Pengertian Penetapan Harga
Penetapan harga adalah proses menetapkan nilai yang akan diterima produsen dalam pertukaran jasa dan barang. Metode pricing dilakukan untuk menyesuaikan biaya yang ditawarkan produsen yang sesuai dengan produsen dan pelanggan.
Pricing bergantung pada harga rata-rata perusahaan, dan nilai yang dirasakan pembeli dari suatu barang, dibandingkan dengan nilai yang dipersepsikan dari produk pesaing.
Setiap pelaku bisnis memulai bisnis dengan motif dan niat untuk mendapatkan keuntungan. Ambisi ini dapat diperoleh dengan metode penetapan harga suatu perusahaan. Saat menetapkan biaya produk dan layanan, hal berikut harus dipertimbangkan:
- Identitas barang dan jasa
- Biaya barang dan jasa serupa di pasar
- Audiens sasaran untuk siapa barang dan jasa diproduksi
- Total biaya produksi (bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya mesin, transit, biaya persediaan, dll).
- Elemen eksternal seperti aturan dan regulasi pemerintah, kebijakan, ekonomi, dll.,
Tujuan Penetapan Harga
- Bertahan – Tujuan penetapan harga bagi perusahaan mana pun adalah untuk menetapkan harga yang masuk akal bagi konsumen dan juga agar produsen dapat bertahan di pasar.
Setiap perusahaan berada dalam bahaya tersisih dari pasar karena persaingan yang ketat, perubahan preferensi dan selera pelanggan. Oleh karena itu, saat menentukan biaya produk, semua variabel dan biaya tetap harus dipertimbangkan. Setelah fase bertahan hidup selesai, perusahaan dapat mengupayakan keuntungan ekstra. - Meningkatkan laba saat ini – Sebagian besar perusahaan mencoba memperbesar margin laba dengan mengevaluasi permintaan dan penawaran jasa dan barang di pasar. Jadi harga ditetapkan sesuai dengan permintaan produk dan pengganti produk tersebut. Jika permintaan tinggi, harga juga akan tinggi.
- Penguasaan pasar- Perusahaan memberlakukan angka rendah untuk barang dan jasa untuk mendapatkan ukuran pasar yang besar. Teknik ini membantu meningkatkan penjualan dengan meningkatkan permintaan dan menurunkan biaya produksi.
- Pasar untuk ide inovatif– Di sini, perusahaan menetapkan harga tinggi untuk produk dan layanan mereka yang sangat inovatif dan menggunakan teknologi mutakhir. Harganya tinggi karena biaya produksi yang tinggi. Ponsel, gadget elektronik adalah beberapa contohnya.
Metode Penetapan Harga
Metode pricing merupakan teknik yang diterapkan perusahaan untuk mengevaluasi harga pokok produknya. Proses ini merupakan tantangan yang paling menantang yang dihadapi oleh perusahaan, karena harga harus sesuai dengan struktur pasar saat ini dan juga melengkapi pengeluaran perusahaan dan mendapatkan keuntungan.
Jenis Metode Penetapan Harga:
Metode penetapan harga dibagi menjadi dua bagian:
Metode Penetapan Harga Berorientasi Biaya
Ini adalah dasar untuk mengevaluasi harga barang jadi, dan sebagian besar perusahaan menerapkan metode ini untuk menghitung harga pokok produk. Cara ini dibagi lagi menjadi cara-cara berikut.
Cost-Plus Pricing – Dalam penetapan harga ini, pabrikan menghitung biaya produksi yang dipertahankan dan memasukkan persentase tetap (juga dikenal sebagai mark up) untuk mendapatkan harga jual. Peningkatan keuntungan dievaluasi pada biaya total (biaya tetap dan variabel).
Markup Pricing– Di sini, jumlah tetap atau persentase dari total biaya suatu produk ditambahkan ke harga akhir produk untuk mendapatkan harga jual suatu produk.
Target-Returning Pricing– Perusahaan atau firma menetapkan biaya produk untuk mencapai Tingkat Pengembalian Investasi.
Metode Penetapan Harga Berorientasi Pasar
Di bawah kategori ini, ditentukan berdasarkan riset pasar
Perceived-Value Pricing – Dalam metode ini, produsen menetapkan biaya dengan mempertimbangkan pendekatan pelanggan terhadap barang dan jasa, termasuk elemen lain seperti kualitas produk, iklan, promosi, distribusi, dll. Yang memengaruhi sudut pandang pelanggan.
Value pricing – Di sini, perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tetapi harga rendah.
Going-Rate Pricing – Dalam metode ini, perusahaan meninjau tarif pesaing sebagai dasar dalam menentukan tarif produk mereka. Biasanya cost produknya kurang lebih sama dengan kompetitor.
Auction Type Pricing – Dengan lebih banyak penggunaan internet, metode penetapan harga kontemporer ini berkembang dari hari ke hari. Banyak platform online seperti OLX, Quickr, eBay, dll. Menggunakan situs online untuk membeli dan menjual produk ke pelanggan.
Differential Pricing – Metode ini diterapkan ketika harga harus berbeda untuk kelompok atau pelanggan yang berbeda. Di sini, harga mungkin berbeda menurut wilayah, area, produk, waktu, dll.
Strategi Penetapan Harga
Metode penetapan harga mengacu pada metode yang digunakan perusahaan untuk menentukan harga produk atau layanan mereka.
Hampir semua perusahaan, besar atau kecil, mendasarkan harga produk dan jasanya pada biaya produksi, tenaga kerja dan iklan dan kemudian menambahkan persentase tertentu sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan.
Ada beberapa metode pricing yang berbeda, seperti harga penetrasi, harga skimming, harga diskon, harga siklus hidup produk dan bahkan harga yang kompetitif.
Strategi Penetration Pricing
Perusahaan kecil yang menggunakan harga penetrasi biasanya menetapkan harga rendah untuk produk atau layanannya dengan harapan membangun pangsa pasar, yang merupakan persentase penjualan yang dimiliki perusahaan di pasar versus total penjualan.
Tujuan utama dari harga penetrasi adalah untuk mendapatkan banyak pelanggan dengan harga rendah dan kemudian menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk mempertahankan mereka.
Misalnya, distributor perangkat lunak Internet kecil dapat menetapkan harga rendah untuk produknya dan kemudian mengirimkan email kepada pelanggan dengan penawaran produk perangkat lunak tambahan setiap bulan. Perusahaan kecil akan bekerja keras untuk melayani pelanggan ini untuk membangun loyalitas merek di antara mereka.
Strategi Harga Skimming
Jenis lain dari strategi penetapan harga adalah price skimming, di mana perusahaan menetapkan harga yang tinggi untuk segera memulihkan pengeluaran untuk produksi produk dan iklan.
Tujuan utama dari strategi price skimming adalah untuk mencapai keuntungan dengan cepat. Perusahaan sering menggunakan price skimming ketika mereka kekurangan sumber keuangan untuk menghasilkan produk dalam volume, menurut artikel “Strategi Penetapan Harga” di NetMBA.com.
Sebaliknya, perusahaan akan menggunakan pengeluaran uang cepat untuk membiayai produksi produk tambahan dan iklan.
Product Life Cycle Pricing
Semua produk memiliki masa hidup yang disebut product life cycle. Suatu produk secara bertahap berkembang melalui tahapan yang berbeda dalam siklus: tahap pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan.
Selama tahap pertumbuhan, saat penjualan sedang booming, perusahaan kecil biasanya akan mempertahankan harga lebih tinggi.
Misalnya, jika produk perusahaan unik atau berkualitas lebih tinggi daripada produk pesaing, pelanggan kemungkinan besar akan membayar harga yang lebih tinggi. Perusahaan yang memberi harga tinggi pada produknya dalam tahap pertumbuhan juga mungkin memiliki teknologi baru yang banyak diminati.
Penetapan Harga Berbasis Kompetitif
Ada kalanya perusahaan kecil mungkin harus menurunkan harganya untuk menyamai harga pesaing. Strategi penetapan harga berbasis persaingan dapat digunakan ketika hanya ada sedikit perbedaan antara produk dalam suatu industri.
Misalnya, ketika orang membeli piring kertas atau cangkir busa atau piknik, mereka sering berbelanja dengan harga terendah ketika diferensiasi produk minimal. Akibatnya, perusahaan kertas kecil mungkin perlu memberi harga produknya lebih rendah atau kehilangan potensi penjualan.
Harga Diskon Sementara
Perusahaan kecil juga dapat menggunakan diskon sementara untuk meningkatkan penjualan. Strategi penetapan harga diskon sementara termasuk kupon, diskon penjualan, pengurangan harga musiman dan bahkan pembelian volume.
Misalnya, produsen pakaian kecil mungkin menawarkan penurunan harga musiman setelah liburan untuk mengurangi inventaris produk. Diskon volume mungkin termasuk promosi beli-dua-gratis-satu.
Perbedaan Penetapan Harga dan Penetapan Biaya
Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian dalam percakapan informal, diskusi bisnis formal tidak boleh mengacaukan harga dengan biaya.
