Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Perilaku Manajerial, Biaya Agen dan Struktur Kepemilikan

PERILAKU MANAJERIAL

ETIKA MANAJER

Etika (Yunani Kuno :”Ethikos”. berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep sepert benar salah, baik buruk, dan tanggung jawab.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama : meta-etika (studi konsep etiika), Etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

ETIKA MANAJER

Etika manajerial adalah standar perilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W.Griffin dalam bukunya yang berjudul Bussiness.
– Perilaku terhadap karyawan
– Perilaku terhadap organisasi
– Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya

– Perilaku terhadap karyawan
Kategori ini meliputi aspek perekrutan, pemecatan, kondisi upah, dan kerja, serta ruang pribadi dan penghormatan. Pedoman etis dan hukum mengemukakan bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Perilaku yang secara umum dianggap tidak etis dalam kategori ini misalnya mengurangi upah pekerja karena tahu pekerja itu tidak bisa mengeluh lantaran takut kehilangan pekerjaanya.

– Perilaku Terhadap Organisasi
Permasalahan etika juga terjadi dalam hubungan pekerja dengan organisasinya. Masalah yang terjadi terutama menyangkut tentang kejujuran, Konflik kepentingan, dan kerahasiaan. Masalah kejujuran yang sering terjadi diantaranya menggelembungkan anggaran atau mencuri barang perusahaan. Konflik kepentingan terjadi ketika seorang individu melakukan tindakan untuk menguntungkan diri sendiri, namun merugikan atasannya. Misalnya, menerima suap. Sementara itu, masalah pelanggaran etika yang berhubungan dengan kerahasiaan diantaranya menjual atau membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain.

– Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Seorang manajer juga harus menjalankan etika ketika berhubungan dengan agen-agen ekonomi lain, seperti pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, distributor, dan serikat buruh.

Pembuatan Keputusan Etis

Didorong oleh sebagian peningkatan keprihatian terhadap skandal etika dalam bisnis dan sebagian lagi oleh peningkatan kesadaran perusahaan mengenai pentingnya perilaku etis. Banyak organisasi telah menekankan kembali perilaku etis pada diri karyawan. Penekanan ini dapat berupa berbagai macam bentuk, tetapi perilaku etis harus dimulai dari manajer puncak.

Prinsip dalam keputusan etis :
1. Pendekatan Manfaat : Harus menghasilkan kebaikan terbesar bagi banyak pihak.
2. Pendekatan Individualisme : Mendukung kepentingan jangka panjang dan mengarah kebaikan yang lebih besar.
3. Pendekatan hak-hak moral : tidak melanggar hak asasi dari mereka yang dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut.
4. Pendekatan keadilan : Didasarkan pada standar keadilan, kewajaran, dan sikap tidak memihak.


BIAYA AGEN

Biaya agen (agency cost) adalah konsep ekonomi mengenai biaya pemilik (principal) baik organisasi, perseorangan atau sekelompok orang, ketika pemilik (principal) memilih atau menyewa seorang “agen” untuk bertindak atas namanya. Kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda dan agen memiliki informasi lebih banyak, maka pemilik(principal) tidak bisa secara langsung memastikan bahwa agennya selalu bertindak dalam kepentingan yang terbaik bagi pemilik (principal).

Contoh biaya keagenan :
1. Biaya yang ditanggung oleh pemegang saham pemilik (principal), ketika manajmen perusahaan (agen) membeli perusahaan lain untuk memperluas kekuasaanya, atau menghabiskan uang ada proyek-proyek yang lebih disukai bukannya memaksimalkan nilai perusahaan.

2. Masyarakat sebagai pemilih dimana berperan sebagai principal ketika seorang politisi/wakil rakyat sebagai (agen). Seringkali politisi tersebut yang lolos legislatif selalu dibantu oleh “kontributor” besar untuk kampanye mereka daripada para pemilihnya.

Sumber Biaya

Biaya ini terdiri dari dua sumber utama :

1. Biaya Inheren terkait dengan penggunaan agen (misalnya, risiko bahwa agen akan menggunakan sumber daya organisasi untuk keuntunga mereka sendiri).

2. Biaya teknik yang digunakan untuk mengurangi masalah yang terkat dengan agen menggunakan informasi (laporan keuangan, biaya produksi) atau menggunakan mekanisme menyelaraskan kepentingan agen dengan principal (Misalnya kompensasi eksekutif dengan pembayaran ekuitas seperti opsi saham).

Biaya agen dalam tata kelola perusahaan

Asimetri informasi yang ada antara pemegang saham dan Chief Executive Officer (CEO) umumnya dianggap sebagai contoh klasik dari masalah principal-agent. Agen (manajer) bekerja atas nama principal (pemegang saham), yang tidak mengamati tindakan, atau banyak tindakan, atau tidak menyadari dampak dari banyak tindakan agen. Yang paling penting, bahkan jika tidak ada informasi asimetris, desain kontrak manajer akan menjadi sangat penting untuk menjaga hubungan antara tindakan mereka dan kepentingan pemegang saham.
Asimetri informasi memberikan kontribusi untuk masalah moral hazard dan adverse selection.
Biaya agensi terutama timbul karena biaya kontrak dan perbedaan kontrol, pemisahan kepemilikan dan kontrol serta tujuan manajer yang berbeda (bukan maksimalisasi pemegang saham).

Manajemen
Kasus klasik agency cost perusahaan adalah profesional manajer khususnya CEO dengan hanya sebagian kecil kepemilikan, memiliki kepentingan yang berbeda dari pemilik perusahaan.
Alih-alih membuat perusahaan lebih efisien dan menguntungkan, CEO mungkin tergoda untuk :

1. Membangun kerajaan (yaitu meningkatkan ukuran perusahaan, bukan ukuran dari keuntungan, yang biasanya meningkatkan prestise eksekutif : tunjangan, kompensasi, dan lain lain, tetapi dengan mengorbankan efisiensi dan nilai perusahaan).

2. Tidak memecat bawahan yang biasa-biasa saja atau bahkan yang tidak memiliki kemampuan

3. Mempertahankan uang dalam jumlah besar, boros, memberikan kemerdekaan dari pasar modal.

4. Maksimum kompensasi dengan meminimalkan “persyaratan” tekanan.

5. Melakukan penipuan, manajemen bahkan mungkin memanipulasi angka-angka keuangan unuk mengoptimmalkan bonus dan harga saham yang berhubungan dengan pilihan.


STRUKTUR KEPEMILIKAN

Struktur kepemilikan (Ownership Structure) adalah struktur kepemilikan saham yaitu perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional, kepemilikan manajemen, dan kepemilikan asing dalam kepemilikan saham perusahaan.

NPM (Net Profit Margin)

Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Joel G Segel dan Jae K Shim (dalam Fahmi, 2015 :18) mengatakan margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus.

ROA (Return Of Assets)
Return Of Assets atau hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset.

ROE (Return On Equity)
Rasio Return On Equity disebut hasil pengembalian atas equitas merupakan rasi yang menunjukkan seberapa besar kontribusi equitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total equitas. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap equitas.

 REFERENSI
http://aprinalpradikha.blogspot.com/2015/09/perilaku-manajerial_15.html
http://nurkhikmah.blogspot.com/2013/03/agency-cost.html
https://media.neliti.com/media/publications/128277-ID-analisis-perbedaan-struktur-kepemilikan.pdf