Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Political Marketing, Political Public Relations dan Propaganda

POLITICAL MARKETING

Pemasaran politik atau political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis dan taktis dalam menyebarkan makna politik kepada pemilih untuk mensukseskan kandidat atau partai politik dengan segala aktivitas politiknya yang dilakukan dengan metode atau pendekatan marketing dalam menghadapi persaingan dan memperebutkan pasar (market) melalui saluran-saluran komunikasi tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan, sikap dan perilaku calon pemilih secara efektif dan efisien.

Bauran Pemasaran Politik 

Menurut Firmanzah (2012), sama seperti pemasaran pada umumnya, marketing politik juga memiliki empat bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P, yaitu produk (product), promosi (promotion), harga (price) dan penempatan (place). Adapun penjelasan ke empat bauran pemasaran politik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Product (Produk) 

Produk (product) yang ditawarkan institusi politik merupakan sesuatu yang kompleks, dimana pemilih akan menikmatinya setelah sebuah partai arau seorang kandidat terpilih. Produk berarti partai, kandidat, dan gagasan-gagasan partai yang akan disampaikan kepada konstituen. Produk ini berisi konsep, identitas ideologi, baik dimasa lalu maupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik.

Produk utama sebuah institusi politik adalah platform partai yang berisikan konsep, identitas ideologi, dan program kerja sebuah institusi. Selain itu, apa yang telah dilakukan partai politik di masa lalu berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik. Akhirnya, karakteristik atau ciri seorang pemimpin atau kandidat memberikan citra, simbol, dan kredibilitas sebuah produk politik (political product).

Tiga dimensi penting yang harus dipahami dari sebuah produk politik adalah (1) person/ party/ideology (pribadi/partai/ideologi), (2) loyalty (kesetiaan), dan (3) mutability) (bisa berubah-ubah). Seorang kandidat, partai politik dan ideologi partai adalah identitas sebuah institusi politik yang ditawarkan ke pemilih. Para pemilih akan mempertimbangkan mana yang mewakili suara mereka. Loyalitas pemilih adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh sebuah institusi politik. Kandidat perlu menjaga kepercayaan pemilih agar pemilih tetap memberikan suaranya. Mutability atau berubah-ubah, berkaitan dengan persepsi pemilih terhadap kandidat. Produk-produk politik inilah yang merupakan modal utama kandidat dalam yang harus dikembangkan dan dijaga agar masyarakat dapat memilih mereka sebagai wakil dari suara mereka.

b. Promotion (Promosi) 

Promosi (promotion) adalah upaya periklanan, kehumasan, dan promosi untuk sebuah partai yang dibaurkan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam melakukan promosi produk yang mereka punya, partai politik biasanya menggunakan media massa. Media massa seperti televisi, baliho, selebaran, spanduk atau surat kabar menjadi sarana yang paling tepat untuk mempromosikan produk politik. Selain itu, promosi juga bisa dilakukan melalui pengarahan massa dalam jumlah besar untuk menghadiri sebuah pawai atau temu kader. Selain ingin tetap menjaga antara institusi politik dengan masanya, kesempatan macam ini akan diliput oleh media massa sehingga tidak bisa langsung dilihat sebagai media promosi.

c. Price (Harga) 

Harga (price), mencakup banyak hal, mulai dari ekonomi, psikologis, sampai citra nasional. Harga ekonomi mencakup semua biaya yang dikeluarkan partai selama periode kampanye. Harga psikologis mengacu pada harga persepsi psikologis misalnya, pemilih merasa nyaman dengan latar belakang etnis, agama, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan harga citra nasional berkaitan dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut dapat memberikan citra positif dan dapat menjadi kebanggaan negara.

d. Place (Penempatan) 

Penempatan (place) berkaitan erat dengan cara hadir atau distribusi sebuah partai dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih. Ini berarti sebuah partai harus dapat memetakan struktur serta karakteristik masyarakat baik itu geografis maupun demografis. Partai politik dan kandidat (presiden dan kepala daerah) mendistribusikan pesan dengan cara kunjungan ke daerah-daerah tertentu dan juga tempat-tempat seperti pasar tradisional. Berbeda dengan kandidat kepala desa, dikarenakan mereka telah berada pada wilayah yang sama dengan pemilih maka distribusi pesan dilakukan dengan cara kunjungan langsung kerumah warga-warga yang merupakan pendukung mereka.