Harga adalah harga yang dibayar pelanggan untuk produk atau layanan. Biaya adalah investasi penjual dalam produk atau layanan yang kemudian dijual.
Perbedaan antara harga dan biaya selalu bergantung pada konteks transaksi, dan di mana hal itu terjadi dalam rantai pasokan.
Misalnya, seorang petani gandum menetapkan harga yang dibayarkan oleh pedagang grosir makanan. Harga petani gandum adalah biaya grosir makanan. Setelah membeli gandum, pedagang grosir makanan akan menetapkan harga jual ke toko roti. Harga pedagang grosir makanan adalah biaya toko roti.
Perbedaan antara istilah-istilah ini jelas pada laporan laba rugi perusahaan. Variabel harga dikaitkan dengan penjualan, dan muncul sebagai item pendapatan di laporan laba rugi. Harga pokok produksi produk ditampilkan pada laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan.
Pengertian Produk
Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat Pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti “sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”. Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata “produk” merujuk pada apapun yang diproduksi (“anything produced”). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi (“thing or things produced”). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.
Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa
Klasifikasi Produk
Manajemen produk meliputi pengembangan taktik dan strategi untuk meningkatkan permintaan pasar melalui siklus hidup produk.
Salah satu teknik yang cukup bagus untuk memahami produk adalah Aspinwall Classification System. Yang mengelompokkan produk menggunakan lima variabel penilaian :
· Replacement rate – Seberapa sering produk tersebut dipesan ulang oleh pengecer
· Gross margin – Berapa besar rata-rata keuntungan yang dihasilkan oleh tiap produk
· Buyer goal adjustment – Seberapa besar rentang segmen konsumen yang bisa dicapai
· Duration of product satisfaction – Seberapa lama produk tersebut bermanfaat bagi pembeli
· Duration of buyer search behaviour – Berapa lama konsumen tetap mencari dan membeli produk
Tipe produk
Berikut ini beberapa tipe produk :
· Consumer products
· Industrial products
· Convenience goods
· Impulse goods
· Emergency goods
· Shopping goods
· Specialty goods
· Unsought goods
· Perishable goods
· Durable goods
· Non-durable/consumption/consumable goods
· Capital goods
· Parts and materials
· Supplies and services
· Commodities
· By-products
Pengertian Desain Produk
Desain produk adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merancang atau mendesain suatu benda untuk kebutuhan manusia yang mengutamakan unsur estetika, ergomoni dan fungsional dari benda yang dirancang itu sendiri serta kenyamanan bagi penggunanya. Di bidang desain produk juga mencakup perancangan yang berhubungan dengan benda-benda yang melekat pada tubuh manusia dan juga yang ada di sekitar kita. Seorang desainer produk tidak hanya sekedar mengandalkan kreativitas dalam membuat suatu bentuk yang baru, melainkan juga harus memikirkan tentang fungsi yang memudahkan pekerjaan manusia dan juga kenyamanan agar penggunanya tidak mengalami kecelakaan. Seorang desainer produk dibekali dengan pola pikir untuk mencari jalan yang lebih baik dan inovatif untuk mengerjakan sesuatu.
Para desainer produk juga dapat bekerja diluar lingkup sebuah produk, meliputi packaging, pameran, interior, dan -pada beberapa kasus, dengan teknologi informasi yang semakin berkembang menjadi kompleks, desainer produk juga dapat bekerja untuk menyederhanakan software yang menjalankan berbagai macam produk.
Ruang lingkup Desain Produk
Ruang lingkup keilmuan desain produk meliputi rancang bangun peralatan atau perlengkapan rumah tangga, medis, kantor, sports, komponen arsitektural, handicraft, alat transport, sarana perkotaan, dan lainny. Para desainer produk juga dapat bekerja diluar lingkup sebuah produk, meliputi packaging, pameran, interior, dan -pada beberapa kasus, dengan teknologi informasi yang semakin berkembang menjadi kompleks, desainer produk juga dapat bekerja untuk menyederhanakan software yang menjalankan berbagai macam produk. Dalam mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan mereka, kemampuan mereka, pola pikir mereka serta banyak aspek lain yang akhirnya mesti diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar adalah semua aspek desain tersebut diterima oleh pasar, baik berupa bentuk, kenyamana dan keamanannya sudah sesuai dengan keinginan pasar. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri.
Tujuan Desain Produk
Berdasarkan beberapa pemahaman diatas bahwa desain produk mempunyai tujuan untuk menciptakan dan mengembangkan produk baru dan menjamin hasil produk sesuai dengan keinginan pengguna. Tujuan itu sendiri dapat disimpulkan menjadi point point sebagai berikut :
1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan mengutamakan kenyamanan dan keamanan bagi para pengguna.
2. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.
3. Untuk menghasilkan produk yang trend pada masanya.
4. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku biayanya dengan tanpa mengurangi nilai jual serta kualitas produk tersebut.
MANAJEMEN PRODUK
Manajemen Produk: Pengertian, Pentingnya, dan Fungsi
Setiap perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang usahanya harus selalu memiliki inovasi terhadap produk yang dihasilkannya. Perusahaan harus memperkenalkan produk baru agar bisa tetap bersaing di pasar.
Pengembangan produk baru dan mengelola siklus hidup produk menuntut sumber daya khusus yang dapat menginkubasi produk baru dan mengelola siklus hidup produk. Manajemen produk yang mencakup peran pengembangan produk dan pemasaran produk. Sedangkan pengembangan produk adalah internal, pemasaran produk adalah fokus pelanggan dan menghadap pasar.
Tanggung jawab manajer produk menjangkau keseluruhan keseluruhan pengembangan produk dan pemasaran produk mulai dari menganalisis kondisi pasar hingga menentukan fitur atau fungsi suatu produk dan termasuk meluncurkan produk di pasar dan mengikuti seluruh siklus hidup.
Tentu saja, di antara tanggung jawab ini, yang paling penting untuk manajemen produk adalah mereka yang peduli dengan mendorong pengembangan produk baru. Seringkali kegiatan set terakhir ditangani oleh tim pemasaran dan karenanya manajer produk bertanggung jawab untuk menginkubasi produk baru dan membantu mereka melakukan transisi dari ide ke produk yang dapat digunakan.
Fungsi manajemen produk bersifat lintas fungsional dan menjembatani banyak departemen. Misalnya, manajer produk harus bekerja sama dengan departemen teknik dan departemen riset dan desain dan pada saat yang sama berkoordinasi dengan fungsi penjualan dan pemasaran.
Manajer produk juga harus memastikan bahwa keuangan produk yang diluncurkan adalah sehat dan bahwa pendapatan yang diharapkan dari produk tersebut direalisasikan. Khususnya, manajer produk mungkin harus menerjemahkan persyaratan dari produk baru yang diberikan kepadanya oleh tim penjualan dan pemasaran ke dalam spesifikasi teknis yang diperlukan oleh departemen teknik dan penelitian dan desain.
Kebalikannya juga bisa terjadi di mana manajer produk diminta untuk menyampaikan ide-ide untuk produk baru kepada tim penjualan dan pemasaran untuk kelayakan dan potensi pasar.
Seringkali, manajemen produk dibagi menjadi fungsi inbound (pengembangan produk) dan outbound (pemasaran produk). Sebagaimana dibahas sebelumnya, pembagian ke dalam kategori-kategori ini tergantung pada jenis produk dan sifat organisasi.
Manajemen produk inbound berkaitan dengan menyerap informasi tentang produk potensial seperti menganalisis data riset pasar dan diskusi tentang tren pasar dan penginderaan pasar atau intuisi pasar. Manajemen produk keluar di sisi lain berkonsentrasi pada cara di mana produk dipasarkan dan melibatkan mendistribusikan informasi dan menargetkan produk di segmen konsumen.
Dengan kata lain, manajemen produk masuk adalah fase “tarik” di mana informasi diserap dan manajemen produk keluar adalah fase “push” di mana informasi disalurkan secara eksternal.
Manajemen produk telah menjadi fungsi kunci dalam struktur organisasi dan menempati tempat yang menonjol dalam hierarki organisasi. Alasan untuk ini tidak sulit ditemukan karena lanskap bisnis di masa sekarang membutuhkan manajemen produk yang cerdas dan gesit.
Memang, sukses atau tidaknya produk yang diluncurkan dapat membuat atau merusak prospek perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan inilah manajer produk harus sangat cerdas dan cerdas.
Pentingnya Manajemen Produk
Perusahaan menghabiskan banyak dana untuk pemasaran dan pengembangan produk secara terpisah. Ini adalah fakta yang terjadi pada banyak perusahaan yang memiliki departemen berbeda yang berurusan dengan pemasaran dan pengembangan produk tanpa koordinasi.
Terserah masing-masing departemen untuk mencoba dan memahami apa yang dikatakan yang lain untuk membentuk strategi yang kohesif dan koheren.
Dalam dunia bisnis dan korporasi, adalah hal yang biasa bagi tim pengiriman untuk mengatakan bahwa pemasaran memberikan tekanan kepada mereka untuk mengurangi waktu ke pasar dan juga umum bagi departemen pemasaran untuk mengatakan bahwa tim pengiriman tidak mengerti apa yang diperlukan untuk mendorong suatu produk ke pasar.
