Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Manusia Sebagai Ciptaan Tuhan (Animal Religiosum)

A. Latar Belakang Abad Pertengahan: Abad Pertengahan, juga dikenal sebagai Masa Kegelapan, adalah periode sejarah Eropa yang berlangsung sekitar abad ke-5 hingga ke-15 Masehi. Pada masa ini, agama dan kekuasaan Gereja Katolik memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat dan pemikiran filosofis. Konsep “Ciptaan Tuhan” muncul dan menjadi penting dalam konteks religiusitas yang melandasi masyarakat abad pertengahan.

B. Arti Konsep Ciptaan Tuhan: Konsep “Ciptaan Tuhan” mengacu pada keyakinan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini merupakan hasil penciptaan oleh Tuhan yang memiliki kekuasaan dan otoritas mutlak. Dalam konteks agama, konsep ini mengimplikasikan bahwa Tuhan adalah sumber dan pembuat segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Konsep Ciptaan Tuhan menekankan pandangan bahwa dunia dan semua isinya tidak muncul secara kebetulan atau hasil dari proses alami semata, melainkan ada rencana dan tujuan yang dibuat oleh Tuhan. Oleh karena itu, segala sesuatu di alam semesta ini dianggap memiliki makna dan kepentingan yang terkait dengan kehendak dan kebijaksanaan Tuhan.

C. Konsep Scala Naturae atau The Great Chain of Being: Scala Naturae atau The Great Chain of Being adalah konsep hierarkis yang mencerminkan tingkatan yang berjenjang dari makhluk hidup di alam semesta. Konsep ini populer pada abad pertengahan dan dianggap mencerminkan tatanan dan hierarki yang ditetapkan oleh Tuhan.

Menurut Scala Naturae, alam semesta diatur dalam urutan hierarkis yang melibatkan tingkatan yang berbeda-beda dari makhluk hidup. Pada puncak hierarki terdapat Tuhan, diikuti oleh malaikat, manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati. Setiap tingkatan memiliki tempat dan peran yang ditentukan dalam tatanan alam semesta.

C. Pandangan Filsuf:

  1. Thomas Aquinas: Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog abad pertengahan yang memiliki pandangan yang kuat tentang konsep Ciptaan Tuhan. Bagi Aquinas, alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan langsung Tuhan dan memiliki tujuan yang ditentukan oleh-Nya. Ia berargumen bahwa akal budi manusia dapat digunakan untuk memahami lebih dalam kehendak Tuhan melalui penelitian dan filsafat.

Aquinas juga mengembangkan konsep teologi alam, di mana alam semesta dianggap sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang Tuhan. Ia berpendapat bahwa pemahaman tentang alam semesta dan hukum-hukum alam dapat membantu manusia memahami kebesaran dan kebijaksanaan Tuhan.

  1. Filsuf lainnya: Selain Aquinas, banyak filsuf abad pertengahan lainnya, seperti Anselm dari Canterbury dan John Duns Scotus, yang memiliki pandangan sejalan dengan konsep Ciptaan Tuhan. Mereka meyakini bahwa alam semesta adalah hasil penciptaan Tuhan dan semua makhluk hidup memiliki tempat yang ditentukan dalam tatanan hierarkis yang ditentukan oleh Tuhan.

Pandangan-pandangan ini mencerminkan pengaruh kuat agama dan teologi dalam pemikiran filosofis abad pertengahan, di mana konsep Ciptaan Tuhan menjadi landasan penting dalam memahami alam semesta dan peran manusia di dalamnya.