METODE DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Metode angket dan wawancara mempunyai persamaan dasar, yaitu keduaduanya mendasarkan diri kepada data yang berwujud laporan (verbal report) dari subjek yang diselidiki. Laporan itu dapat berbentuk (pada angket), dapat pula berbentuk lisan (pada wawancara). Karena kesamaan yang demikian itu, maka disini kedua metode itu dibicarakan berurutan.
Angket adalah daftar pernyataan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan kepada sejumlah subjek dan berdasarkan atas jawaban dan atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diselidiki.
Angket sering digolongkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan atas siapa yang harus menjawab atau yang mengisi angket itu, angket dibedakan menjadi :
– Angket langsung, yaitu kalau yang menjawab atau mengisi angket itu adalah subjek yang diselidiki sendiri (bukan orang lain).
– Angket tak langsung, yaitu kalau yang harus menjawab atau mengisi angket itu bukan si subjek yang diselidiki sendiri melainkan orang lain.
2. Berdasarkan atas bentuk angket dibedakan menjadi :
– Angket bentuk terbuka, yaitu kalau dalam angket itu belum dibatasi bagaimana jawabannya.
– Angket bentuk tertutup, yaitu kalau jawaban atau isian telah dibatasi atau ditentukan.
3. Berdasarkan atas aspek-aspek kepribadian yang diselidiki dibedakan menjadi :
– Angkat umum, yaitu angket yang bertujuan untuk mendapatkan data yang selengkap mungkin mengenai subjek yang diselidiki.
– Angkat khusus, yaitu angket yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai gejala-gejala atau aspek-aspek kepribadian khusus.
Dalam psikodiagnostik metode angket sering digunakan untuk tujuan mendapatkan pedoman-pedoman umum untuk tindakan diagnostik selanjutnya. Dalam keadaan khusus, angket sering dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum (psikografi) supaya dapat mendapatkan kedudukan gejala khusus yang dihadapi pada tempat yang sebenarnya. Data-data ini sering mempunyai nilai diagnostic yang tinggi.
C. Metode wawancara
Wawancara adalah metode yang mendasarkan diri pada laporan verbal (verbal report) dimana terdapat hubungan langsung antara si penyidik dan subjek yang diselidiki. Jadi dalam metode ini ada “face to face relation” antara penyelidik dan yang diselidiki.
Sedangkan menurut sundberg (1977) wawancara adalah “Interview is a sharing of perspectives and information between to people metting together”. Jadi dalam wawancara akan terjadi pertukaran pandangan dan informasi antara dua orang yang bertemu.
Jika dilihat dari tujuan wawancara dapat dibedakan menjadi 3 macam wawancara, ialah sebagai berikut :
1. Wawancara untuk aplikasi organisasi (personal interview). Misalnya wawancara dalam seleksi calon karyawan pabrik.
2. Wawancara untuk aplikasi klinis (clinical interview). Misalnya wawancara riwayat, keluhan dan riwayat hidup klien.
3. Wawancara untuk aplikasi riset (research interview). Misalnya si bidang riset atau survey.
Sedangkan menurut bentuknya dapat di golongkan menjadi 3 macam, yakni :
1. Wawancara tak berstruktur atau bebas (non-struktured interview). Yaitu wawancara dimana arah pembicaraan sekehendak, tidak terbimbing ke sesuatu tema pokok tertentu.
2. Wawancara berstruktur (structured interview). Yaitu wawancara di mana hal-hal yang akan dibicarakan telah ditentukan terlebih dahulu.
3. Wawancara terarah. Merupakan synthese dari kedua bentuk wawancara yang telah dibicarakan itu. Dimulai dengan bentuk tak berstruktur, selanjutnya diikuti oleh wawancara berstruktur.
Wawancara mempunyai peran penting dalam psikodiagnostik sebagai metode untuk mendapatkan data maupun mencocokkan konstansi yang telah ditetapkan berdasarkan atas metode-metode lain. Terutama dalam keadaan-keadaan dimana diperlukan perlakukan perlakuan secara individual metode wawancara ini mempunyai peran yang sangat besar.