Strategi STP (Segmentasi, Targeting dan Positioning) dalam Pemasaran Politik 

Pendakatan marketing muncul sebagai suatu pendekatan baru dalam ilmu politik yang mampu menjawab kebutuhan strategi yang dapat menghasilkan kemenangan dalam pemilu. Secara ideal teori marketing politik yang paling sesuai dengan proses sukses pada pemilu adalah berdasarkan konsep pendekatan marketing politik adalah proses yang menawarkan kepada para politisi untuk dapat mengefektifkan penyusunan produk politik, segmentasi politik, positioning politik, komunikasi politik, dan kampanye politik. Menurut Firmanzah (2012), strategi segmentasi, targeting, dan positioning politik dilakukan dengan cara sebagai berikut: 

a. Segmentasi Politik 

Segmentasi merupakan proses pengelompokan yang menghasilkan kelompok berisi individu-individu yang dihasilkan disebut sebagai segmen. Segmentasi sangat diperlukan untuk menyusun program kerja partai, terutama cara berkomunikasi dan membangun interaksi dengan masyarakat. Tanpa segmentasi, partai politik akan kesulitan dalam penyusunan pesan politik, program kerja, kampanye politik, sosialisasi, dan produk politik.

Orientasi pasar sangat tergantung pada segmentasi yang merupakan aktivitas seperti deteksi, evaluasi dan pemilihan kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik sehingga memungkinkan untuk mendesain suatu strategi yang sesuai dengan karakteristik tersebut. Dalam segmentasi, masyarakat akan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu. Kompleksitas dan kerumitan struktur masyarakat dicoba disederhanakan melalui identifikasi setiap kelompok yang menjadi penyusun utama suatu masyarakat.

Peran segmentasi perlu dilakukan untuk memudahkan partai politik ataupun individu menganalisis perilaku masyarakat, mengingat masyarakat terdiri dari berbagai kelompok yang memiliki latar belakang dan karakteristik yang berbeda. Masing-masing membutuhkan pendekatan yang berdeda satu dengan yang lainnya. Partai politik ataupun individu harus memahami dengan siapa mereka berkomunikasi.

b. Targeting Politik 

Dalam targeting, yang pertama kali dilakukan adalah membuat standard dan acuan pengukuran masing-masing segmen politik. Standar yang digunakan sebagai acuan yaitu menggunakan jumlah dan besaran pemilih, jadi wilayah mana yang penduduknya penuh dengan pemilih atau populasi yang banyak, karena merekalah penyumbang suara terbanyak pada saat pemilihan umum. Tidak hanya wilayah dengan populasi terbanyak saja yang dijadikan sebagai targeting oleh partai politik, targeting juga bisa dilakukan di wilayah yang memiliki banyak tokoh penting bagi masyarakatnya, karena dengan hal itu partai politik bisa membuka opini publik agar dapat memperoleh suara banyak. Meskipun jumlah kelompok masyarakat tersebut tidak memiliki besaran yang signifikan, pengaruh mereka dalam membentuk opini publik sangat besar.

c. Positioning Politik 

Positioning dalam marketing politik adalah semua aktivitas untuk menanamkan kesan di benak para konsumen agar mereka bias membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan. Dalam positioning, atribut produk dan jasa yang dihasilkan akan terekam dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen. Dengan demikian, pemilih akan lebih mudah untuk membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh calon kandidat. Konsepnya, semakin tinggi image yang ditanamkan kepada pemilih, maka semakin mudah pemilih mengingat kandidat atau partai tersebut. Image politik itu terdiri dari program kerja partai, isu politik dan image pemimpin partai. Dalam hal ini positioning tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek melainkan dilakukan dalam waktu jangka panjang. Hal ini dikarenakan menempatkan image dan kesan positif dalam benak masyarakat membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang lama.

