1.Lingkungan Dan Organisasi Bisnis
A. Organisasi bisnis sebagai bagian dari lingkungan
Menganalisis organisasi sebagai sistem terbuka berarti menempatkan organisasi di lingkungan di luar organisasi itu. Perspektif ini akan fokus pada lingkungan di luar organisasi yang akan menentukan peluang, gagasan-gagasan, hambatan-hambaran, standar ukuran, dan sumber daya penting bagi individu organisasi.
Ada tiga teori organisasi ketika dikaitkan dengan lingkungan sekitarnya yaitu
(1) Teori Ketergantungan Sumber Daya (Resource Dependency Theory)
Teori Ketergantungan Sumber Daya fokus pada adanya perbedaan kekuasaan atau kemampuan atau kekuatan antara organisasi satu dengan organisasi lainnya. Kebanyakan teori mengenai organisasi melihat perilaku organisasi dipengaruhi atau didoring keadaan internal bukan karena pengaruh eksternal.
(2) Teori Institusional (Institutional Theory)
Teori institusional mengritik teori ekonomi dan contigency yang sangat rasional yaitu menjelaskan struktur dan fungsi organisasi dengan ukuran efisiensi. Teori itu mengabaikan kekuatan di luar organisasi yang non-rasional seperti negara, norma-norma sosial, tradisi, konvensi, yang membentuk organisasi itu. Demikian argumen Paul J DiMaggio dan Walter W Powell.
(3) Teori Ekologi Organisasi (Organizational Ecology).
Perspektif ekologi organisasi atau ekologi populasi (population ecology) mengikuti hukum keseimbangan populasi biologi atau model matematika populasi biologi. Perspektif ini melihat organisasi lebih makro dan tidak peduli akan individu organisasi atau internal organisasi.
Teori ini mulai dengan asumsi sebuah organisasi tidak akan berubah internalnya sekali mereka terbentuk. Penolakan perubahan di dalam ini menunjukkan evolusi organisasi kebanyakan hasil dari kelahiran dan kematian bukannya perubahan di dalam organisasi yang sudah ada. Berarti pengaruh di luar, seperti tingginya persaingan mendapatkan sumber daya, bukannya kebijakan atau keputusan internal organisasi yang menjadi kunci keberhasilan organisasi.
Ketika populasi organisasi bertumbuh, laju kelahiran organisasi mengikuti kurva U terbalik dan kebalikannya laju kematian organisasi mengikuti kurva U. Atau hubungan antara laju kelahiran dengan densitas (atau jumlah organisasi) mengikuti kurva U terbalik, sedangkan hubungan laju kematian dengan densitas mengikuti kurva U. Jika tingkat kelahiran rendah, laju kematian tinggi, maka populasi bertumbuh perlahan. Penambahan kelahiran organisasi tertentu menambah legitimasi yang kemudian semakin meningkatkan laju kelahiran. Sementara itu tingkat kematian rendah. Populasi bertambah dengan cepatnya.
B.Lingkungan Internal Organisasi
Lingkungan internal organisasi antara lain:
– Human resources (SDM) = skill
Kemajuan organisasi ditentukan oleh SDM. Dimana ancaman atau pengaruh eksternal akan mempengaruhi kemajuan dan kehancuran organisasi, tergantung SDM di dalam organisasi itu.
– Financial (uang)
sumber pembiayaan dari organisasi
– Management (manajemen)
pengaturan dari organisasi tersebut
– Market (pasar)
peluang dimana tenaga bisa dipakai
– Infrastruktur
Ex : bangunan-bangunan, masjid, fasilitas perkuliahan, asrama.
– Information system (sistem informasi)
informasi yang tersedia
– Research and development (Litbang)
Penting disebabkan karena litbang bisa menggali informasi-informasi
terbaru dalam rangka pengembangan dan perubahan organisasi
– Manufacturing
Yaitu bagaimana proses pembuatan produk bisa dilaksanakan.
Lingkungan internal bisa dinilai untuk kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness) organisasi.
C. Lingkungan eksternal organisasi
Lingkungan eksternal pada dasarnya ada 2 :
– Lingkungan makro (atau jauh) : berasal dari luar dan sifatnya tidak langsung
– Lingkungan mikro (atau dekat) : berasal dari luar yang sifatnya langsung
Yang termasuk dalam lingkungan langsung eksternal :
(1) Konsumen
Konsumen membeli produk yang dihasilkan organisasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam bahasa pemasaran, konsumen sering disebut sebagai pasar yang diartikan sebagai orang yang mempunyai kebutuhan, uang, dan kesediaan untuk membelanjakan uangnya. Konsumen tentu saja sangat menentukan nasib organisasi. Apabila suatu organisasi gagal memenuhi kebutuhan, organisasi akan ditinggalkan oleh konsumennya. Dengan demikian perusahaan harus mengenali perubahan selera atau kebutuhan konsumen tersebut.
(2) Pemasok
Pemasok merupakan pihak yang memberikan input ke perusahaan. Input dapat berupa bahan baku, bahan setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi, atau jasa yang diperlukan organisasi.
