Siklus Akuntansi & Laporan Keuangan
Akuntansi juga sering disebut sebagai bahasa bisnis [the languange of business], dengan aktifitas sederhana mulai dari mencatat, meringkas, melaporkan serta mengintrepretasikan data dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah dan anggota masyarakat lainnya. Mekanisme aktifitas akuntansi dapat terlihat melalui siklus akuntansi sebagai berikut :
Siklus diatas merupakan rangkaian penuh dari aktifitas akuntansi, meliputi buku besar, neraca dan jurnal. Rangkaian awal akan dimulai dari transaksi dan kemudian diakhiri dengan laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri, terdiri dari beberapa bentuk yakni neraca dan laporan perubahan posisi keuangan yakni rugi laba dan modal.
Fokus pembahasan dalam buku ini dengan menyederhanakan rangkaian penuh siklus akuntansi diatas yang bisaanya diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar. Sehingga nantinya akan lebih relevan dengan aplikasi untuk usaha kecil.
Dari siklus tersebut, maka suatu aktifitas bisnis akan diawali dengan transaksi, baru kemudian kebeberapa tahapan selanjutnya sebagai rangkaian pelaporan. Secara definitif maka 3 tahap awal pelaporan mengikuti siklus diatas adalah sebagai berikut :
Kedua hal diatas adalah sebuah awal dari semua laporan keuangan yang nantinya akan Anda buat. Karenanya, transaksi yang melahirkan bukti haruslah terlebih dahulu dilakukan pencatatan
Berdasarkan bukti atas sebuah transaksi, maka sebuah pencatatan dilakukan. Laporan keuangan tidak akan terjadi tanpa adanya 3 tahap awal ini. Karenanya sangat penting dalam sebuah aktifitas usaha yang Anda miliki, maka 3 tahap ini mutlak harus ada dan dilakukan. Jika kemudian terdapat sebuah transaksi yang tidak menyertakan bukti, misalnya yang paling sering terjadi yakni pembelian bensin untuk kendaraan operasional usaha, -sekalipun sekarang pertamina selalu menyediakan nota bagi yang menginginkan – maka mintalah pada karyawan atau siapa saja termasuk Anda untuk membuatkan nota bukti sederhana yang ditandatangani oleh orang yang melakukan transaksi. Nota sederhana ini dapat dibuat disobekan kertas kecil atau bekas, selama mampu menjadi informasi untuk proses pencatatan.
Semua transaksi harus langsung dicatat sekalipun untuk proses transaksi dengan pembayaran dibelakang. Misalnya pembelian barang dagangan secara kredit, sekalipun uang belum keluar dari kas, namun dalam pencatatan sudah harus masuk dalam elemen hutang. Demikian pula dengan piutang, sekalipun pembayaran belum dilakukan oleh pihak pembeli namun harus tetap dimasukkan pencatatan piutang, karena transaksi barang dagangan Anda yang keluar [terjual] sudah terjadi.