D. Riwayat Hidup
Riwayat hidup atau latar belakang kehidupan (life history), dapat sebagai suatu proses perkembangan dalam jangka panjang yang terjadi dalam satu kurun waktu kehidupan seseorang. Keinston dan sunberg mengajukan tiga hal yang termasuk dalam riwayat hidup, yakni sebagai berikut :
1. Menelusuri tema hidup seseorang.
2. Menelusuri sebab-sebab terjadinya gangguan psikis/keluhan (search of etiology).
3. Menelusuri dugaan atau ramalan (prediksi).
Data riwayat hidup itu juga dapat diriset dengan metode :
1. Metode Longitudional, ialah menelusuri latar belakang kehidupan subjek dalam kurun waktu yang berturut-turut. Atau bisa juga dikatakan bahwa metode longitudinal adalah pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dengan cara menyelidiki individu dalam jangka waktu yang lama.
2. Metode kasus silang, ialah menelusuri latar belakang kehidupan subjek dalam satu periode saja, kemudian dibandingkan dengan kriteria atau subjek lain dalam periode waktu yang sama.
E. Metode pengumpulan bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan seseorang atau yang dihasilkan olehnya sebagai buah karyanya, sering kali mempunyai nilai diagnostic yang penting. Bahan-bahan yang dapat dikumpulkan dan selanjutnya digunakan dalam diagnosis psikologis itu secara garis besar dapat digolongkan demikian.
1. Alat-alat permainan
Permainan sebagai metode penyelidikan bersangkutan langsung dengan observasi. Biasanya si subjek dibiarkan atau disuruh melakukan permainan itu dan observasi bagaimana dia melakukan permainan tersebut. Cara ini sering dipilih, karena dalam suasana bermain itu jiwa si subjek yang diselidiki bebas, tanpa syak wasangka sehingga dia akan bertingkah laku wajar. Akhir-akhir ini mulai dilakukan sebagai teknik terapai yang dasar teoritisnya sebenarnya sama dengan psikodrama dan sosiodrama.
2. Hasil karya
Hasil karya seseorang dapat dipandang sebagai pengabdian dari pada sebagai tingkah lakunya, karena prestasi dihasilkan dari kegiatan. Kegiatan itu hasil karya dapat dipakai sebagai salah satu metode untuk mengungkap keadaan atau sifat-sifat psikis seseorang. Beberapa diantara hasil karya yang banyak digunakan penyelidikan psikologis adalah : puisi, prosa, gambaran dan tulisan tangan.
F. Metode biografis/analisis dokumen pribadi
Metode ini memang jarang dipakai dan hanya dipakai untuk kasus-kasus tertentu, tetapi jika dipakai ada juga manfaatnya untuk menambah pengertian dan kejelasan mengenai kepribadian subjek.
Seacara etimologis biografis adalah metode yang menggunakan bahan-bahan yang berwujud tulisan mengenai kehidupan subjek yang diselidiki, baik tulisan itu dibuat oleh si subjek sendiri, maupun dibuat oleh orang lain. Bahan-bahan biografis yang banyak dipergunakan dalam penyelidikan adalah :
1. Biografi, yaitu tulisan mengenai peri kehidupan yang dibuat (ditulis) oleh orang lain sering bermanfaat dalam pengungkapan kepribadian seseorang. Hanya saja kiranya mudah dimengerti bahwa tulisan ini sangat dipengaruhi oleh sikap dan penilaian, penulis terhadap orang yang ditulis biografisnya.
2. Otobiografi adalah biografiyang ditulis sendiri oleh subjek yang bersangkutan. Kiranya mudah sekali dimengerti, bahwa entah dengan sengaaja atau tidak, orang akan berusaha menyembunikan kelemahan-kelemahannya dalam tulisan tersebut.
3. Buku harian, biasanya berisikan hal-hal yang bersifat pribadi dan biasanya yang dianggap rahasia oleh yang bersangkutan.
4. Kenang-kenangan masa muda, ini kebanyak dibual oleh mereka yang telah melewati setengah umur. Orang-orang yang telah merasa tua, yang menyadari bahwa (masa mudanya). Kenang-kenangan yang demikian itu tentu dapat merupakan sumber data penyelidikan psikologis yang sangat berharga.
5. Case history, merupakan penggunaan berbagai sumber biografis dan masa lampau untuk keperluan analisa sesuatu gejala. Berbagai sumber yang mungkin dapat ikut menerangi sesuatu didalam yang sedang dihadapi (ditackle) itu dipergunakan.
G. Metode Test
Test adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang berdasar atas bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan dan atau melakukan perintah-perintah itu penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan standart test yang lain .
Syarat test :
1. Test itu harus valid.
2. Test itu harus reliable.
3. Test itu harus di standarisasikan.
4. Test itu harus objektif.
5. Test itu harus diskriminatif.
6. Test itu harus comprehensive.
7. Test itu harus mudah digunakan.