Strategi Kampanye dalam Pemasaran Politik 

Menurut Nursal (2004), terdapat tiga strategi mengkampanyekan political marketing yaitu; pemasaran produk politik secara langsung kepada calon pemilih (push political marketing ), pemasaran produk politik melalui media massa (pull political marketing ) dan melalui kelompok, tokoh atau organisasi yang berpengaruh (pass political marketing). Adapun penjelasan ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemasaran Langsung Kepada Calon Pemilih (Push Political Marketing) 

Push Political Marketing merupakan pemasaran produk politik secara langsung ke calon pemilih. Strategi ini lebih berfokus pada isu-isu yang penting bagi para electorate dan bukan hanya menjual kandidat atau partai sebagai sebuah komunitas. Pesan komunikasi pada strategi ini bisa disampaikan secara langsung oleh kandidat atau partai, tapi bisa juga melalui relawan yang datang membagikan brosur, flyer, sticker dan sebagainya. Relawan inilah yang bertugas untuk mengumpulkan data yang berupa persepsi electorate, mengukur pengaruh pesan dan mencatat perubahan dalam sikap dan perilaku electorate. Dalam pemilihan tingkat nasional, strategi ini adalah hal yang paling sulit dilakukan mengingat membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Namun untuk pemilihan lokal cara ini cukup mudah untuk dilakukan.

b. Pemasaran Melalui Media Massa (Pull Political Marketing) 

Pull Political Marketing adalah strategi yang paling banyak digunakan oleh partai dan kandidat. Penyampaian pesan strategi ini dilakukan melalui media massa baik elektronik, cetak, luar ruang, mobile dan internet. Strategi ini mempunyai kelebihan dapat membombardir pesan kepada khalayak, namun kurang dapat terukur efektivitas-nya. Karena membutuhkan biaya yang sangat besar, strategi ini biasanya dilakukan oleh partai atau kandidat kaya atau mempunyai dana kampanye yang banyak.

c. Pemasaran Melalui Tokoh, Kelompok atau Organisasi Berpengaruh (Pass Political Marketing) 

Strategi yang terakhir adalah pass political marketing, strategi ini penyampaian pesan dilakukan melalui individu, kelompok atau organisasi yang mempunyai pengaruh. Strategi ini memerlukan kehati-hatian dalam melakukannya karena jika terjadi kesalahan maka akan berakibat fatal (pesan komunikasi tidak akan diterima) bahkan ditolak. Cara-cara pendekatan dan lobbying pada strategi ini perlu disesuaikan dengan tipe-tipe individu, kelompok dan organisasinya. Tidak bisa satu transaksi digunakan untuk semua.

POLITICAL PUBLIC RELATIONS

Definisi Public Relations Politik

Menurut Romy Frohlich (Heryanto & Zarkasy, 2012), public relations politik adalah sebuah kerja melayani publik dengan membawa sejumlah isu untuk menjadi perhatian publik. Public relations politik dapat dipahami sebagai sebuah kekhususan proses public relations yang berupaya membangun komunikasi dengan publik internal dan publik eksternal organisasi dalam suatu lingkungan politik degan melibatkan komponen-komponen dan sumber daya politik untuk mengelola sejumlah isu agar mendapatkan perhatian, dilakukan secara sistematis, terencana, dan terarah untuk memperoleh kesepahaman dengan berbagai pihak dalam upaya mewujudkan tujuan politik organisasi.

Menurut Froehilch dan Rudiger (Heryanto & Zarkasy, 2012), public relations politik sebagai penggunaan saluran-saluran media untuk mengkomunikasikan interpretasi isu-isu politik yang khusus dalam upaya pengumpulan dukungan publik.

