Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Kurva Permintaan Agregat dan Kurva Penawaran Agregat

 KURVA PERMINTAAN

Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve) adalah grafik yang menunjukkan hubungan terbalik antara permintaan agregat dan tingkat harga. Permintaan agregat mewakili jumlah permintaan dari empat sektor ekonomi makro: rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan sektor eksternal. Dalam sebuah grafik, kurva permintaan agregat adalah miring ke bawah (slope negatif).

Mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah

Konsep kemiringan kurva permintaan agregat dengan kemiringan kurva permintaan di ilmu mikroekonomi sedikit berbeda. Dalam mikroekonomi, anda membahas individu. Sedangkan, dalam makroekonomi, anda membahas perekonomian secara keseluruhan.

Harga dalam mikroekonomi mewakili harga sebuah produk. Sedangkan, dalam makroekonomi, ekonom menggunakan istilah tingkat harga untuk mewakili berbagai harga berbagai produk dalam perekonomian. 

Kenaikan tingkat harga kita sebut sebagai inflasi. Dan dalam hal ini, indikator untuk mengukurnya adalah PDB deflator. 

Anda tidak dapat menggunakan angka inflasi dari indeks harga ketika membahas permintaan agregat. Indeks harga hanya mencakup beberapa produk saja. Misalnya, indeks harga konsumen (consumer price index) hanya mewakili barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga, tidak termasuk barang-barang untuk produksi. Begitu juga, indeks harga produsen (producer price index) hanya mewakili barang yang dibeli oleh produsen, tidak mencakup produk konsumen.

Selanjutnya, untuk menjelaskan mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah, anda harus memecah komponennya terlebih dahulu. Kemudian, anda menjelaskan hubungan masing-masing komponen terhadap tingkat harga.

Baiklah, saya akan coba menguraikannya.

Permintaan agregat terdiri dari permintaan dari empat sektor utama, yakni:

·         Konsumsi rumah tangga

·         Investasi bisnis

·         Pengeluaran pemerintah

·         Ekspor neto

Secara keseluruhan, tingkat harga berhubungan terbalik dengan komponen permintaan agregat tersebut, kecuali pengeluaran pemerintah.

Efek tingkat harga terhadap konsumsi rumah tangga

Tingkat harga mempengaruhi kekayaan rumah tangga. Kekayaan riil mereka meningkat ketika tingkat harga turun. Itu menambah daya beli mereka. 

Peningkatan daya beli tersebut mendorong rumah tangga untuk meningkatkan konsumsinya. Oleh karena itu, penurunan tingkat harga akan meningkatkan konsumsi rumah tangga.

Efek sebaliknya juga berlaku. Tingkat harga yang lebih tinggi menurunkan konsumsi rumah tangga. Pendapatan riil rumah tangga jatuh dan daya beli mereka melemah.

Efek perubahan tingkat harga terhadap konsumsi rumah tangga melalui kekayaan riil ini kita sebut sebagai efek kekayaan (wealth effect).

Efek tingkat harga terhadap investasi bisnis

Tingkat harga yang lebih rendah menurunkan permintaan uang. Untuk membeli sejumlah barang dengan kuantitas yang sama daripada sebelumnya, pelaku ekonomi membutuhkan lebih sedikit uang.

Di pasar keuangan, penurunan permintaan uang akan mendong harga uang turun. Dan, dalam ekonomi, harga dari sebuah uang adalah suku bunga. Jadi, tingkat harga yang lebih rendah akan menurunkan suku bunga.

Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya investasi modal, mendorong bisnis untuk meningkatkan investasi mereka.

Tidak hanya itu. Suku bunga rendah juga mendorong rumah tangga untuk mengajukan pinjaman baru. Untuk beberapa item seperti rumah dan mobil, rumah tangga membeli tidak secara tunai melainkan dibiayai melalui pinjaman. Oleh karena itu, ketika suku bunga rendah, rumah tangga juga akan cenderung meningkatkan belanja beberapa barang.

Efek sebaliknya juga berlaku ketika tingkat harga naik. Itu mendorong suku bunga naik dan melemahkan investasi bisnis dan konsumsi rumah tangga.

Catatan

Anda juga dapat menggunakan persamaan Fisher untuk memahami hubungan antara tingkat harga (inflasi) dengan suku bunga. Fisher mendefinisikan:

Suku bunga nominal = Tingkat inflasi + Suku bunga riil

Suku bunga nominal adalah harga yang harus anda bayar ketika meminjam uang. 

Dari persamaan tersebut, kita tahu, ketika tingkat inflasi naik suku bunga nominal juga akan naik. Dan ketika itu turun, suku bunga nominal juga turun.