Solusi terhadap masalah seperti ini seringkali merupakan pandangan pragmatis pada apa yang menyebabkan gesekan dan meminta seseorang untuk berhubungan dengan departemen yang berbeda. Ini berarti bahwa ada kebutuhan untuk tim manajemen produk yang melacak seluruh siklus hidup produk mulai dari konsepsi dan inkubasi ke fase pemasaran dan setelah penjualan.
Kebutuhan akan tim manajemen produk seperti itu sering dirasakan lebih di perusahaan teknologi yang memiliki budaya pasar bebas dan tidak ada pendekatan holistik dan terpadu untuk kebutuhan untuk mengembangkan dan memasarkan produk.
Ini telah mengakibatkan kegagalan spektakuler di pasar teknologi seluler dengan pemain-pemain terkemuka seperti Nokia dan Blackberry turun dari posisi utama mereka karena mereka tidak merasakan apa yang diinginkan pasar dari mereka dan pada saat yang sama tidak memahami apa yang membuat ide bagus.
Dua istilah yang diperkenalkan di atas, penginderaan pasar dan intuisi pasar telah memasuki leksikon manajemen dalam beberapa tahun terakhir. Berkat banyaknya perusahaan dan produk dalam lanskap bisnis, tidak lagi cukup untuk memiliki ide bagus atau strategi penjualan yang hebat.
Yang penting adalah untuk “merasakan” sinyal pasar dan “menggerakkan” mood pasar sedemikian rupa sehingga ide-ide cemerlang diubah menjadi produk yang bisa diterapkan dan dipasarkan. Ini mengedepankan perlunya tim manajemen produk yang dapat mengandalkan informasi dari departemen pemasaran untuk tim pengembangan produk dan memastikan bahwa manajemen produk akhir dilakukan secara profesional dan terorganisir.
Perusahaan yang gagal membaca sinyal pasar dan pada saat yang sama membuang ide-ide inovatif karena mereka tidak melihat potensi pasar sering gagal mencapai kesuksesan di pasar. Intinya di sini adalah bahwa ide-ide hebat harus diterjemahkan ke dalam produk dan produk hebat harus dipasarkan dengan tepat.
Karena itu adalah tanggung jawab penelitian dan desain dan tim pengiriman untuk datang dengan ide-ide besar dan membuat produk masing-masing dan itu adalah tanggung jawab tim pemasaran untuk memasarkan produk hebat ini dengan cara yang sesuai, timbul pertanyaan tentang siapa akan membuat mereka berbicara satu sama lain dan saling memahami. Tentu saja, bahkan di perusahaan yang tidak memiliki tim manajemen produk, tim pemasaran dan penelitian dan pengiriman melakukan komunikasi.
Tetapi, bagaimana jika ada tim koordinasi yang melihat potensi dalam ide-ide baru dari perspektif tim pemasaran dan pada saat yang sama intu dan merasakan apa yang diinginkan pasar dari perspektif tim penelitian dan pengiriman. Jadi, di sinilah tim manajemen produk dengan tanggung jawab koordinasi dan penghubungnya muncul.
Oleh karena itu, ada kebutuhan akut untuk tim manajemen produk di organisasi mana pun yang ingin menaklukkan pasar yang berubah dengan cepat. Sebagai kesimpulan, ada kebutuhan untuk mengurangi disfungsi dalam organisasi dan membuat mereka mengadopsi strategi komprehensif terhadap produk dan manajemen produk menjembatani peran ini dengan sempurna.
Fungsi Manajemen Produk
Manajemen produk yang cerdas membutuhkan keterlibatan manajer produk pada setiap fase siklus hidup produk. Dimulai dengan konseptualisasi awal dan koordinasi dengan berbagai departemen, termasuk penghubung dengan tim keuangan, hukum, dan lainnya, dan akhirnya, mendorong produk untuk meluncurkan dan layanan purna jual dengan berinteraksi dengan fungsi penjualan dan pemasaran.
Dalam melakukan analisis fungsi manajemen produk, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Sudah menjadi tugas dari manajer produk untuk menindaklanjuti dengan tim penjualan dan pemasaran serta tim layanan pelanggan untuk melacak pengaduan pelanggan hingga penutupan. Walaupun ini merupakan keharusan yang pasti dalam organisasi yang lebih kecil, di perusahaan besar, sangatlah penting untuk memiliki tim yang berdedikasi yang melakukan ini.
- Lakukan analisis akar penyebab masalah yang dilaporkan oleh pelanggan termasuk masalah aneh yang muncul. Ingat bahwa manajemen produk yang efektif juga memerlukan manajemen persepsi yang gesit di mana pelanggan puas dan nyaman dengan produk dan karenanya, setiap masalah atau masalah yang muncul di luar kebiasaan harus ditangani dengan urgensi.
- Salah satu aspek yang diabaikan dari manajemen produk adalah koordinasi dengan tim keuangan dan hukum terlepas dari fungsi administrasi lainnya. Lebih sering daripada tidak, ide bagus atau produk hebat mungkin gagal karena arus kas tidak dihasilkan untuk kepuasan tim keuangan dan karenanya produk menjadi rugi. Sama pentingnya dengan memiliki desain yang sangat baik dan strategi penjualan penginderaan pasar, jenis rasio keuangan yang tepat juga perlu dijaga jika perusahaan ingin mencapai titik impas dan mendapatkan keuntungan dari produk tersebut.
Ini tidak berarti bahwa manajer produk harus mendongkrak semua perdagangan. Intinya di sini adalah bahwa manajer produk (di perusahaan kecil) dan manajemen produk (di perusahaan besar) memiliki tanggung jawab sebagai titik kontak atau orang yang bertanggung jawab sejauh menyangkut keseluruhan tanggung jawab produk.
Oleh karena itu, tanpa meletakkan jari di setiap pie, manajer produk tidak boleh kehilangan gambaran besar atau perhatian terhadap detail yang memisahkan manajemen produk yang efektif dari manajemen produk pejalan kaki.
Yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa manajer produk harus membangun kredibilitas dengan tim dan pelanggan yang berbeda. Di satu sisi, fungsi manajemen produk adalah menghadap eksternal (customer centric) dan juga menghadap internal (kepuasan para pemangku kepentingan internal). Jadi, seorang manajer produk pada dasarnya harus berfokus pada pelanggan dan pada saat yang sama harus menyadari kebutuhan para pemangku kepentingan internal.
SIKLUS MANAJEMEN
Siklus manajemen kinerja merupakan proses yang berkesinambungan yang dimulai dari perencanaan, pemantauan dan penilaian kinerja karyawan.
§ Tahap 1 – Perencanaan Kinerja
Tahap perencanaan merupakan kegiatan yang memerlukan kolaborasi yang melibatkan manajer dan karyawan. Pada tahap ini beberapa hal yang dapat didiskusikan adalah sebagai berikut:
1. Tinjau ulang uraian tugas karyawan untuk memastikan bahwa uraian tugasnya sudah sesuai dengan yang seharusnya dilakukan oleh karyawan. Jika karyawan telah mengambil tanggung jawab baru atau pekerjaan telah berubah secara signifikan, uraian tugas juga harus direvisi.
2. Identifikasi dan tinjau ulang apakah uraian tugas sudah selaras atau mendukung rencana kerja individu, rencana strategis, maupun tujuan organisasi secara keseluruhan.
3. Buat rencana kerja yang menguraikan tugas-tugas atau target kerja yang akan dicapai dan metode yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja yang diharapkan.
4. Identifikasi cukup 3 sampai paling banyak 5 sasaran kinerja yang harus dicapai oleh karyawan dalam 1 tahun penilaian kinerja. Terlalu banyak sasaran/target kerja akan membuat karyawan tidak fokus. Sebaliknya apabila terlalu sedikit akan membuat karyawan tidak tertantang.
5. Identifikasi kebutuhan pelatihan yang diperlukan untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
6. Identifikasi tujuan pengembangan karir yang dapat menjadi bagian dari perencanaan karir jangka panjang karyawan. Kejelasan jalur karir ke depan membuat karyawan akan lebih terarah dan termotivasi.
Di akhir proses perencanaan kerja, karyawan maupun manajer perlu menandatangani rencana kerja yang diusulkan. Salinan rencana harus diberikan kepada karyawan dan yang lain harus disimpan dalam arsip data karyawan.
Menetapkan Sasaran dan Metode Pengukuran Kinerja
Seringkali bagian yang paling sulit dari tahap perencanaan kinerja adalah menemukan bahasa yang tepat dan jelas untuk menggambarkan sasaran kinerja dan indikator keberhasilannya.
Manajer perlu memastikan bahwa sasaran kinerja telah mencakup berbagai tugas yang dilakukan oleh karyawan, terutama yang tugas sehari-hari yang memakan waktu tetapi sering diabaikan sebagai prestasi yang signifikan.