Tujuan Public Relations Politik

Tujuan utama aktivitas public relations politik adalah mendapatkan dukungan politik dari publik internal dan eksternal dalam pencapaian tujuan khusus sebuah organisasi atau institusi publik. Tujuan umum ini jika dirinci lagi adalah sebagai berikut (Heryanto & Zarkasy, 2012):

  1. Menciptakan soliditas dan kohesivitas internal organisasi melalui upaya pelayanan publik internal sehingga seluruh komponen dan sumber daya politik organisasi bisa dioptimalkan dalam pencapaian tujuan organisasi.
  2. Menjembatani hubungan organisasi dengan publik eksternal dalam rangka menumbuhkan kesepahaman dan dukungan atas sejumlah program dan tujuan khusus organisasi.
  3. Memperoleh penemuan-penemuan, penyimpulan-penyimpulan, dan rekomendasi atas sejumlah isu dan dinamika politik yang berkembang.
  4. Mengetahui secara pasti posisi kekuatan, kelemahan, dan peluang, serta tantangan organisasi di tengah hubungannya dengan berbagai pihak di internal ataupun eksternal organisasi melalui evaluasi yang sistematis terarah dan berkelanjutan.

Pendekatan Public Relations Politik

Public relations politik merupakan aktivitas persuasi yang dilakukan terhadap publik internal dan eksternal sebuah institusi. Dalam melakukan tindakan persuasi, ada delapan pendekatan yang dapat digunakan dalam public relations politik (Heryanto & Zarkasy, 2012), antara lain:

1. Relasi Politik dengan Publik

Pendekatan relasi politik dengan publik terpengaruh oleh praktik public relations di Amerika Serika. Fokus pendekatan ini pada proses identifikasi, pencarian, dan pengaturan hubungan dengan key audience. Grunig dan Hunt (Heryanto & Zarkasy, 2012) memandang public relations sebagai manajemen komunikasi antara sebuah organisasi dan publiknya.

2. Paradigma Politik Grunigian

Pendekatan paradigma politik Grunigian banyak dipraktikan di daratan Eropa, yakni cara menciptakan pemahaman bersama antara organisasi dan publiknya. Grunig dan Hunt (Heryanto & Zarkasy, 2012) berpendapat untuk mengutamakan tindakan guna mengembangkan mutual benefit. Prasyarat utama harus ada two-ways symetrical communication.

3. Hype Politik

Hype politik merupakan kerja public relations yang mengambil pendekatan publisita. Rumusannya adalah “to make noise” untuk menggapai perhatian khalayak. Dengan demikian, persuasi banyak dilakukan melalui media relations. Penggunaan press release dan building personal relationship dengan wartawan menjadi kerja yang menonjol dalam pendekatan ini.

4. Persuasi Politik

Persuasi politik merupakan sebuah pendekatan pluralis yang memosisikan power relationship tidaklah sama. Langkah persuasif merupakan upaya memperkaya informasi dan mengubah perilaku, serta sikap dari key audience. Pendekatan ini kerap diidentikkan dengan propaganda. Moloney (Heryanto & Zarkasy, 2012) menyebut public relations sebagai weak propaganda dalam menunjukkan kepentingan memengaruhi pihak lain. Selain diidentikkan dengan propaganda, pendekatan ini juga berakar dari tradisi retorika.

5. Manajemen Hubungan Politik

Tujuan pendekatan manajemen hubungan politik adalah memberi tekanan dan lobi dalam memengaruhi kebijakan pemerintah. Pendekatan ini memaksimalkan ide dan kontak terhadap individu-individu aktivis organisasi yang menjadi bagian dari kebijakan komunitas.

6. Manajemen Reputasi Politik

Pendekatan manajemen reputasi politik menekankan pada manajemen lintas hubungan. Fokus dalam identifikasi, pengaturan, dan perubahan pada reputasi organisasi. Pendekatan ini menggunakan tindakan perusasif untuk menajamkan opini, baik untuk key audience maupun publik opini secara luas, sehingga bisa mengarahkan opini publik sesuai dengan harapan dari institusi.

