Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Manusia sebagai rational animal

A. Latar Belakang Filsafat Klasik Yunani: Filsafat klasik Yunani adalah periode penting dalam sejarah

filsafat yang berkembang pada abad ke-6 hingga ke-4 SM di Yunani kuno. Pada masa ini, konsep “Rational Animal” atau manusia sebagai makhluk rasional menjadi signifikan. Munculnya konsep ini terkait dengan perubahan sosial dan perkembangan intelektual di masa klasik Yunani.

Pada masa tersebut, masyarakat Yunani mulai melampaui pemahaman mitologi dan kepercayaan tradisional. Mereka mulai mengembangkan ketertarikan terhadap penjelasan rasional dan logis tentang dunia dan manusia. Pemikir-pemikir seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles muncul dan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan filsafat klasik Yunani.

B. Arti Rational Animal: “Rational Animal” adalah istilah Latin yang mengacu pada konsep manusia sebagai makhluk yang rasional. Konsep ini menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir rasional yang membedakan mereka dari makhluk lain. Manusia dianggap memiliki kapasitas intelektual yang unik, seperti kemampuan berpikir, memahami, merenung, dan menggunakan akal budi.

Rasionalitas manusia melibatkan kemampuan untuk menggunakan nalar dan logika dalam pemikiran dan tindakan. Manusia dianggap mampu memahami dan memperoleh pengetahuan, mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan rasional, dan mengembangkan moralitas dan etika.

C. Pandangan Plato: Plato adalah seorang filsuf Yunani klasik yang mengembangkan konsep “Rational Animal” dalam pemikirannya. Bagi Plato, manusia adalah makhluk yang memiliki dua komponen utama, yaitu tubuh fisik dan jiwa rasional. Jiwa rasional, menurut Plato, adalah bagian manusia yang memungkinkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih tinggi.

Plato memandang jiwa rasional sebagai sumber pengetahuan yang objektif dan kebenaran yang abadi. Ia percaya bahwa jiwa rasional manusia telah mengenal ide-ide murni di dunia yang tidak kasatmata. Bagi Plato, jiwa rasional adalah bagian manusia yang memungkinkan mereka untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran mutlak dan pengetahuan yang universal.

D. Pandangan Aristoteles: Aristoteles, seorang filsuf Yunani klasik lainnya, juga memiliki pandangan tentang “Rational Animal”. Bagi Aristoteles, rasionalitas merupakan karakteristik esensial manusia yang membedakan mereka dari makhluk lain. Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, merasakan, dan bergerak secara rasional.

Aristoteles menekankan pentingnya akal budi (reason) sebagai kemampuan manusia untuk menggunakan logika dan penalaran. Ia menganggap manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk mencapai pengetahuan, pemahaman, dan kebijaksanaan yang lebih tinggi melalui penggunaan akal budi.

Bagi Aristoteles, rasionalitas adalah sumber manusia dalam mencapai tujuan hidup yang baik dan berarti. Manusia harus mengembangkan potensi rasionalitas mereka untuk mencapai kehidupan yang berkeadilan, bijaksana, dan etis.

Kedua pandangan ini, baik Plato maupun Aristoteles, menekankan pentingnya rasionalitas manusia dan kemampuan mereka untuk berpikir, memahami, dan mencapai kebijaksanaan.