Kriteria sasaran kinerja yang baik setidaknya harus memenuhi kriteria SMART sebagai berikut:
a. Spesifik
Tentukan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan, siapa saja yang bertanggung jawab dan berapa banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
b. Measurable
Mengajukan pertanyaan seperti: Berapa banyak? Kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan? Serta beberapa ukuran-ukuran lain dapat digunakan jika memungkinkan, misalnya, kuantitas, kualitas, kerangka waktu dan biaya.
c. Attainable
Pastikan bahwa sasaran kinerja yang akan dicapai sangat realistis tapi challenging untuk dicapai. Pertimbangankan kemampuan dan kapasitas karyawan, disamping sasaran kinerja yang .
d. Realistis
Kebutuhan Tujuan harus sesuai dengan tingkat kompleksitas dengan pengalaman karyawan dan kemampuan dan tidak ada pasukan diatasi luar kendali karyawan harus menghambat pencapaiannya.harus diselesaikan.
e. Time-Bound
Perjelas di awal target waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, Dalam banyak kasus, tujuan akan diselesaikan pada akhir periode penilaian kinerja. Hal ini tidak tepat karena penyelesaian pekerjaan dipengaruhi beberapa factor. Misalnya, apabila ada mesin baru yang akan datang pada pertengahan tahun, maka kesiapan orang (sasaran kinerja) harus siap pada saat itu.
Perencanaan kinerja merupakan awal dalam siklus manajemen kinerja. Perencanaan kinerja yang baik, menjadi kunci dalam pengelolaan kinerja karyawan.
KLASIFIKASI PRODUK
Tentukan Klasifikasi Produk Anda
Ahli ekonom pertama yang mengemukakan pendapatnya mengenai produk adalah Fandy Tjiptono yang mengatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen.
Selain itu Fandy Tjiptono mengemukakan bahwa ada beberapa kategori tingkatan produk yang terdapat dalam klasifikasi produk, yaitu
– Produk utama (Core Benefit) merupakan produk yang memiliki manfaat paling penting dan tentunya akan dikonsumsi oleh konsumen pada produk yang dibeli.
– Produk genetik yang merupakan fungsi mendasar yang harus dimiliki suatu produk
– Produk harapan yang merupakan produk yang ditawarkan kepada konsumen dan memenuhi harapan konsumen untuk dibeli.
– Produk perlengkapan, merupakan produk yang melengkapi atau jenis produk yang menambah manfaat kepada konsumen, sehingga kepuasan konsumen terpenuhi.
– Produk potensial, yang merupakan produk yang mungkin saja mendapatkan pengembangan di masa depan.
Dapat di artikan bahwa klasifikasi produk adalah suatu pembagian produk yang dibagi berdasarkan kriteria-kriteria produk tersebut, di mana klasifikasi produk ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan sudut pandang berwujud atau tidak, klasifikasi produk dapat dibedakan menjadi 2 kelompok utama, yaitu:
1. Klasifikasi Berdasarkan Sifat (Berwujud atau Tidak)
• Barang
Barang merupakan produk perusahaan yang berbentuk wujud fisik, sehingga dapat dilihat, disentuh, disimpan, dipindahkan, dan apabila kita meninjau dari segi daya tahan barang tersebut maka terdapat dua macam barang, yaitu:
Jenis Barang Tidak Tahan Lama
Yang dimaksud dengan barang tidak tahan lama adalah jenis barang berwujud yang biasanya akan habis apabila terus menerus di konsumsi dalam beberapa kali pemakaian. Dapat dikatakan jenis barang yang tidak tahan lama seperti sabun, pasta gigi, shampo, gula, dan masih banyak lagi.
Hal ini dikarenakan barang jenis ini biasanya dikonsumsi dengan cepat dan frekuensi pembeliannya juga sering, maka strategi yang paling tepat untuk menjualnya adalah dengan menyediakan produk tersebut di banyak lokasi dengan menetapkan markup yang kecil, serta menciptakan referensi bagi konsumen untuk mencoba dan membeli melalui marketing atau kegiatan pemasaran.
Jenis Barang Tahan Lama
Jenis barang ini bukan jenis produk tidak laku atau tidak laris di pasaran. Melainkan jenis barang ini merupakan salah satu barang yang pada umumnya dapat bertahan lama walaupun jumlah pemakaian yang dipakai berkali-kali atau sering untuk digunakan. Dapat dihitung, umur ekonomis dari barang tahan lama ini apabila digunakan dengan pemakaian yang normal maka dapat berkisar antara satu tahun atau bahkan lebih.
Salah satu contoh barang tahan lama yang sering Anda temui dalam kehidupan sehari-hari Anda adalah TV, mobil, handphone, laptop, dan lain sebagainya. Jenis barang ini dapat Anda gunakan berulang kali dalam jangka waktu yang lama tanpa perlu membeli barang yang baru.
Namun jenis barang tahan lama ini membutuhkan pelayanan yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis barang tidak tahan lama, sebab barang tahan lama memerlukan personal selling, agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar serta membutuhkan jaminan atau garansi tertentu dari setiap penjualan jenis barang tahan lama tersebut.
• Jasa
Jenis ini berbeda dengan barang, jasa merupakan suatu layanan, aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan sebagai sesuatu untuk dijual. Contohnya seperti hotel, bengkel, salon kecantikan, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.
Bagi Anda yang akan memulai bisnis, hal paling dasar yang perlu diketahui adalah bisnis apa yang akan dijalankan serta apa yang ingin dijual nantinya. Hal yang paling mendasar dalam suatu bisnis adalah produk yang ingin Anda tawarkan kepada pembeli. Penting bagi Anda untuk mengetahui jenis produknya, bagaimana klasifikasi dan juga biaya produksi tersebut yang harus diperhitungkan secara teliti.
Memahami klasifikasi produk juga dapat membantu Anda memahami perilaku konsumen yang membantu Anda memasarkan produk lebih efektif dan efesien.
Melakukan klasifikasi produk sangat penting bagi Anda dalam memisahkan produk apa saja yang ingin Anda jual nantinya, dan yang disukai oleh para konsumen pada saat ini.
–
Jika klasifikasi produk ini tidak diperhatikan dengan baik, Anda akan kehilangan banyak modal yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis lebih cepat, seperti untuk marketing ataupun penambahan karyawan.
Maka salah satu yang perlu Anda pelajari pada tahap awal pembentukan sebuah bisnis adalah mempelajari cara menentukan klasifikasi produk atau jenis produk untuk bisnis Anda.
2. Klasifikasi Produk Konsumen
Yang dimaksud dengan barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi oleh konsumen akhir seperti rumah tangga dan individu, dan bukan untuk tujuan bisnis. Biasanya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu
• Convenience Goods (Barang Sehari-hari)
Convenience goods adalah barang yang umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli). Seperti contoh shampo, sabun, pasta gigi dan lainnya.
• Shopping Goods (Barang Toko)
Barang Toko (shopping goods) adalah barang yang biasanya dibeli oleh konsumen, dimana dalam proses pembelian dan pemilihannya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga jual produk, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contohnya seperti perabotan, pakaian, mobil bekas, dan lain-lain.
• Specialty Goods (Barang Khusus)
Specialty goods merupakan barang-barang yang mempunyai karakteristik produk dan identifikasi merk yang unik sehingga dalam sekelompok konsumen ingin mendapatkan produk tersebut dan membelinya.
Biasanya barang-barang seperti ini merupakan barang-barang mewah dengan merk dan model yang spesifik. Sebagai contoh adalah mobil lamborghini, pakaian dengan perancang terkenal, dan masih banyak lagi barang-barang mewah lainnya.
• Unsought Goods (Barang yang Belum Dibeli)
Unsought goods adalah barang-barang yang belum dikenal ataupun belum diketahui oleh konsumen (pembeli) ataupun sudah diketahui oleh konsumen namun belum terpikirkan oleh konsumen untuk membelinya.
3. Klasifikasi Barang Industri
Adapun terdapat beberapa barang industri yang diklasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang tersebut memasuki proses produksi dan relatifnya, barang industri dapat dibedakan menjadi :
• Bahan Baku dan Suku Cadang
Bahan Baku dan Suku Cadang (materials and parts) adalah barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang ini terbagi lagi dalam dua kelompok, yaitu bahan mentah serta bahan baku dan suku cadang yang di produksi.
Bahan mentah terdiri dari dua kelompok yaitu produk pertanian dan produk alam. Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi dibagi menjadi dua kategori yaitu bahan baku komponen (besi, benang, semen) dan suku cadang komponen(mesin kecil, ban, cetakan). Bahan baku komponen (component materials).
• Barang Modal
Barang Modal (Capital item) adalah barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal meliputi dua kelompok, instalasi (pabrik, kantor) dan peralatan (generator, bor, elevator).
• Perlengkapan dan layanan bisnis
Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service) adalah barang dan jasa berumur pendek yang memudahkan pengembangan dan pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis : barang pemeliharaan dan perbaikan(cat, paku, sapu) dan perlengkapan operasional (pelumas, batu bara, buku, pensil).
PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Pengertian Pengembangan Produk
Pengembangan produk adalah strategi dan proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan produk, memperbaiki produk lama atau memperbanyak kegunaan produk ke segmen pasar yang ada dengan asumsi pelanggan menginginkan unsur-unsur baru mengenai produk.
Pengembangan produk adalah proses perubahan yang dilakukan terhadap produk yang sudah ada sekaligus proses pencarian inovasi untuk menambah nilai terhadap barang lama dengan mengkonversikannya ke dalam produk tersebut. Dengan adanya pengembangan produk berarti perusahaan sudah memahami tentang kebutuhan dan keinginan pasar.
Berikut definisi dan pengertian pengembangan produk dari beberapa sumber buku:
- Menurut Tjiptono (2008), pengembangan produk adalah strategi untuk produk baru meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan.
- Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengembangan produk strategi untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk memodifikasi atau produk baru ke segmen pasar yang ada sekarang pengembangan konsep produk menjadi produk fisik dalam upaya memastikan bahwa ide produk bisa diubah menjadi produk yang bisa diwujudkan secara efektif.
- Menurut Simamora (2000), pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang berhasil secara komersial. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu mencapai tujuan perusahaan.
- Menurut Alma (2002), pengembangan produk adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pabrikan atau produsen dalam menentukan dan mengembangkan produknya, memperbaiki produk lama, memperbanyak kegunaan dari produk yang sudah ada dan mengurangi biaya produksi dan biaya pembungkus.
Tujuan Pengembangan Produk
Tujuan pengembangan produk adalah untuk memberikan nilai maksimal bagi konsumen, memenangkan persaingan perusahaan dengan memilih produk yang inovatif, produk yang dimodifikasi serta mempunyai nilai yang tinggi baik dalam desain warna, ukuran, kemasan, merek, dan ciri-ciri lain.
Menurut Kotler dan Keller (2008), umumnya tujuan pengembangan produk baru adalah:
- Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada produk sebelumnya.
- Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru. Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi terhadap produk yang telah ada.
Sedangkan menurut Alma (2002), terdapat beberapa alasan yang membuat perusahaan melakukan pengembangan produk, yaitu:
- Untuk memenuhi keinginan konsumen.
- Untuk menambah omzet penjualan.
- Untuk mendayagunakan sumber-sumber produksi.
- Untuk memenangkan persaingan.
- Untuk meningkatkan keuntungan dengan pemakaian bahan yang sama.
- Untuk mendayagunakan sisa-sisa bahan.
- Untuk mencegah kebosanan konsumen.
- Untuk menyederhanakan produk pembungkus.
Jenis-Jenis Pengembangan Produk
Setiap perusahaan harus mempunyai strategi dalam melakukan pengembangan produk. Hal ini bertujuan agar produk yang akan dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan konsumen yang sudah ada tetap tertarik dengan penawaran yang diberikan oleh suatu perusahaan serta menarik konsumen baru. Menurut Kotler dan Keller (2008), strategi pengembangan produk terdapat beberapa jenis, yaitu:
- Memperbaiki yang sudah ada. Dalam hal ini perusahaan menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi dan memperbaiki produk yang ada. Dalam menggunakan cara ini perusahaan tidak memiliki resiko besar, karena hanya akan melakukan perubahan yang menyeluruh.
- Memperluas lini produk. Jenis pengembangan produk dilakukan perusahaan dengan cara menambah item pada lini produk yang sudah ada atau menambah lini produk baru.
- Menambah produk yang ada. Perusahaan dalam hal ini menambah atau memberikan variasi pada produk yang telah ada dan juga memperluas segmen pasar dengan melayani berbagai macam konsumen atau pembeli yang memiliki selera yang berbeda-beda.
- Meniru strategi pesaing. Pada cara ini perusahaan meniru kebijakan pesaing yang dianggap menguntungkan, seperti halnya penetapan harga.
- Menambah lini produk. Biasanya perusahaan memerlukan dana besar dalam penambahan produk baru yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan lini produk yang telah ada. Karena produk yang belum pernah diproduksi sebelumnya, serta dalam hal penggunaan fasilitas-fasilitas untuk mempromosikannya memerlukan proses yang baru pula.
Sedangkan menurut Tjiptono (2008), terdapat tiga strategi pengembangan produk, yaitu:
- Strategi peningkatan kualitas. Produsen dapat meningkatkan daya tahan produk atau dengan meningkatkan kehandalan dan kecepatan pelayan terhadap konsumen.
- Strategi peningkatan keistimewaan. Produk Ada empat indikator yang dapat meningkatkan keistimewaan suatu produk, seperti kualitas bahan yang dipakai, keanekaragaman, kenyamanan dalam pemakaian suatu produk bagi penggunaannya dan aksesoris tambahan.
- Strategi peningkatan gaya produk. Produsen bisa meningkatkan nilai suatu produk dari segi pemilihan warna produk tersebut, rancangan atau desain yang menarik dan yang terakhir adalah kemasan yang dapat memberi nilai tambah bagi produk tersebut.
Tahapan Proses Pengembangan Produk
Pengembangan produk baru bukan merupakan hal yang mudah bagi perusahaan yang menjalankannya. Proses pengembangan produk untuk setiap perusahaan juga berbeda, tergantung produk serta tingkat kompleksitasnya, dan umumnya kegiatan-kegiatan ini lebih membutuhkan daya analisis intelektual dan manajemen organisasi.
Perusahaan harus menyadari bahwa dalam pelaksanaan pengembangan produk, kemungkinan perusahaan mengadakan perubahan-perubahan ciri-ciri khusus produk, meningkatkan mutu produk, menambah tipe produk, dan mengubah ukuran produk untuk memuaskan pasar. Pada saat perusahaan mengalami kemunduran dan menghadapi persaingan yang cukup tinggi, maka kebijaksanaan produk khususnya pengembangan produk merupakan salah satu alternatif jika kebijaksanaan non produk seperti promosi, penentu harga serta saluran distribusi tidak memberikan hasil yang memuaskan untuk dapat menjamin kesinambungan produk di pasar.
Menurut Simamora (2000), terdapat delapan tahap yang harus dilalui dalam pengembangan produk baru, yaitu:
a. Analisis Kebutuhan Pelanggan
Kebutuhan konsumen merupakan titik pendahuluan untuk pengembangan produk, baik untuk pasar domestik ataupun global. Produk-produk baru merangsang perusahaan untuk mencapai sasaran unit bisnis dan korporat. Untuk menentukan lingkup produk baru yang akan dipertimbangkan, manajemen sering merumuskan garis-garis besar perencanaan produk baru. Keputusan ini menjadi garis-garis besar penting untuk proses perencanaan produk baru. Analisis kepuasan pelanggan menentukan peluang untuk produk dan proses baru.
b. Pemunculan gagasan
Pencarian macam-macam gagasan yang menjanjikan merupakan titik pangkal dalam proses pengembangan produk baru. Penggalian gagasan terentang mulai dari perbaikan tambahan atas produk yang ada sekarang sampai ke produk yang sama sekali baru bagi dunia. Beraneka gagasan produk berasal dari banyak sumber. Membatasi pencarian gagasan-gagasan produk baru hanya pada aktivitas litbang interval merupakan pendekatan yang sangat sempit. Sumber gagasan produk baru meliputi para personalia perusahaan, pelanggan, pesaing, investor luar, akuisis dan anggota saluran.
c. Penyaringan Ide dan Evaluasi
Pengevaluasian ide-ide baru merupakan bagian penting dari perencanaan produk baru. Produk yang berhasil adalah produk yang memuaskan kriteria manajemen untuk keberhasilan komersial. Manajemen memerlukan suatu prosedur penyaringan dan evaluasi yang akan menghapus ide-ide yang tidak akan menjanjikan sesegera mungkin. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi ide-ide yang paling tidak menjanjikan sebelum terlalu banyak waktu dan dana yang dikucurkan ke dalamnya.
d. Analisis Bisnis
Analisis bisnis mengestimasi kinerja komersial produk yang diusulkan. Perolehan suatu proyeksi finansial yang akurat tergantung pada mutu ramalan pendapatan dan biaya. Analisis bisnis normalnya dipecahkan pada beberapa tahap dan proses perencanaan produk baru. Setelah manajemen memutuskan konsep produk dan strategi pemasarannya, manajemen dapat mengevaluasi daya tarik bisnis proposal tersebut. Untuk memperkirakan penjualan, perusahaan dapat melihat angka penjualan historis produk sejenis dan melakukan survei untuk mengetahui opini pasar. Perusahaan tersebut dapat memperkirakan penjualan minimum dan maksimum untuk memperkirakan jangkauan risiko. Setelah mempersiapkan ramalan penjualan, manajemen dapat memperkirakan biaya dan laba yang di harapkan dari produk tersebut, yang memasukkan biaya-biaya pemasaran, penelitian, pengembangan, akuntansi, dan keuangan.
e. Pengembangan Strategi Pemasaran
Tujuan pengembangan strategi pemasaran adalah penyempurnaan rencana lebih lanjut pada tahap-tahap berikutnya yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk mengenalkan produk baru ke pasar. Dalam tahap ini perusahaan melakukan pengembangan rencana strategi, dimana strategi pemasaran lebih dulu mengalami penyaringan. Dalam melakukan pengembangan strategi pemasaran ada 3 bagian pokok, yaitu:
- Menjelaskan ukuran struktur, perilaku pasar sasaran, posisi produk yang direncanakan, penjualan, pangsa pasar, dan laba yang diinginkan dari lima tahun pertama.