7. Hubungan Publik Politik

Hubungan publik politik merupaka perspektif yang banyak digunakan di Eropa, fokusnya adalah working in public dengan cara memberi perhatian lebih pada penanganan isu-isu Hak Asasi Manusia dan kebebasan berbicara.

8. Pembangunan Komunitas Politik

Pendekatan pembangunan komunitas politik lazim digunakan di Midwestern United States. Fokusnya pada upaya menciptakan dan mengatur rasa memiliki komunitas (sense of community). Pendekatan komunitas ini dianggap cocok terutama untuk mengurangi konflik.

Karakterisitik Public Relations Politik

Public relations politik memiliki karakteristik yang khas dalam membangun hubungan dengan publik internal dan eksternalnya. Adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut (Heryanto & Zarkasy, 2012):

  1. Komunikasi bertujuan (purposeful communication). Public relations politik biasanya diarahkan untuk mencapai tujuan khusus dalam kepentingan politik organisasi. Misalnya, bertujuan untuk mengajukan dukungan atau tuntutan politik kepada pihak lain.
  2. Public relations politik secara sengaja dan sadar menjalankan proses komunikasi untuk memengaruhi lingkungan politik.
  3. Adanya mekanisme yang sistematik. Public relations politik biasanya tak berjalan sporadis, tetapi dilakukan dengan rencana yang terarah, sistematik, dan berkesinambungan dalam pencapaian tujuan organisasi.

Manfaat Public Relations Politik

Menurut Heryanto dan Zarkasy (2012) ada lima manfaat khusus public relations politik, antara lain:

  1. Public relations politik dapat membangun kohesivitas kelompok dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal secara lebih alamiah karena dilakukan secara terencana, teratur, dan berkesinambungan.
  2. Public relatons politik dapat menjadi cara atau teknik penyerahan tuntutan ataupun dukungan sebagai masukan yang lazimnya digunakan dalam sistem politik.
  3. Public relations politik dapat menjadi penghubung antara pemerintah dan rakyat. Misalnya, dalam rangka memobilisasi sosial, implementasi hubungan, kepatuhan dan integrasi.
  4. Public relations politik dapat menjalankan fungsi sosialisasi kepada warga masyarakat. Sosialisasi dapat dipahami sebagai transmisi nilai-nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Public relations politik bermanfaat dalam mengoordinasikan tata nilai politik yang diinginkan oleh lembaga, sehingga memungkinkan munculnya homogenitas antara organisasi dan publik (internal dan eskternal).

PROPAGANDA

Pengertian Propaganda Menurut Para Ahli

Adapun beberapa pengertian propaganda menurut para ahli, diantaranya yaitu:

1. Pengertian Propaganda Menurut KBBI

Propaganda merupakan suatu penerangan ataupun paham, pendapat, dan lainnya sebagai yang menjadi salah dan benar yang mungkin saja dikembangkan dengan sebuah tujuan untuk meyakinkan orang agar menganut sebuah sikap, aliran, dan juga arah dari tindakan tertentu.

2. Pengertian Propaganda Menurut Irawanto (2004)

Propaganda adalah sebuah seni permainan kata dalam berkomunikasi yang rumusan pesannya akan dirangkai tanpa adanya pertimbangan benar ataupun salah. Kemudian pesan tersebut akan disebarkan secara sistematis dengan menggunakan metode dan teknik tertentu serta rencana yang matang melalui berbagai macam alat komunikasi untuk mempengaruhi pendapat, perilaku, dan juga sikap masyarakat atau massa.

3. Pengertian Propaganda Menurut Heyanto dan Farida (2010)

Pengertian propaganda adalah sebuah komunikasi yang dipakai oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif ataupun pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu. Kemudian akan dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digadbungkan ke dalam suatu organisasi.

