Ada empat cara atau metode untuk menyatakan (menuliskan) suatu himpunan, yaitu :
1. Cara Tabulasi
Cara ini sering disebut juga dengan cara pendaftaran (roster method) atau enumerasi, yaitu cara menyatakan suatu himpunan dengan menuliskan anggotanya satu per satu. Untuk membedakan anggota yang satu dengan yang lainnya digunakan tanda koma (,) . Jika banyaknya anggota himpunan itu cukup banyak atau tak hingga, untuk menyingkat tulisan biasanya digunakan tanda titik tiga yang berarti “dan seterusnya”. Cara tabulasi biasa digunakan jika anggota dari himpunan itu bisa ditunjukan satu persatu (diskrit), misal :
(1) A = {0, 1, 2, 3, 4, …}
(2) B = {0, 1, 4, 9, 16, ….}
(3) C = { merah, jingga, kuning, hijau, biru}
Pada contoh (1) banyak anggota dari himpunan A adalah tak hingga sehingga tidak mungkin dituliskan semua anggotanya satu persatu, oleh karena itu digunakan titik tiga setelah aturan (pola) bilangan yang disajikan dapat dilihat. Perhatikan bahwa kita tidak boleh menuliskan seperti A={0, …} atau A={0,1,…} untuk contoh (1) sebab belum tampak polanya. Penulisan seperti itu bisa mengandung interpretasi lain, sehingga tidak sesuai dengan yang dimaksudkan. Pada contoh (2), juga digunakan tanda titik tiga karena banyak anggotanya cukup banyak dan aturan bilangannya sudah tampak,yaitu kuadrat dari bilangan cacah. Kardinal dari setiap himpunan diatas adalah n(A) = ~, n(B) = 11, dan n(C)=5.
2. Cara Pencirian/Deskriptif
Cara ini dikenal juga dengan “rule method” atau metode aturan, atau disebut juga metode pembentuk himpunan. Dalam menggunakan metode deskripsi ini, anggota dari suatu himpunan tidak disebutkan satu per satu, tetapi penyajian anggota himpunannya dilakukan dengan mendefinisikan suatu aturan / rumusan yang merupakan batasan bagi anggota-anggota himpunan. Himpunan yang anggotanya kontinu hanya bisa disajikan dengan cara deskripsi, dan tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi.
Contoh
A = adalah himpunan bilangan cacah yang lebih dari 1 dan kurang dari 8.
Himpunan A, jika disajikan dengan cara tabulasi didapat :
a= {2,3,4,5,6,7}
Sedangkan jika disajikan dengan menggunakan metode deskripsi didapat :
A= {x|1<x<8, x bilangan cacah}
B= {x|1<x<8, x bilangan real}
Himpunan tersebut tidak bisa disajikan dengan cara tabulasi, karena anggotanya kontinu.
Kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang berbeda, yaitu n(A)=6 sedangkan n(B)=~.
3. Simbol-Simbol Baku
Beberapa himpunan yang khusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah baku. Terdapat sejumlah simbol baku yang menyatakan suatu himpunan, yang biasanya disajikan dengan menggunakan huruf kapital dan dicetak tebal. Berikut adalah contoh himpunan yang dinyatakan dengan simbol baku yang sering kita jumpai, yaitu :
N = Himpunan Bilangan Asli {1, 2, 3 , …}
P =Himpunan Bilangan Bulat Positif {1, 2, 3, ….)
Referensi
http://streamvoyage.com/3LAT