Efek tingkat harga terhadap pengeluaran pemerintah

Tidak ada korelasi antara tingkat harga dengan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah adalah kebijakan diskresioner dan lebih ditentukan oleh proses politik. Karena itu, kita mengklasifikasikan pengeluaran pemerintah sebagai pengeluaran otonom, yang mana nilainya tidak tergantung pada kondisi perekonomian.

Efek tingkat harga terhadap ekspor neto

Ekspor neto adalah selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor. Penurunan tingkat harga menunjukkan barang-barang domestik menjadi lebih murah. Itu menarik pembeli asing dan mendorong mereka untuk meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor meningkat.

Di sisi lain, penurunan tingkat membuat barang dan jasa yang diproduksi asing menjadi kurang menarik bagi pembeli domestik. Akibatnya, impor berkurang. 

Jadi, secara umum, ketika tingkat harga turun, ekspor neto akan meningkat. Sebaliknya, ketika tingkat harga naik, ekspor neto akan menurun.

Apa yang menggeser kurva permintaan agregat?

Perubahan tingkat harga menyebabkan permintaan agregat bergerak di sepanjang kurva. Sementara itu, perubahan faktor lain menggeser kurva. 

Beberapa faktor meningkatkan permintaan agregat dan karenanya, menggeser kurva ke kanan. Mereka termasuk:

·         Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy). Pemerintah menstimulus permintaan agregat dengan meningkatkan pengeluarannya atau menurunkan pajak. Peningkatan pengeluaran memiliki efek langsung pada peningkatan permintaan agregat. Sebaliknya, tarif pajak yang lebih rendah berdampak tidak langsung pada permintaan agregat, yaitu melalui peningkatan disposable income rumah tangga dan peningkatan keuntungan bisnis.

·         Kebijakan moneter ekspansif (expansionary monetary policy)Bank sentral menstimulus permintaan agregat dengan meningkatkan jumlah uang beredar. Opsinya adalah dengan memotong suku bunga kebijakan, mengurangi rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio), dan operasi pasar terbuka melalui pembelian surat berharga pemerintah. Itu semua mendorong suku bunga di dalam perekonomian turun, meningkatkan konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis.

·         Peningkatan kekayaan rumah tangga. Peningkatan kekayaan mendorong rumah tangga untuk membelanjakan lebih banyak uang pada barang dan jasa.

·         Konsumen lebih optimis. Konsumen merasa lebih percaya diri tentang pendapatan dan keamanan kerja mereka di masa depan. Itu mendorong mereka menghabiskan proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan untuk konsumsi barang dan jasa.

·         Bisnis lebih optimis. Jika perusahan melihat keuntungan masa depan membaik, mereka kemungkinan besar akan berinvestasi lebih banyak dalam proyek modal.

·         Depresiasi nilai tukar. Depresiasi membuat barang domestik lebih murah bagi pembeli asing dan mendorong mereka meningkatkan permintaan. Sebagai hasilnya, ekspor meningkat. Di sisi lain, depresiasi membuat harga barang impor lebih mahal. Pembeli domestik akan mengurangi permintaan terhadap mereka (impor turun). Jadi, secara keseluruhan, depresiasi meningkatkan ekspor neto dan permintaan agregat. 

·         Pertumbuhan ekonomi global yang kuat. Itu meningkatkan permintaan terhadap barang-barang domestik dan mendorong ekspor. Mengasumsikan impor adalah konstan, pertumbuhan global yang lebih kuat meningkatkan ekspor neto. 

KURVA PENAWARAN

Pasokan agregat (aggregate supply) adalah total produksi barang dan jasa dalam sebuah perekonomian. Dalam ekonomi makro, penawaran agregat akan berperilaku berbeda dalam sangat jangka pendek (very short-run), jangka pendek (short-run), dan jangka panjang (long-run), sebagaimana tercermin dalam elastisitas kurva.

KURVA PENAWARAN AGREGAT

Kurva penawaran agregat adalah representasi grafis dari hubungan antara tingkat harga dan total output barang dan jasa dalam perekonomian, menjaga faktor-faktor lain tetap konstan. Dalam bidang ekonomi, para ekonom menggunakan PDB riil untuk mewakili total output dalam perekonomian.

Dalam periode yang sangat singkat (very short-run), kurva adalah garis horizontal (sangat elastis), artinya perusahaan akan menyesuaikan output tanpa mengubah harga. Mereka hanya menyesuaikan jam kerja dan intensitas fasilitas produksi mereka dalam menanggapi perubahan permintaan.