4. Pengertian Propaganda Menurut Jacques Ellul (Nimmo, 1989)

Propaganda merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun partai politik, dengan maksud untuk mencapai tujuan politik.Dimana kegiatan tersebut akan berisi mengenai pesan-pesan yang khas dan berjangka pendek. Propaganda ini digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif ataupun pasif ke dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri dari individu-individu.

5. Pengertian Propaganda Menurut Harold D. Lasswell (Nurudin, 2004)

Propaganda merupakan kontrol opini yang dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol yang memiliki arti atau menyampaikan pendapat yang akurat dan konkret, melalui sebuah cerita, rumor laporan gambar dan juga bentuk lain yang dapat digunakan dalam komunikasi sosial.

6. Pengertian Propaganda Menurut Ralp D. Casey

Propaganda merupakan suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk memantapkan suatu sikap ataupun merupakan suatu pendapat yang berhubungan dengan doktrin tertentu atau program tertentu. Di pihak lain, propaganda adalah upaya yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi untuk menyebarkan sebuah fakta dalam semangat objektivitas dan juga kejujuran.

Tujuan Propaganda

Berikut ini adalah beberapa tujuan dari adanya propaganda yaitu sebagai berikut:

1. Mempengaruhi Pendapat Masyarakat

Propaganda tak hanya bertujuan untuk bisa mengkomunikasikan berbagai macam fakta kepada publik, tapi juga berbagai fakta yang akan mempengaruhi opini publik atau pendapat masyarakat terhadap suatu isu. Perubahan dari pendapat masyarakat ini bisa berupa positif ataupun negatif.

2. Memanupulasi Emosi

Propaganda ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik dengan cara memanipulasi emosi. Bahkan juga kerap dilakukan dengan berbagai macam cara yang membahayakan. Melalui beberapa teknik propaganda ini, para propagandis bisa memanipulasi kata dari suatau, simbol, dan juga pesan non verbal, agar bisa membangkitkan emosi para penonton.

Teknik Propaganda

Terlepas dari bagaimana propaganda digunakan. Berikut ini adalah teknik umum yang digunakan untuk memanipulasi oranglain untuk merespon atau bertindak dengan cara yang diinginkan oleh propagandis atau orang yang melakukan propaganda, antara lain:

1. Bandwagon

Teknik yang satu ini bertujuan untuk membuat orang lain agar mengikuti tindakan banyak orang yang sudah sesuai dengan kehendak si pembuat propaganda. Umumnya, orang-orang akan memilih pendapat atau sisi yang tidak sesuai dengan keyakinan atau nilai mereka sendiri, namun dengan apa yang diyakini dan dihargai oleh banyak orang. Sebab, kecenderungan manusia memang lebih senang mengikuti mayoritas dan tren terbaru.

2. Snob Appeal

Teknik ini akan melibatkan upaya meyakinkan masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan keinginan propagandis dan memenuhi tujuan mereka. Supaya teknik yang satu ini berhasil, maka para propagandis harus memposisikan diri mereka sebagai pemilik produk, ide ataupun opini yang layak untuk status elit. Banyak humas yang bertanggung jawab atas PR perusahaan dengan menggunakan teknik serupa sebagai salah satu cara untuk mempertahankan persepsi bahwa bisnis tersebut akan menciptakan dan menjual barang berkualitas tinggi.

3. Vague Terms

Para pembuat propaganda kadang kala bisa mencapai tujuan mereka guna mempengaruhi opini publik dengan hanya menggunakan kata-kata kosong. Ketika menggunakan teknik yang satu ini, para propagandis dengan sengaja akan menggunakan istilah-istilah samar yang ditujukan untuk memikat. Pemeriksaan istilah, bagaimanapun, bisa mengungkapkan bahwa mereka tidak hanya menawarkan definisi atau komitmen nyata terhadap makna. Adapun tujuan dari teknik propaganda ini yaitu untuk menawarkan generalisasi yang memprovokasi penonton untuk mengeluarkan energinya untuk interpretasi dibandingkan mengkritik.

