Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Pragmatisme

A. Apa itu Pragmatisme:

Pragmatisme adalah suatu aliran pemikiran filosofis yang menekankan pentingnya praktik, konsekuensi, dan manfaat dalam menentukan kebenaran dan nilai-nilai. Pragmatisme menekankan bahwa kebenaran dan nilai-nilai harus dievaluasi berdasarkan pengalaman konkret, konsekuensi yang dihasilkan, serta relevansi dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Ciri-ciri Pragmatisme:

  1. Keberpihakan pada praktik: Pragmatisme menekankan pentingnya menguji ide dan konsep dalam praktik nyata. Keberpihakan pada praktik memungkinkan penentuan kebenaran dan nilai-nilai berdasarkan pengalaman dan konsekuensi yang muncul.
  2. Konteks dan situasi: Pragmatisme mengakui bahwa kebenaran dan nilai-nilai dapat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi. Pragmatisme menekankan bahwa penilaian harus mempertimbangkan konteks spesifik dan kepentingan praktis yang terlibat.
  3. Instrumentalisme: Pragmatisme menganggap pengetahuan dan konsep sebagai alat atau instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan praktis. Pengetahuan dan konsep dilihat sebagai alat yang berguna dalam menghadapi masalah dan tantangan kehidupan.

C. Pandangan para Filsuf:

  1. Charles Sanders Peirce: Peirce adalah salah satu pendiri pragmatisme. Ia mengembangkan konsep signifikansi pragmatis, yang menghubungkan kebenaran dengan konsekuensi praktis dan kegunaan dalam mencapai tujuan kita.
  2. William James: James adalah filsuf pragmatis yang terkenal. Ia menekankan pentingnya pengalaman dan efek praktis dalam menentukan kebenaran. James juga mengembangkan konsep pragmatisme dalam bidang agama dan etika.
  3. John Dewey: Dewey adalah filsuf pragmatis yang memperluas pragmatisme ke bidang pendidikan. Ia menekankan pentingnya pendekatan eksperimental dan pengalaman langsung dalam pembelajaran, serta hubungan antara pendidikan dan kehidupan praktis.

D. Perkembangan Psikologi:

Dalam bidang psikologi, pragmatisme memiliki pengaruh yang signifikan. Pandangan pragmatis tentang pengetahuan dan nilai-nilai mempengaruhi pendekatan dan metodologi dalam psikologi. Pragmatisme menekankan pentingnya menguji teori dan konsep psikologis dalam praktik, serta relevansi dan manfaatnya dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Pragmatisme juga mengakui pentingnya konteks sosial dan lingkungan dalam memahami perilaku dan pengalaman manusia.