Dalam jangka pendek, beberapa faktor produksi tetap ada, biasanya modal. Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply atau SRAS) memiliki kemiringan ke atas, yang berarti bahwa harga yang lebih tinggi akan mendorong lebih banyak pasokan.

Dalam jangka panjang, semua biaya input bervariasi. Kurva penawaran agregat  jangka panjang (long-run aggregate supply atau LRAS) adalah inelastis sempurna, yang berarti bahwa tingkat harga tidak mempengaruhi pasokan agregat. Tingkat harga yang lebih tinggi tidak mengubah kuantitas yang disediakan. Pada tingkat ini, para ekonom mengatakan perekonomian berada pada lapangan kerja penuh (pada potensi output, PDB potensial, atau kapasitas produksi potensial) 

LRAS mencerminkan ekonomi menggunakan semua sumber dayanya. Ketika LRAS bergeser (baik ke kanan atau ke kiri), itu tidak menciptakan tekanan inflasi.

Apa yang menyebabkan pergeseran kurva penawaran agregat?

Sebelum membahas faktor-faktor penentu, harap dicatat, SRAS dan LRAS akan berperilaku berbeda. 

Jangka pendek

Dalam jangka pendek, perubahan tingkat harga menyebabkan penawaran agregat bergerak (tidak menggeser) kurva SRAS. Kurva akan bergeser hanya ketika biaya produksi dan kapasitas produktif ekonomi berubah. 

Berikut ini adalah faktor-faktor rinci yang menggeser kurva SRAS:

·         Harga input. Harga input yang lebih tinggi (seperti bahan baku dan energi) meningkatkan biaya produksi, menggeser kurva SRAS ke kiri. Sebaliknya, kurva SRAS akan bergeser ke kanan karena penurunan harga input.

·         Upah nominal. Seperti harga input, perubahan upah nominal akan menggeser kurva SRAS. Upah nominal yang lebih tinggi meningkatkan biaya produksi dan menggeser kurva SRAS ke kiri. Sebaliknya, upah nominal yang lebih rendah menggeser kurva SRAS ke kanan.

·         Ekspektasi harga output di masa depan. Ketika harga di masa depan naik, produsen akan meningkatkan pasokan untuk mengantisipasi margin laba yang lebih tinggi di masa depan. Akibatnya, kurva SRAS bergeser ke kanan. Namun, jika harga output turun, produsen memangkas produksi dan dengan demikian bergeser ke kiri.

·         Pajak bisnis. Kurva SRAS bergeser ke kanan ketika pemerintah memotong pajak bisnis. Pajak bisnis yang lebih rendah mengurangi biaya produksi dan sebaliknya; biaya produksi meningkat ketika pemerintah menaikkannya.

·         Subsidi pemerintah. Pemerintah sering menawarkan subsidi untuk membantu bisnis mengurangi biaya produksinya, sehingga menggeser kurva SRAS ke kanan. Jika subsidi dicabut, biaya produksi meningkat dan menggeser kurva SRAS ke kiri.

·         KursApresiasi mata uang membuat bahan baku dan barang modal impor lebih murah bagi produsen dalam negeri. Ini mengurangi biaya produksi dan menggeser kurva SRAS ke kanan. Efek sebaliknya berlaku ketika nilai tukar terdepresiasi.

·         Faktor-faktor yang mempengaruhi pasokan agregat jangka panjang. Mengubah faktor-faktor ini akan menggeser kurva SRAS. Misalnya, peningkatan kualitas tenaga kerja karena teknologi canggih memungkinkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak output menggunakan input yang ada. Akibatnya, produksi jangka pendek meningkat dan menggeser kurva SRAS ke kanan. 

Jangka panjang

Dalam jangka panjang, ekonomi menggunakan kapasitas produksinya dan berproduksi pada output potensial. Selama periode ini, harga input menyesuaikan perubahan tingkat harga secara proporsional. Oleh karena itu, perubahan biaya produksi tidak mempengaruhi LRAS dan kurva-nya. 

Output potensial hanya berubah ketika faktor-faktor produksi ekonomi juga berubah. Misalnya, LRAS meningkat ketika faktor produksi meningkat dalam hal jumlah atau membaik dalam hal kualitas. LRAS yang meningkat menggeser kurva ke kanan. 

Berikut ini adalah faktor-faktor yang meningkatkan LRAS dan menggeser kurva ke kanan:

·         Peningkatan pasokan tenaga kerja

·         Peningkatan sumber daya alam

·         Perbaikan modal manusia

·         Peningkatan modal fisik 

·         Teknologi lebih maju