4. Loaded Words

Kata-kata memang mempunyai kekuatan dalam hal public relation. Tak heran jika banyak propagandis yang menggunakan teknik yang melibatkan kata-kata yang sarat untuk mempengaruhi pendapat masyarakat. Saat mencoba meyakinkan publik untuk bertindak, maka para propagandis akan menggunakan kata-kata yang terlalu positif atau kata-kata yang mempunyai asosiasi yang menyenangkan. Sementara itu, jika tujuannya untuk menghalangi tindakan, maka para propagandis bisa memilih kata-kata yang sangat negatif untuk dikomunikasikan kepada publik seperti kata-kata yang menimbulkan kemarahan, ketakutan, dan juga keraguan.

Cara sederhana dan juga efektif untuk penggunaan kata-kata yang sarat yaitu dengan menggunakan tindakan menyebut nama, yang mana digunakan oleh banyak kelompok politik untuk meremehkan opisis, memadamkan perbedaan pendapat, dan juga kelompok kambing hitam.

5. Transfer

Teknik propaganda ini biasanya mengguanakan pengaruh dari seorang tokoh yang paling berwibawa di lingkungan tersebut. Dimana teknik ini akan memanfaatkan wibawa, kesepakatan, dan juga kehormatan sebagai sarana untuk memperkuat penerimaan masyarakat dalam propaganda. Umumnya, di dalam teknik ini berlaku sistem simbol, seperti misalnya bendera melambangkan suatu bangsa.

6. Unreliable Testimonial

Propaganda bisa bergantung pada kemampuan orang yang tidak terkait untuk berhasil menjual opini, ide, produk, ataupun tindakan. Dalam sebuah periklanan modern, perusahaan bisa meminta selebritas atau artis untuk membantu menjual produk mereka sebagai bagian dari upaya hubungan dengan masyarakat umum. Kerapkali, selebriti ini tidak mempunyai pengalaman pribadi dengan produk ataupun latar belakang dengan ilmu yang dipakai untuk membuatnya. Namun, testimonial mereka bisa meningkatkan penjualan hanya karena mereka bisa memberikan wajah yang bisa dikenal dan kadang kala bisa dipercaya oleh publik. Penonton dari teknik propaganda ini lebih percaya dengan testimoni dibandingkan menilai produk, perusahaan, ide berdasarkan kemampuannya sendiri.

7. Using All From of Persuasions

Teknik propaganda yang digunakan bertujuan untuk membujuk orang lain dengan rayuan, iming-iming, dan juga himbauan. Dimana biasanya, teknik propaganda yang satu ini digunakan dalam pemilu.

Jenis-jenis Propaganda

Berikut ini adalah beberapa jenis propaganda berdasarkan sifat, sumber isi pesannya, media yang digunakan, dan lain sebagainya.

1. Jenis Propaganda Berdasarkan Sifatnya

Menurut Sastropoetro (1991), berikut ini adalah beberapa jenis propaganda berdasarkan sifatnya, antara lain:

a. Black Propaganda, yakni jenis propaganda yang bersifat terbuka, dimana biasanya akan menyerang narasumber yang dikenai propaganda secara terang-terangan atau terbuka.

b. White Propaganda, yakni propaganda tertutup atau biasanya dilakukan secara diam-diam. Dimana para propagandis tidak secara terang-terangan menyerang orang yang akan dikenai propaganda.

c. Grey Propaganda, yakni propaganda yang tidak diketahui pasti narasumbernya, maka hal ini bisa menimbulkan keraguan.

2. Jenis Propaganda Berdasarkan Sumber Isi Pesannya

Menurut Soelhi (2012), berikut ini adalah beberapa jenis propaganda berdasarkan sumber isi pesannya, antara lain:

a. Propaganda tertutup, yaitu sumber propaganda ini bersifat terteutup sehingga tidak diketahui siapa sumbernya.

b. Propaganda terbuka, yaitu sumber propaganda ini dijelaskan dengan terang-terangan dan secara terbuka.

c. Propaganda tertunda, yaitu sumber propaganda ini awalnya dirahasiakan, namun lamat laun mulai terbuka dan jelas.