- Menggambarkan harga, strategi distribusi, dan anggaran perusahaan yang di rencanakan untuk produk tersebut dalam tahun pertama.
- Menjelaskan jumlah penjualan, sasaran laba, dan strategi pemasaran selanjutnya.
f. Pengembangan Produk
Setelah berhasil merampungkan tahap analisis bisnis, perencanaan produk bergerak menuju tahap pengembangan dan pengujian (development and testing). Pengembangan dan pengujian berkenaan dengan pembuatan karakteristik fisik barang dan jasa baru yang dapat diterima bagi para pelanggan. Tujuannya adalah mengkonversikan gagasan ke dalam produk aktual yang aman, memberikan manfaat bagi para pelanggan, dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan.
g. Pengujian Produk dan Pasar
Pada tahapan ini, pengujian produk merupakan kelanjutan dari tahapan pengembangan produk. Tahapan-tahapan pengujian produk diantaranya:
- Pengujian tentang konsep produk.
- Pengujian desain produk.
- Pengujian kesukaan konsumen terhadap produk.
- Pengujian laboratorium terhadap produk.
- Pengujian operasi pabrik dan tes penggunaan produk. Setelah manajemen perusahaan merasa puas dengan produknya (setelah melakukan perubahan) maka untuk lebih lanjut adalah pengujian pada tujuannya yaitu untuk mengetahui reaksi konsumen.
h. Komersialisasi
Pada tahapan ini, semua fasilitas sudah disiapkan sedemikian rupa, baik fasilitas produksi maupun pemasarannya. Perusahaan yang sudah memasuki tahapan ini, harus sudah mempersiapkan strategi penetapan harga dan keuntungan yang diharapkannya. Di dalam tahapan ini, perusahaan sudah melaksanakan riset pemasaran terlebih dahulu, terutama yang menyangkut kebutuhan, keinginan, selera, kepuasan para konsumen yang akan dituju.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Produk
a. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan pengembangan produk, faktor-faktor ini harus dipertimbangkan agar terlaksananya pengembangan produk yang berhasil. Menurut Stanton (1996) faktor pendorong atau pendukung pengembangan produk adalah sebagai berikut:
- Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat memungkinkan terciptanya sarana produksi yang baru untuk dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membuat dan menyempurnakan produk, sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi yang diperoleh akan dapat ditingkatkan.
- Perubahan Selera Konsumen. Perubahan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat perkembangan penduduk, tingkat pendidikan, serta kesetiaan konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
- Persaingan. Adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis akan menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu mengembangkan produknya dengan harapan dapat menyaingi volume produksi pesaing.
- Adanya Kapasitas Produk Berlebihan. Dengan meningkatkan kapasitas mesin-mesin yang dimiliki perusahaan, maka perusahaan berusaha untuk menggunakan kelebihan kapasitas tersebut dengan jalan memproduksi perusahaan.
- Siklus Hidup Produk yang Pendek. Siklus kehidupan produk yang pendek mendorong perusahaan untuk terus mengembangkan produknya, sehingga konsumen tidak bosan dengan produk-produk yang diproduksi perusahaan.
- Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Laba. Perusahaan mempunyai keinginan untuk memperkuat posisi produknya di pasar, sera untuk memperluas pasar.
b. Faktor Penghambat
Menurut Kotler dan Keller (2008), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terhambatnya proses pengembangan produk, yaitu:
- Kekurangan gagasan mengenai produk baru yang penting dibidang tertentu. Mungkin hanya ditemukan sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar (seperti baja, deterjen).
- Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat. Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, hal ini berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
- Kendala sosial dan pemerintah. Produk baru harus memenuhi beberapa kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
- Mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Selanjutnya, perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi.
- Kekurangan modal. Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan-gagasan yang baik tidak dapat mengumpulkan dana yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkan produk baru.
- Waktu pengembangan yang lebih singkat. Perusahaan-perusahaan yang tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat akan berada di pihak yang tidak memiliki keunggulan. Perusahaan-perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat waktu pengembangan dengan menggunakan teknik perancangan yang dibantu komputer dan teknik manufaktur, mitra strategis, pengujian konsep awal, dan perencanaan pemasaran tingkat tinggi. Perusahaan yang waspada akan menggunakan pengembangan produk baru serentak, dimana kelompok lintas-fungsional bekerja sama untuk mendorong produk baru melalui pengembangan dan menuju pasar.
- Siklus hidup produk yang lebih singkat. Ketika suatu produk yang baru berhasil, pesaing dengan cepat meniru.
DAUR HIDUP PRODUK
Apa Itu Daur Hidup Produk?
Daur hidup produk merupakan suatu konsep penting dari pemasaran yang memberikan gambaran tentang dinamika kompetitif suatu produk berupa perjalanan penjualan suatu produk dari diperkenalkan kepada pasar hingga akhirnya hilang dari pasaran.
Tiap tahapan mempunyai tantangan yang berbeda dan dapat memberikan kontribusi laba yang berbeda. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras untuk melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama di pasaran.
Tahapan Daur Hidup Produk
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Pada tahap ini, produk mulai dipasarkan kepada masyarakat. Produk yang dikeluarkan masih benar-benar baru dan laba produsen masih sedikit, promosi juga dilakukan secara intensif agar masyarakat mengenal produk.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Ketika berada dalam tahap ini, penjualan serta laba akan meningkat yang disebabkan permintaan dari masyarakat sudah meningkat, karena masyarakat sudah mulai mengenal produk yang dibuat oleh perusahaan. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya permintaan pasar.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Tahap kedewasaan ditandai dengan adanya kompetitor yang mulai berdatangan. Produsen harus lebih efisien dalam hal biaya, agar biaya per unitnya lebih rendah. Produsen umumnya melakukan inovasi dan gencar melakukan promosi terhadap produk.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Di tahap ini, penjualan produk mulai menurun dan ditinggalkan oleh konsumen untuk produk lain. Jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun dan akhirnya mati. Penurunan penjualan ini disebabkan antara lain oleh perkembangan teknologi, pergeseran selera konsumen, serta meningkatnya persaingan dari dalam negeri maupun luar negeri.
IDENTIFIKASI PRODUK
Apa Itu Sebenarnya Identitas Produk?
Pernah dengar merek dan logo? Jika pernah, maka hal tersebut merupakan bagian dari sebuah proses dalam membangun product identity. Setiap barang atau produk tentu harus diberi identitas agar lebih jelas dan bisa dikenal oleh semua masyarakat.
Sebuah produk akan dilihat secara nyata oleh konsumen. Saat itulah peran sebuah identitas menjadi penting bagi barang atau layanan yang Anda buat, sehingga menghasilkan sesuatu dengan keistimewaan tersendiri kepada konsumen dalam mengenal suatu barang atau layanan.
Suatu merek bisa divisualisasikan dengan adanya product identity tersebut. Masyarakat saat ini merupakan penilai yang pasti.
Suatu perusahaan harus membangun konsep produk dan identitasnya sehingga masyarakat bisa menilai merek tersebut.
Ada kesan mendalam yang diberikan perusahaan terhadap suatu produk untuk para pelanggan. Seperti logo yang unik, paduan warna, nama produk dan sebagainya. Selanjutnya perusahaan juga akan membentuk tim dibalik layar guna menciptakan brand dari suatu produk.
Inilah tata nilai yang akan diciptakan, sebuah product identity yang akan membedakan dengan produk perusahaan lain. Sebuah produk dinilai sangat digemari jika identitas dari produk tersebut bisa memberikan pemahaman baru kepada masyarakat dan melahirkan branding yang kuat.
Itulah kenapa identitas suatu produk bisa menjadi sangat penting dan memiliki berbagai macam fungsi guna mempromosikan produk dengan berbagai merek.
Selain menjadi alat yang sangat penting dalam pengembangan usaha, melakukan hal ini juga untuk membuat produk Anda lebih dikenal masyarakat luas, mulai dari merek, kemasan hingga tagline dari produk.
Fungsi Dari Identitas Suatu Produk
Saat memahami bagaimana suatu product identity bisa berpengaruh terhadap branding perusahaan. Maka identitas tersebut memang memiliki banyak fungsi yang menjadikan suatu produk dikenal dan sangat istimewa.
Konsumen akan melihat berbagai faktor pada saat membeli suatu produk. Maka dengan adanya identitas tersebut bisa memudahkan konsumen.
1. Branding
Setiap produk yang dikeluarkan oleh perusahaan harus dipikirkan dengan matang di meja tim perusahaan. Bagaimana suatu produk itu bisa menghasilkan branding yang kuat.
Maka untuk menciptakan hal tersebut digunakanlah product identity. Bisa dengan melihat merek, logo hingga tagline produk tersebut. Inilah yang dinamakan identitas suatu produk untuk branding.
