Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Rekening Aktiva hutang, modal, pendapatan dan biaya

 


A.     Pengertian Aktiva dan Jenis Jenisnya

 

a)    Pengertian Aktiva (Asset)

Menurut S munawir (2002:30) aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang diniliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Sedangkan

Menurut Thompson learning yang diterjemahkan oleh skoussen dkk (2001 : 131) aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2 ) “ Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu  tahun“.

Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan dimasa depan.

Menurut Djarwanto PS. (2001:15) pengertian aktiva adalah sebagai berikut: “Aktiva  merupakan  bentuk   dari   penanaman   modal   perusahaan, bentuk- bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.”

Menurut Mamduh M.Hanafi (2003:24) pengertian aktiva adalah: “Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa  lalu  dan darinya manfaat  ekonomi  dimasa  depan  diharapkan akan diraih oleh perusahaan.”

Berdasarkan kedua pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa aktiva adalah  bentuk  dari   penanaman   modal   perusahaan,  bentuk-bentuknya  dapat berupa harta kekayaan, dan diharapkan mampu memberikan kontribus baik secara langsung maupun tidak langsung dimasa yang akan datang.

Aktiva adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat dinilai dengan satuan mata uang dan digunakan dalam operasi perusahaan.


b).  Jenis Jenis Aktiva atau Asset

Ada banyak pendapat mengenai jenis jenis aktiva atau asset. Jenis Jenis Aktiva atau Asset, diantaranya :

1.    Menurut Haryono Yusup (2003:23) aktiva dibagi menjadi dua yaitu:

a.  Aktiva lancar

b.  Aktiva tetap

 

2.    Menurut Zaki Baridwan (2004:20) aktiva dibagi menjadi tiga yaitu:

a.  Aktiva lancar

b.  Aktiva tetap

c.  Aktiva lain-lain

 

Kesimpulan dari jenis aktiva tersebut diatas adalah:

ü  Aktiva lancar adalah mencakup uang kas,aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang diharapkan dapat direalisir atau dicairkan menjadi uang kas atau dijual selama jangka waktu yang normal.

ü  Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap  pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi  perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal

ü  Aktiva  lain-lain  adalah   aktiva-aktiva   yang   tidak   dapat   dimasukkan   dalam    kelompok-kelompok    lain    seperti      misalnya                                           titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak,  bangunan  dalam  pengerjaan,  piutang- piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan dan lain-lain.

 

Ada juga yang mengelompokkan Jenis Jenis Aktiva atau Asset sebagai berikut :

1.        Aktiva Lancar atau Aset lancar

 

Beberapa pengertian Aktiva atau Asset lancar, diantaranya

 

ü  Aset lancar (Inggris: current asset) dalam akuntansi adalah jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun.

ü  Aktiva Lancar menurut Alimsyah dan  Padji  (2006;284), “Aktiva  lancar  adalah harta  perusahaan  yang  dapat  ditukar  dengan  uang  tunai  dalam  waktu  relative  singkat,  biasanya  ukuran  waktunya  yang  dipakai   ialah siklus   usaha   atau   tahu   buku,   yang   termasuk   aktiva    lancar    ialah  uang kas, rekening giro bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka, wesel, dll..”

ü  Aktiva Lancar menurut S. Munawir (2004;14), “Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,  dijual  atau  dikonsumer  dalam  periode  berikutnya (paling    lama    satu    tahun    atau    dalam    perputaran     kegiatan perusahaan yang normal).”


Dari   pengertian    aktiva    lancar    diatas,    maka    dapat    disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dijadikan uang dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu  kurang  dari  satu  tahun  yang  terdiri  dari   kas,  rekening giro, piutang usaha,persediaan, wesel dan lain sebagainya.

Contoh aktiva lancar atau asset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka.

Pengelompokkan Aktiva Lancar atau Asset Lancar

 

I.                   Menurut Abdulah Shahab (2001:52) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah:

1.    Kas

2.    Surat berharga

3.    Wesel tagih

4.    Piutang dagang

5.    Persediaan barang

6.    Beban dibayar dimuka

 

II.                     Menurut S. Munawir (2004;14) yang termasuk ke dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai berikut:

 

1.  Kas 2.Investasi 3.Piutang wesel

4.Piutang dagang 5.persediaan 6.piutang penghasilan 7.persekot

Kesimpulan dari kelompok aktiva lancar diatas adalah:

1.                  Kas   atau   uang   tunai   yang   dapat   digunakan   untuk   membiayai operasi perusahaan. Uang tunai yang dimiliki perusahaan  tetapi  sudah ditentukan penggunaannya (misalnya uang kas yang disisihkan untuk tujuan pelunasan hutang obligasi, untuk pembelian aktiva tetap atau tujuan-tujuan lain) tidak dapat dimasukkan dalam pos kas.