Dalam sektor tertentu pemasok mempunyai kedudukan yang cukup kuat, sementara pada sektor lainnya pemasok mempunyai kedudukan yang relatif lemah terhadap perusahaan. Pemasok tunggal tentunya mempunyai kedudukan yang kuat dibanding dengan banyak pemasok.Hubungan yang erat dengan pemasok dapat mengefisienkan kegiatan organisasi. Contoh: manajemen persediaan nol (just-in-time) yang sukses diterapkan di Jepang sangat bergantung pada keeratan antara organisasi dengan pemasok.
(3) Pesaing
Organisasi perusahaan akan berebut konsumen dengan pesaing. Pesaing memberikan produk yang mempunyai fungsi sama dengan produk yang dihasilkan organisasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Pesaing memberikan produk yang mempunyai fungsi sama dengan produk yang dihasilkan organisasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Organiasasi juga akan bersaing dengan organisasi lainnya dalam memperebutkan sumberdaya. Contoh: organisasi akan bersaing memperoleh dana dari lembaga keuangan dan memperoleh karyawan yang berkualitas dari universitas.
Oleh karena itu Manajer harus pandai menentukan mana pesaing dan bagaimana menghadapi pesaing tersebut.
(4) Pemerintah
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisasi. Pemerintah biasanya berfungsi sebagai wasit dan memastikan aturan berjalan dengan semestinya. Dalam peran ini pemerintah akan mengeluarkan aturan-aturan perundangan yang akan mempengaruhi kehidupan organisasi.
Melalui perusahaan negara (BUMN), pemeintah menjadi pesaing langsung suatu organisasi yang kebetulan berada pada bidang usaha yang sama. Manajer juga harus memahami proses pengambilan keputusan pemerintah. Meskipun pemerintah diharapkan menjadi wasit yang adil, tetapi pengambilan keputusan akan diwarnai oleh pembenturan kepentingan. Dengan demikian manajer dapat melakukan antisipasi yang tepat.
(5) Lembaga Keuangan
Organisasi akan tergantung pada lembaga keuangan. Lembaga keuangan akan memberikan input modal keuangan. Lembaga keuangan juga menjadi perantara bagi organisasi kepasar keuangan. Pasar keuangan akan memperlancar aliran dana dari pihak surplus dana ke pihak yang membutuhkan dana atau defisit dana. Manajer harus menentukan alternatif pendanaan (hutang, obligasi, jual saham, leasing) yang paling murah dan fleksibel.
(6) Kelompok-kelompok Lain
Selain kelompok-kelompok yang sudah disebutkan di atas, organisasi juga menghadapi kelompok lainnya (yang belum disebutkan) dari lingkungannnya. Kelompok tersebut biasanya tergantung pada jenis kegiatan organisasi. Organisasi perusahaan akan bergantung pada organisasi Serikat Pekerja. Organisasi rumah sakit akan berurusan dengan organisasi dokter atau jururawat.
2. Lingkungan Internasional dan kegiatan organisasi
A. Lingkungan internasional
Lingkungan ini Antara lain terdiri dari:
• Peluang
Penetrasi Pasar , Akses terhadap Bahan Baku, Akses terhadap lembaga keuangan, dll.
• Tantangan/Ancaman
Pesaing Internasional, Regulasi yang berbeda, Mata Uang yang berbeda, Kondisi sosial dan politik yang berbeda,dll.
B. Berbagai bentuk kegiatan bisnis internasional
• Pasar Produk (product market) melalui Ekspor dan Impor barang atau jasa
• Lisensi (licensing)
• Partner Strategis (strategic partner)
• Investasi Langsung (direct investment) melalui diantaranya berupa pendirian anak cabang perusahaan di berbagai negara (subsidiaries)
C. Faktor-faktor terkait dalam bisnis internasional
• Kontrol Perdagangan Internasional
Tariff dan Quota
• Komunitas Ekonomi Internasional
Uni Eropa, WTO, AFTA,NAFTA, dll
• Perbedaan budaya antar negara
Cross Cultural Management, Simbol dan Bahasa, dll
3. Budaya Organisasi Dan Kegiatan Bisnis
A. Pentingnya budaya bagi organisasi bisnis
Budaya organisasi merupakan cerminan dari karakterisitik-karakteristik bukan menunjukkan perasaan para anggotanya. Para peneliti tentang budaya organisasi merupakan cara mengukur pandangan karyawan terhadap organisasi, patuh terhadap ketentuan-ketentuan organsiasi, menghargai sasaran yang ingin dicapai, menghargai pandangan organisasi, dan mendorong terciptanya persaingan. Sedangkan penelitian tentang sikap kerja lebih menekankan pada cara untuk mengukur respon dan lingkungan kerja.
B. Faktor-faktor penentu terbentuknya budaya organisasi
• Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences) merupakan faktor penentu utama terciptanya sebuah Budaya Organisasi tertentu.
Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan yang dialami organisasi dalam menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.
• Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor penentu terbentuknya sebuah Budaya Organisasi.
Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya diadopsi sehingga menentukan sebuah budaya organisasi.
C.Manajemen bagi budaya organisasi
Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu di tengah-tengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Di suatu Negara tertentu juga terdapat kelompok-kelompok tertentu yang memiliki budaya berbeda, itulah yang disebut sebagai sub-budaya. Hal yang sama sebuah organisasi mempunyai budaya yang disebut sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari kepercayaan dan nilai-nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya.