Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Filsafat Helenistik dan Skolastik

A. Aliran-aliran Filsafat di Masa Helenistik:

  1. Sinisme: Sinisme adalah aliran filsafat yang menekankan kesederhanaan, kemandirian, dan pembebasan diri dari ketergantungan pada hal-hal materi. Mereka menolak konvensi sosial dan mengadvokasi hidup secara alami dan sesuai dengan sifat manusia.
  2. Stoisisme: Stoisisme mengajarkan bahwa kebahagiaan dapat dicapai melalui penerimaan terhadap takdir dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan hidup. Mereka percaya pada aturan alam dan pemusatan diri.
  3. Epikureanisme: Epikureanisme menekankan pada pencarian kesenangan dan kebahagiaan pribadi sebagai tujuan hidup. Namun, dalam pengertian Epikuros, kesenangan adalah kebebasan dari rasa sakit dan kekhawatiran, bukan kenikmatan duniawi semata.
  4. Skeptisisme: Aliran skeptisisme menekankan ketidakpastian pengetahuan manusia. Mereka meragukan kemampuan manusia untuk mencapai kebenaran absolut dan mempertanyakan keyakinan yang dipegang secara umum.
  5. Eklektisisme: Eklektisisme adalah pendekatan yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai aliran filsafat. Eklektisisme mencoba untuk memadukan gagasan-gagasan yang dianggap paling rasional atau bermanfaat dari berbagai aliran filsafat.

B. Masa Roma:

  1. Neo-Platonisme: Neo-Platonisme adalah aliran filsafat yang dipengaruhi oleh Plato dan dipraktikkan terutama pada masa Kekaisaran Romawi. Mereka menggabungkan pemikiran Plato dengan unsur-unsur dari filsafat Timur dan agama mistik, serta mengembangkan konsep tentang tingkat-tingkat eksistensi dan pencarian kesatuan dengan Yang Maha Tinggi.
  2. Perkembangan Psikologi di Masa Kekaisaran Romawi: Pada masa Kekaisaran Romawi, ada perkembangan dalam pemahaman tentang psikologi. Terdapat pemikiran-pemikiran tentang kesadaran, emosi, dan motivasi manusia. Misalnya, Seneca dan Marcus Aurelius mengembangkan pandangan tentang kendali diri, emosi, dan filsafat kebijaksanaan untuk mencapai kebahagiaan.

C. Filsafat Skolastik:

Filsafat Skolastik adalah corak filsafat yang berkembang pada Abad Pertengahan di Eropa Barat, yang dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles dan ajaran agama Kristen. Skolastik mencoba memadukan teologi Kristen dengan filsafat rasional, dengan penekanan pada penggunaan logika dan argumen rasional untuk memahami kebenaran agama.

D. Para Filsuf Abad Pertengahan:

  1. Santo Agustinus: Agustinus adalah seorang teolog Kristen yang juga memberikan kontribusi besar dalam filsafat. Dia mengembangkan konsep-konsep seperti dosa asal, kehendak bebas, dan hubungan antara iman dan akal.
  2. Santo Anselmus: Anselmus dikenal karena argumennya tentang “Bukti Ontologis” untuk keberadaan Tuhan. Dia juga mempertimbangkan hubungan antara iman dan akal.
  3. Santo Thomas Aquinas: Aquinas adalah seorang teolog dan filsuf yang terkenal dengan upayanya memadukan ajaran Aristoteles dengan teologi Kristen. Karyanya yang paling terkenal adalah “Summa Theologiae,” di mana dia mengembangkan pemikiran tentang Tuhan, moralitas, dan hubungan antara iman dan akal.

C. Perkembangan Psikologi di Abad Pertengahan:

Pada Abad Pertengahan, studi tentang psikologi lebih terkait dengan teologi dan spiritualitas. Psikologi sering kali dipandang sebagai bagian dari pemahaman tentang jiwa manusia dan hubungannya dengan Tuhan. Pemikiran tentang kehendak bebas, dosa, dan transformasi spiritual menjadi pusat perhatian dalam pemikiran psikologis pada masa itu.