Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Pengertian Argumen

Argumen

Argumen adalah suatu upaya untuk membuat lebih dari sekadar pernyataan. Di dalam suatu argumen terselip penawaran serangkaian pernyataan terkait yang mewakili dukungan terhadap pernyataan utama. Hal tersebut tak lain untuk meyakinkan orang lain bahwa apa yang diucapkan dan ditegaskan adalah benar.

Komponen-komponen Argumen

1. Premis

Premis adalah Pernyataan berupa fakta yang menjelaskan alasan dan atau bukti untuk mempercayai suatu klaim atau inferensi. Berikut contoh argumen dengan premis dan kesimpulan:

  • Jika kamu ingin mencari pekerjaan yang bagus, kamu harus bekerja keras (premis)
  • Kamu benar-benar ingin mencari pekerjaan yang bagus. Jadi kamu harus bekerja keras (kesimpulan).

Dua kalimat pertama di sini adalah premis argumen, dan kalimat terakhir adalah kesimpulan. Memberikan argumen ini berarti menawarkan premis sebagai alasan untuk menerima kesimpulan. Untuk bisa memahami lebih jelas, berikut contoh sederhana dari sebuah argumen:

  • Pilot memperoleh banyak uang (premis).
  • Saya ingin menghasilkan banyak uang (premis).
  • Saya harus menjadi pilot (kesimpulan).

Biasanya, tantangan dalam berargumen adalah memperoleh kesimpulan yang menghubungkan premis. berikut contoh lainnya:

  • Dokter mendapatkan banyak uang. (premis)
  • Dengan uang yang banyak, seseorang dapat melakukan banyak perjalanan. (premis)
  • Dokter bisa bepergian. (kesimpulan, dari 1 dan 2)
  • Saya ingin banyak bepergian. (premis)
  • Saya harus menjadi seorang dokter. (dari 3 dan 4)

Di sini dapat dilihat dua jenis klaim berbeda yang dapat terjadi dalam sebuah argumen. Klaim yang pertama adalah klaim faktual, dan ini dimaksudkan untuk menawarkan bukti.

Dua premis pertama di atas adalah klaim faktual dan biasanya, tidak banyak waktu yang dihabiskan untuk itu, baik klaim itu benar atau tidak.

2. Inferensi

Inferensi atau klaim adalah apa yang diselesaikan di akhir argumen. Namun, dalam argumen sederhana, bisa jadi tidak ditemukan inferensi, melainkan hanya terdiri atas premis dan kesimpulan.

3. Kesimpulan

Kesimpulan adalah Penalaran dari sebuah argumen atau sering juga disebut inferensi akhir. Untuk memaparkan sebuah argumen, seorang yang membuat klaim mesti menawarkan pernyataan lanjutan yang setidaknya, secara teori dapat mendukung klaim tersebut.

Sebab, suatu argumen bertujuan untuk menawarkan alasan dan bukti. Apabila inferensi mendapat pernyataan yang mendukung, maka argumen berhasil. Begitu pula sebaliknya.

Jenis-Jenis Argumen

1. Argumen Deduktif

Argumen deduktif adalah argumen yang kalau benar, akan menyertakan bukti-bukti yang konklusif untuk mendukung kebenaran klaimnya.

Karena premisnya kuat, jadi klaim yang disampaikan setelah premis disampaikan bukan lagi sebuah kemungkinan, melainkan kepastian. Kita punya satu contoh yang mungkin pernah anda lihat lewat di televisi atau mungkin di mana gitu.

Contohnya: “Semua manusia fana. Socrates adalah manusia. Maka dari itu, Socrates adalah manusia.”

Dua kalimat pertama pada contoh di atas adalah premis-premis yang mendukung klaim yang terletak di kalimat terakhir. Pada argumen deduktif, klaimnya tidak mungkin benar kalau premisnya nggak bener. Jadi, ada juga argumen yang bisa disebut tidak valid secara deduktif.

2. Argumen Induktif

Argumen induktif ini memasukkan premis-premis yang kalau benar, bisa membuktikan kebenaran dari klaimnya. Lho, terus bedanya apa dong, sama yang deduktif tadi? Bedanya, di sini masih ada kemungkinan buat argumen itu terbukti benar atau salah.

Dalam argumen induktif, klaim yang disimpulkan cuma sebuah perkiraan yang belum diketahui kepastiannya. Makanya dalam menarik kesimpulan argumen ini, perlu dilakukan pengamatan dan observasi terhadap premis-premis yang disediakan.

Contohnya: “Selama ini aku memperhatikan banyak orang yang berbahu bidang dan punya postur tubuh tinggi itu profesinya atlet renang. Jadi, aku menyimpulkan kalau semua orang berbahu bidang dan tinggi adalah atlet renang.”

Dengan premis mengenai bentuk tubuh, argumen di atas menyatakan klaim yang kemungkinan benar bahwa semua orang dengan tubuh demikian merupakan atlet renang.

Nah, untuk selanjutnya argumen secara spesifik bisa dibagi berdasarkan topiknya, misalnya argumen ontologi dan argumen politik. Berikut penjelasan lengkapnya:

3. Argumen Ontologi

Argumen ontologi adalah argumen yang menyimpulkan kalau Tuhan itu ada, dengan menarik premis-premis penting, analitis, dan apriori. Apriori sendiri maksudnya sebagai pengetahuan yang tidak didasari oleh pengalaman tertentu.

4. Argumen Politik

Argumen politik sering kita jumpai, tidak hanya di TV tetapi juga media sosial yang anda pakai sehari-hari. Argumen politik biasanya menawarkan serangkaian alasan untuk melakukan sebuah solusi untuk berbagai permasalahan politik.