2. Ciri Khas Suatu Produk
Dalam membuat identitas tidak hanya berhenti pada merek atau logo saja. Namun, juga konsep warna, desain hingga pemilihan bahan. Hal ini akan menjadikan sebuah produk memiliki ciri khas tertentu sehingga masyarakat akan lebih mengenal produk tersebut.
3. Memberikan Nilai Yang Berbeda
Identitas dibuat agar sebuah produk yang diciptakan oleh suatu perusahaan memiliki nilai. Nilai ini bisa berupa estetika, ukuran dan harga. Maka hal tersebut yang akan menjadikan suatu produk bisa berbeda dengan produk dari perusahaan lainnya. Selain itu, penilaian ini juga didasarkan pada persepsi masyarakat.
4. Sebagai Wadah Suatu Produk
Identitas produk bisa berupa kemasan yang diciptakan guna melindungi sebuah produk dari bahaya luar. Misalnya saja menjual makanan, maka diperlukan tempat untuk membungkus. Terciptalah wadah yang didesain khusus guna menunjang produk tersebut ditawarkan ke konsumen.
5. Meningkatkan Efisiensi
Untuk meningkatkan sebuah efisiensi dalam memperkenalkan produk, maka identitas untuk produk memiliki peran yang penting. Cara yang efektif adalah dengan merencanakan setiap detail ciri khas dari produk tersebut. Selanjutnya gunakan penambahan ornamen seperti bentuk fisik, ejaan merek dan desain yang berbeda dari produk lainnya.
Fungsi dari identitas suatu produk memang sangat menguntungkan perusahaan. Selanjutnya perusahaan harus membangun cara sebuah identitas dari produk tersebut. Agar identitas dari produk bisa lebih dikenal khalayak luas.
Cara Membangun Identitas Produk
Perusahaan memerlukan tim untuk memaksimalkan pemasarang dan membuat sebuah produk dikenal banyak orang, salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan dan membangun identitas produk yang unik.
Inilah beberapa cara guna membangun sebuah identitas sebuah merek dalam bisnis Anda secara detail:
1. Gunakan Strategi dan Konsep Yang Matang
Setelah produk siap dengan detail identitas yang lengkap. Maka selanjutnya untuk membangun dengan baik dibutuhkan strategi serta konsep yang matang. Dengan melakukan pembentukan tim dalam menciptakan cara untuk promosi produk tersebut.
2. Gunakan Berbagai Macam Referensi
Untuk membangun produk tentu dibutuhkan berbagai macam referensi dari berbagai sumber. Agar bisa memadukan berbagai ide dan konsep sehingga menghasilkan sebuah identitas produk yang dirancang dengan baik.
Biasanya referensi diambil dari produk-produk yang sudah beredar di pasaran atau ide yang muncul sehingga menciptakan nilai baru.
3. Logo dan Identitas Lainnya Sebagai Pengenalan
Produk diperbandingkan dan dibangun dari logo yang dibuat, merek yang tertulis dengan jelas hingga desain warna yang ada untuk memperkenalkan kepada konsumen yang akan membeli produk tersebut.
Konsumen akan melihat detail produk dari kemasan yang terlihat secara visual, jika kemasan tersebut terlihat menarik dan unik biasanya konsumen akan terpikat.
4. Tunjukkan Keistimewaan
Tunjukkan keistimewaan dari identitas merek yang dipromosikan dengan cara menampilkan keunggulan merek mulai dari proses membuat hingga pengemasan.
Banyak konsumen yang memahami akan pentingnya kualitas sebuah produk, apalagi saat ini penilaian visual menjadi alat utama identitas suatu merek bisa mendapatkan perhatian.
5. Jelaskan Nilai Merek Produk
Nilai merek produk ini menjadi lebih berkesan jika konsumen yang memberikan review. Bisa dengan memberikan sampel atau promosi dari produk yang akan dipasarkan, atau juga dengan memberikan kalimat sederhana sebagai tagline produk agar mudah diingat, serta pemberian merek unik untuk suatu produ
POSITIONING PRODUK
Apa itu Positioning Produk?
Dilansir dari AHA, positioning produk adalah strategi atau tindakan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya agar selalu diingat oleh konsumen.
Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses melakukan positioning apabila produk mereka selalu diingat oleh konsumen dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis.
Oleh karena itu, hal tersebut adalah salah satu alasan mengapa strategi ini penting untuk dilakukan oleh perusahaan.
Pasalnya, melalui tindakan ini kamu dapat meningkatkan penjualan serta menambah jangkauan pelanggan.
Secara garis besar, strategi ini lebih berfokus untuk melihat persepsi dari konsumen ketimbang melakukan sesuatu terhadap produk.
Dalam artian lain, perusahaan akan terus berusaha untuk menanamkan nilai produk yang diberikan kepada konsumen supaya minat konsumen terus meningkat dari waktu ke waktu.
Bukan hanya itu, strategi ini juga sangat ampuh digunakan perusahaan untuk membedakan produknya dengan para kompetitor.
Sebab, setiap perusahaan memiliki caranya sendiri dalam memandang perspektif konsumen terhadap produknya.
ELEMENT DALAM POSITIONING PRODUK
Dalam positioning produk, apapun produk yang akan kamu ciptakan, terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan.
Dilansir dari Lucid Chart, berikut elemen-elemen tersebut:
1. Tujuan
Sudah pasti, salah satu hal terpenting dalam positioning produk adalah tujuanmu menciptakan produk tersebut.
Apakah produk ini dapat menyelesaikan masalah dari konsumen? Apakah produk tersebut bisa mendapatkan target pasar yang tepat?
Dari situ, kamu dapat mengidentifikasi tujuan dengan baik untuk sebuah produkmu. Nantinya, itu akan membantumu dalam berkembang di salah satu target pasar tertentu.
2. Persaingan pasar
Setelah menemukan tujuan, penting juga untuk mempelajari persaingan pasar dari produkmu.
Kira-kira apakah pasarmu adalah pasar baru atau pasar yang sedang berkembang? Apabila seperti itu, tentu itu adalah kesempatan emas.
Namun, jika pasar yang kamu tuju sudah terlalu banyak, pastikan kamu membuat terobosan baru untuk produkmu.
3. Customer pain point
Apa itu customer pain point? Customer pain point adalah poin kesulitan atau masalah yang dialami oleh pelanggan terhadap produk.
Nah, kamu perlu mengidentifikasi masalah dari konsumen terhadap produk, apakah konsumen bermasalah saat melakukan pembayaran atau pelayanan.
Untuk mengetahui pain point dari pelanggan, kamu bisa melakukan survei pelanggan terlebih dahulu.
4. Brand identity
Identitas brand atau brand identity menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk diperhatikan dalam positioning produk.
Kamu dapat membuat sebuah logo yang sederhana sehingga dapat dikenali dengan baik oleh konsumen.
Bayangkan saja apabila logomu sudah sangat terkenal, konsumen tentu tidak akan segan untuk membeli produk tersebut, meskipun harus mengeluarkan nominal uang yang besar.
CARA MENGEMBANGKAN STRATEGI POSITIONING
1. Memahami pelanggan
Dalam menerapkan strategi positioning, kamu harus mengetahui siapa pelangganmu dan apa yang mereka butuhkan.
Pahami pelanggan dengan baik lewat riset konsumen, mulai dari perilaku, minat, hingga masalah yang sedang mereka hadapi.
Melalui cara seperti ini, kamu akan mudah untuk mengembangkan strategi positioning. Sebab, kamu melihat langsung dari persepsi konsumen, bukan dari produk atau rekan kerjamu.
2. Analisis pasar
Tidak hanya memahami pelanggan, kamu juga harus menganalisis pasar dengan cermat.
Cari tahu bagaimana kompetitor melayani kebutuhan pelanggan mereka. Dari situ, kamu bisa mengembangkannya lebih baik agar dapat menarik perhatikan konsumen.
Selain itu, ini akan membuatmu terlihat berbeda dari kompetitor dan memberikan nilai kepada pelanggan.
3. Nilai produk
Dalam membangun strategi positioning harus didasari oleh nilai yang diberikan oleh perusahaan dan juga produk.
Hal tersebut dilakukan agar pelanggan dapat mengidentifikasi nilai produk dengan baik. Dengan begitu, konsumen tidak akan ragu untuk mengambil sebuah keputusan dalam membeli produkmu.
DIFFERENSIASI PRODUK
Apa itu diferensiasi produk?
Diferensiasi produk adalah proses yang membedakan produk atau layanan Anda dengan pihak lain. Proses ini melibatkan detail karakteristik setiap produk yang dihargai oleh konsumen dan menjadikan hal ini unik. Ketika berhasil, diferensiasi produk menciptakan keunggulan kompetitif dikarenakan pelanggan melihat produk Anda sebagai yang superior.
Mengapa diferensiasi produk itu penting?
