Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Rasionalisme dan Empirisme

A. Arti Rasionalisme:

Rasionalisme adalah pandangan filsafat yang menekankan peran penting akal atau pemikiran rasional dalam memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang dunia. Menurut rasionalisme, pengetahuan yang benar dan valid dapat dicapai melalui penggunaan akal secara logis dan deduktif, bukan hanya melalui pengalaman empiris.

B. Para Filsuf Rasionalisme:

  1. Rene Descartes: Descartes merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam rasionalisme. Ia mengembangkan metode keragu-raguan metodologis dan menciptakan ungkapan “Cogito, ergo sum” (Aku berpikir, maka aku ada). Descartes juga memandang alam semesta sebagai mekanisme mekanik dan memisahkan antara pikiran dan materi.
  2. G.W. Leibniz: Leibniz menyumbangkan pemikiran tentang prinsip identitas, prinsip penjelasan terbaik (prinsip kecukupan), dan konsep monadik (substantivitas individual).
  3. Nicolas de Malebranche: Malebranche mengembangkan pandangan tentang penglihatan dalam Tuhan, di mana semua pengetahuan berasal dari penglihatan ilahi dan hubungan langsung dengan Tuhan.
  4. Blaise Pascal: Pascal adalah seorang matematikawan, fisikawan, dan filsuf yang terkenal dengan pemikirannya tentang keimanan dan ketidakpastian hidup manusia. Ia menulis tentang keberadaan Tuhan dan pentingnya iman dalam hidup manusia.

C. Empirisme:

Empirisme adalah pandangan filsafat yang menekankan pentingnya pengalaman dan observasi sebagai sumber pengetahuan. Menurut empirisme, pengetahuan diperoleh melalui pengalaman indrawi dan proses induksi dari fakta-fakta yang dipersepsikan.

D. Pandangan para Filsuf Empirisme:

  1. John Locke: Locke adalah salah satu tokoh utama dalam empirisme. Ia mengemukakan konsep bahwa pikiran manusia pada awalnya adalah seperti “kertas putih” yang kosong, dan semua pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi.
  2. George Berkeley: Berkeley mengembangkan pandangan tentang idealisme subjektif, yang menyatakan bahwa hanya ada pikiran dan persepsi yang nyata, sedangkan dunia materi hanya merupakan kumpulan ide-ide yang ada dalam pikiran Tuhan.
  3. David Hume: Hume menyumbangkan pemikiran tentang pengalaman dan asosiasi ide. Ia meragukan kemampuan manusia untuk mengetahui sesuatu secara pasti dan mempertanyakan asumsi kausalitas.

E. Perkembangan Psikologi:

Di masa rasionalisme dan empirisme, perkembangan psikologi lebih berkaitan dengan pemikiran empirisme. Para filsuf seperti Locke, Berkeley, dan Hume memberikan kontribusi penting dalam memahami sifat pikiran, pengalaman, dan asosiasi ide. Pemikiran-pemikiran ini membantu membentuk dasar-dasar psikologi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari pikiran dan perilaku manusia.

Namun, perlu dicatat bahwa psikologi sebagai ilmu independen baru muncul pada abad ke-19, dengan pendekatan dan metode penelitian yang lebih sistematis dan ilmiah. Psikologi modern memiliki akar yang kuat dalam pengembangan pemikiran filosofis, termasuk rasionalisme dan empirisme, namun telah berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu yang mandiri dengan pendekatan dan teori yang unik.