3. Jenis Propaganda Berdasarkan Media yang Digunakan

Menurut Ellul (Nurudin, 2004), jenis propaganda berdasarkan media yang digunakan dibagi menjadi dua jenis, antara lain:

a. Propaganda vertikal, yakni propaganda yang dilakukan oleh satu pihak kepada banyak orang dan umumnya akan mengandalkan media massa untuk menyebarkan pesan-pesannya.

b. Propaganda horizontal, yakni propaganda yang dilakukan oleh seorang pemimpin suatu organisasi ataupun kelompok kepada anggota organisasi ataupun kelompok tersebut melalui tatap muka atau komunikasi antar personal dan biasanya akan menggunakan media massa.

4. Jenis Propaganda Berdasarkan Metodenya

Menurut Sholehi (2012), jenis propaganda berdasarkan metodenya dibagi menjadi dua jenis, antara lain:

a. Coersive propaganda, yakni propaganda yang dilakukan dengan menggunakan metode ancaman atau kekerasan. Target propagandanya sendiri akan melakukan sesuatu sebagai akibat dari rasa takut, rasa ngeri, dan rasa terancam. Peraan yang muncul karena adanya sanksi-sanksi tertentu melalui pesan yang mereka terima.

b. Persuasive propaganda, yakni propaganda yang menggunakan metode penyampaian pesan yang menimbulkan rasa tertarik. Sehingga target propaganda merasa senang dan rela untuk melakukan sesuatu.

5. Jenis Propaganda Berdasarkan Tujuannya

Menurut Heryanto dan Farida (2010), jenis propaganda berdasarkan tujuannya dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

a. Propaganda Sosial

Jenis propaganda yang satu ini akan berlangsung secara berangsur, sifatnya meresap ke dalam lembaga-lembaga ekonomi, politik, dan sosial. Melalui propaganda ini, orang-orang akan disuntik dengan cara hidup ataupun ideologi. Hasilnya yaitu, suatu konsepsi umum mengenai masyarakat yang dengan setia dipatuhi oleh setiap orang kecuali beberapa orang yang dinilai menyimpang.

b. Propaganda Politik

Jenis propaganda ini adalah propaganda yang dilakukan oleh pemerintah, partai politik, dan juga kelompok kepentingan dengan tujuan untuk membentuk dan membina opini publik dalam mencapai tujuan politik dengan menggunakan pesan khas yang lebih berjangka pendek. Propaganda politik ini berupa kegiatan komunikasi politik yang dilakukan secara terencana dan juga sistematik dengan menggunakan sugesti untuk mempengaruhi, membentuk, dan membina opini publik.

c. Propaganda Agitasi

Propaganda agitasi ini berupaya agar orang-orang bersedia untuk memberikan pengorbanan yang besar untuk tujuan yang langsung, mengorbankan jiwa mereka dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam tahapa-tahap yang merupakan suatu rangkaian. Umumnya, propaganda ini diisi dengan beberapa doktrin dan upaya cuci otak untuk memperoleh loyalitas dari target ataupun sasaran propaganda.

d. Propaganda Integrasi

Propaganda integrasi adalah propaganda yang bertujuan untuk menggalang kesesuaian di dalam mencapai tujuan-tujuan jangka panjang. Melalui jenis propaganda ini, orang-orang akan mengabdikan diri mereka kepada tujuan-tujuan yang mungkin saja tidaka akn terwujud dalam waktu bertahun-tahun. Propaganda ini umumnya berorientasi pada loyalitas jangka panjang. Dimana propaganda ini mirip dengan jenis propaganda sosial yang bekerja tidak dalam waktu yang singkat, namun dalam rentan waktu yang panjang dan bertahap.