Penting bagi perusahaan untuk berbeda dengan kompetitor, dikarenakan ada ratusan produk baru yang masuk ke pasar setiap hari. Ketika dihadapkan dengan terlalu banyak pilihan, konsumen akan bingung dalam memilih dan pada akhirnya membuat keputusan untuk tidak membeli. Itulah mengapa sangat penting untuk bisnis Anda menemukan cara agar produk Anda terlihat “menonjol” dan dianggap unik serta beharga daripada barang yang serupa.
Tim pemasaran akan berusaha menjelaskan kepada semua pelanggan apa kelebihan yang ditawarkan produk Anda dan membandingkannya dengan pesaing. Jika perusahaan Anda memiliki banyak produk, pastikan setiap produk memiliki identitas yang jelas untuk menghindari kebingungan saat konsumen menentukan pilihan. Membuat produk yang berbeda adalah hal yang menarik bagi calon konsumen. Hal ini dapat membantu membangun keunggulan kompetitif produk dibandingkan merek lain.
Strategi Diferensiasi Produk
Strategi diferensiasi produk yang baik dapat memperoleh loyalitas merek, hal terpenting untuk setiap bisnis yang sukses. Strategi ini berfokus pada persepsi nilai pembeli. Selama penjual terus memberikan kualitas pelayanan tertinggi, basis pelanggan akan tetap loyal.
Segmentasi pasar saat ini dihadapkan dengan persaingan bisnis yang sangat kompetitif. Jika suatu produk tidak memiliki kualitas tinggi secara konsisten, konsumen akan beralih ke pilihan lain. Membuat produk yang unik tidak akan cukup untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dari diferensiasi produk jika pembeli tidak mengetahui perbedaan produk Anda dengan merek lain.
Penjual harus memiliki pemahaman menyeluruh tentang harapan pembeli dan bagaimana produk akan digunakan. Misalnya, tujuan membeli mobil adalah untuk alat transportasi, tetapi jika membeli mobil tersebut juga akan memberikan perasaan pencapaian dan harga diri yang tinggi, maka penjual akan memiliki keunggulan kompetitif atas produk mobil yang ia pasarkan.
Cara lain diferensiasi produk sangat penting adalah memberikan kontribusi terhadap persepsi pembeli bahwa tidak ada merek yang serupa dengan produk yang kita pasarkan. Diferensiasi produk akan menyoroti hal yang membedakan produk kita dengan kompetitor. Konsumen akan melihat bahwa produk kompetitor tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini meningkatkan harapan konsumen tentang kesadaran standar kualitas yang akan mereka terima.
Cara Untuk Membedakan Produk Anda
Anda tidak ingin produk Anda terlihat aneh hanya kerena ingin produk Anda terlihat berbeda bukan? Sebaliknya, pertimbangkan apa yang paling penting bagi pelanggan Anda dan biarkan hal itu mendorong keputusan Anda tentang cara membedakan produk Anda. Diferensiasi produk Anda harus muncul setelah secara hati-hati meneliti persaingan dan hal ini harus menjadi bagian dari visi produk Anda yang lebih besar.
Manfaat
Nilai apa yang bisa didapatkan pelanggan bila menggunakan produk Anda dibandingkan dengan produk kompetitor? Masalah apa yang akan dipecahkan oleh produk yang Anda buat? Bagaimana itu akan membuat calon konsumen lebih mudah dan lebih baik? Misalnya, produk Anda mungkin satu-satunya aplikasi seluler dapat mengetahui cuaca di daerah tertentu secara real-time. Hal seperti ini sangat dibutuhkan bagi mereka pekerja lapangan.
Desain
Apakah produk Anda memiliki desain berbeda dan membedakannya dari yang lain? Misalnya, produk Anda ramping dan memiliki pengalaman pengguna yang sederhana, sementara penawaran pesaing Anda tampak kuno dan ketinggalan jaman. Perbedaan ini dapat membantu pelanggan terhubung dengan merek Anda. Contohnya adalah tentang kepekaan desain modern dari termostat merek Nest. Alih-alih menyalin bentuk persegi panjang pada termostat lain, perusahaan ini memilih lingkaran sederhana dengan tampilan yang mudah dibaca dan berubah warna.
Harga
Apakah harga produk Anda lebih rendah atau lebih tinggi dari produk pesaing Anda dan produk lain yang Anda tawarkan? Harga Anda harus mencerminkan nilai keseluruhan nilai dan fitur yang Anda tawarkan. Misalnya, Anda dapat membenarkan harga yang lebih tinggi jika pelanggan mengetahui bahwa produk Anda menawarkan kualitas yang terbaik di kelasnya. Ini yang dilakukan perusahaan mobil Ferrari yang memasang harga yang terbilang tinggi untuk setiap mobil keluaran mereka. Namun sebaliknya, memberikan harga yang terlalu rendah pada produk Anda, dapat membuat pelanggan mungkin menganggap produk Anda bukan pilihan terbaik.
Kualitas
Apakah produk Anda bekerja atau memiliki mutu lebih baik daripada produk pesaing Anda? Apakah Anda menawarkan beberapa fungsi yang tidak dimiliki pesaing Anda? Dapatkah pengguna atau konsumen mengharapkan produk bertahan lebih lama daripada produk lain? Keunggulan kompetitif produk Anda mungkin memang terbukti sebagai konstruksi yang unggul dan dapat diandalkan.
Pelayanan pelanggan
Fitur produk Anda mungkin mirip dengan yang lain dalam banyak hal. Namun, Anda dapat membedakan produk Anda melalui pengalaman pemakaian produk Anda dengan cara mengumpulkan tim pelayanan pelanggan yang profesional agar mendapatkan reputasi yang responsif terhadap kebutuhan, permintaan, dan ide pelanggan. Aftersales dalam bisnis adalah hal yang sangat penting. Perlu Anda ketahui, menjaga kesetiaan konsumen terhadap produk Anda lebih sulit daripada hanya sekedar mendapatkan konsumen yang baru.
PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI
Biaya dalam pengertian akutansi biaya dapat diartikan sebagai beban yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh customer. Sama hal dengan biaya produksi yaitu beban yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu proses produksi baik itu biaya jangka pendek maupun jangka panjang.
Beban yang ditanggung produsen disini dalam bentuk uang untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dipakai oleh customer. Berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan.
Unsur dan Jenis-jenisnya
Anda harus mengetahui beberapa unsur dan jenisnya agar dapat membantu membaca laporan keuangan yang valid dan akurat, diantaranya sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi.
e. Biaya penunjang (co: biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi).
f. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
g. Pajak
Adapun beberapa jenis-jenis yang dikategorikan dari segi jangka waktu, diantaranya sebagai berikut:
Jangka Pendek.
Biaya Total (Total Cost) Yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya Variabel (Variabel Cost) yaitu Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Seperti contohnya biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar,dls.
Biaya Tetap (Fixed Cost)yaitu Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Seperti contohnya biaya abonemen telepon, biaya pemeliharaan bangunan, biaya penyusutan dls.
Biaya Rata-rata (Average Cost) yaitu Biaya total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu oleh perusahaan tersebut.
Biaya Marginal (Marginal Cost) yaitu Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan output.
Jangka Panjang
Biaya Total Jangka Panjang (Long Run Total Cost) yaitu keseluruhan biaya total jangka panjang sama dengan perubahan biaya Variabel.
Biaya Marginal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost) yaitu tambahan biaya karena menambah Produksi sebanyak.
Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost) yaitu biaya total dibagi jumlah output.
Cara Menetapkan Biaya Produksi
Pada dasar menetapkannya dapat dihitung dengan Anda menghitung biaya variabel dan biaya tetap. Adapun contoh perhitungannya, sebagai berikut:
Sebuah pabrik busa sudah memproduksi spring bed sebanyak 1.100 pcs dalam jangka waktu 1 bulan. Adapun yang menjadi beban bahan baku menghabiskan 200 juta, membeli bahan bakar 50 juta, biaya gaji karyawan 20 juta, biaya listrik telp dan air 25 juta, dan biaya lain-lain penunjang 15 juta, maka berapa total biaya produksinya?
Total Biaya Produksi = Perjumlahan biaya variabel dan biaya tetap
Biaya variabel, antara lain: bahan baku, bahan bakar, biaya gaji karyawan
Biaya tetap, antara lain: biaya listrik telp air, biaya lain-lain penunjang.
Biaya Varibel = (Rp. 200.000.000 + Rp. 50.000.000 + 20.000.000)
= Rp. 270.000.000.
Biaya Tetap = (Rp. 35.000.000 + Rp. 25.000.000)
= Rp. 60.000.000.
Total Biaya Produksi = Rp. 270.000.000 + Rp. 60.000.000
= Rp. 330.000.000
Biaya Produksi per Unit = Rp. 330.000.000/1.100 pcs
= Rp. 300.000 / pcs
Dapat disimpulkan pabrik busa dapat menghabiskan biaya produksi sebesar Rp. 330.000.000 / bulan. Dan jika dihitung untuk per unit sebesar Rp. 300.000 /pcs, sehingga jika pabrik itu menjual dengan sistem cuci gudang pada masyarakat umum sebesar Rp. 350.000/ pcs berarti dalam kondisi cuci gudang pun pabrik busa masih mendapatkan keuntungan Rp. 50.000 /unit.