untuk mengkonversikan data mentah ke dalam informasi yang berguna (input – output). Beberapa kegiatan untuk mengubah data input :

  • Insert into, delete from, update the database
  • Menggabungkan dengan data lain dari database untuk menghasilkan output
  • Masukkan dan proses langsung menjadi output tanpa menggabungkan dengan data lain
  • Inisialisasi aksi atau melaksanakan suatu tugas
  • Mengadakan dialog dengan sistem.

Beberapa media dan metode untuk mendapatkan data dan input data :

  • Paper form yang digabungkan dengan layar data-entry
  • Electronic form
  • Direct-entry devices
  • Codes
  • Menus
  • Natural language.

3 dimensi dari desain proses :

  • Dimensi waktu Real-time Batch
  • Dimensi platform teknologi Real time processing Batch processing
  • Dimensi tool pemodelan Spesifikasi proses

State Transition Diagram (STD) Data Flow Diagram (DFD).

D. DESAIN DATABASE

Desain database merupakan proses dari menentukan isi dan mengatur kebutuhan data untuk mendukung perancangan sistem yang bervariasi. Ada 3 model database yang terkenal :

  • Model hirarki
  • Model jaringan
  • Model relasional.

E. DESAIN KONTROL

Tujuan : menunjukkan bagaimana merancang dan memelihara kontrol sistem yang akan melindungi sistem informasi dari ancaman. Beberapa ancaman terhadap sistem informasi :

  • Kesalahan manusia
  • Kerusakan dan kecurangan software (destructive & fraudulent)
  • Penyadapan dan penangkapan output dari orang lain
  • Kegagalan platform teknologi
  • Akses dari yang tidak berhak.

Kontrol yang efektif dari ancaman2 tsb. dikategorikan 3 :

  1. Preventive
  2. Detective
  3. Corrective

F. DESAIN JARINGAN

Langkah Dalam Perancangan Jaringan

  1. Bagi/ kelompokkan perusahaan, misal : gudang, kantor, lantai pabrik.
  2. Buat model LAN
  3. Evaluasi LAN untuk menentukan apakah sesuai untuk setiap bagiannya
  4. Hubungkan bagian2 tsb. dengan jaringan, misal dengan brige, gateway.

Elemen elemen Jaringan Jaringan

Sekali perancangan disetujui, langkah selanjutnya adalah menginstalasi jaringan backbone. Elemen jaringan, HW dan SW dihubungkan melalui backbone untuk membentuk platform teknologi yang terdiri dari jaringan terintegrasi dan arsitektur komputer.

TipeMediaTransmisi

Kombinasi media transmisi meliputi :

  • Twisted pair cable
  • Coaxial cable
  • Fiber optic cable
  • Microwaves
  • Satellite.


Model Pengembangan SDLC

Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi, yaitu:

1. Waterfall Model

Model ini melibatkan penyelesaian satu tahap secara lengkap sebelum melangkah ke tahap berikutnya. Ketika satu tahap selesai langsung dilakukan evaluasi untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan layak diteruskan ke tahap berikutnya.

Waterfall Model, disebut juga model klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis dan rekayasa sistem, perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.

2. V-Shaped Model

Model ini fokus pada proses eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model waterfall, tetapi lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini bahkan ditulis sebelum kode program dibuat.

3. Incremental Model

Model ini melibatkan beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah dan melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan pengujian.

Referensi :

Definisi Sistem Informasi
Referensi : https://growthrich.my.id/definisi-sistem-informasi/

Perlunya Pengembangan Sistem Infromasi

Referensi : https://growthrich.my.id/perlunya-pengembangan-informasi/

Prinsip Pengembangan Sistem Informasi

Referensi : https://growthrich.my.id/prinsip-pengembangan-sistem-informasi/

Tahapan Pengembangan Sistem Informasi SDLC

Referensi : https://growthrich.my.id/tahapan-pengembangan-sistem-developmen-life-cycle-sdlc/