2.                    Investasi  jangka  pendek  (surat-surat  berharga  atau  marketable  securities).  Yaitu  investasi  yang  sifatnya  sementara   (jangka   pendek)   dengan     maksud  untuk       memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

3.              Piutang wesel,    adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain    yang dinyatan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam suatu undang-undang.

4.                Piutang        dagang,      adalah     tagihan     kepada       pihak     lain (kepada kreditor    atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit.

5.                  Persediaan, adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum terjual


 

2.          Aktiva atau Asset Investasi Jangka Panjang

Beberapa pengertian Aktiva Investasi Jangka Panjang, diantaranya

ü  Aktiva Investasi adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatan usaha pokok perusahaan.

Contoh : Surat-surat berharga, Saham, Obligasi, dll.

 

3.        Aktiva Tetap atau Asset tetap

 

Pengertian aktiva tetap menurut beberapa ahli, diantaranya:

 

ü  Pengertian aktiva tetap menurut PSAK 16 (2004 : 16. 1) menyatakan bahwa ; “Aktiva tetap adalah aktiva tetap  yang berwujud  yang diperoleh  dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebihdarisatu tahun.”

 

ü  Menurut             IAI      melalui           PSAK               No.16           (2004:16.2) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “aktiva tetap adalah aktiva  berwujud  yang  diperoleh  dalam  bentuk  siap  pakai dengan  dibangun  terlebih  dahulu,  yang  digunakan  dalam   operasi   perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

 

ü  Menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut: “Aset tetap (plant assets ) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk  fisik,  digunakan  dalam  kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.”

 

ü  Menurut Warren, Reeve & Fess (2006:504) yang di alih bahasakan oleh Aria farahmita, Amanugrahani dan Taufik hendrawan, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:  “aktiva  tetap  (fixed  assets )   merupakan   aktiva jangka panjang atau aktiva yang relative permanen.”

Dari  beberapa  pengertian  diatas   dapat   ditarik   kesimpulan   bahwa aktiva    tetap adalah     aktiva      berwujud      yang      dimiliki      perusahaan yang   digunakan   dalam    operasi perusahaan   tidak   dimaksudkan   untuk   dijual dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Sedangkan pengertian aktiva tetap secara umum dalam akuntansi adalah aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aset tetap antara lain adalah properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor, furnitur, perlengkapan kantor, kom puter, dan lain-lain. Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.


Menurut S. Munawir (2007:17) jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut:

 

“1.Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya

2.Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik 3.Mesin

4.Inventaris

5.Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.”

 

4.        Aktiva atau Asset Tidak Berwujud

 

Aktiva atau Asset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Aktiva atau Asset Tidak Berwujud (Inggris: intangible asset) adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik. Jenis utama aset tidak berwujud adalah hak cipta, paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai umur lebih dari satu tahun (aset tida k lancar) dan dapat diamortisasi selama periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

Jenis Jenis Aktiva Tidak Berwujud:

1.        Patent/oktoroi à 18 th

2.        Hak cipta à 28 th

3.        Merek dagang à 20 th

4.        Franchise

5.        Goodwill

6.        Biaya penelitian & Pengembangan

7.        Biaya pendirian perusahaan

8.        Leasehold

9.        Beban yang ditangguhkan

 

 

5.        Aktiva atau AssetLain

Aktiva atau Aset lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.

Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.


B.     Pengertian Pasiva Dan Jenis Jenisnya

a)    Pengetian Pasiva / Hutang / Kewajiban / Liabilities

 

 

Pasiva atau hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu tertentu.

 

Pasiva atau kewajiban atau hutang atau Liabilities adalah Adalah sumber pembelanjaan perusahaan yang berasal dari kreditur

 

Pasiva adalah suatu jumlah yang harus dibayar atau dilunasi oleh perusahaan dengan menggunakan kekayaan perusahaan kepada pihak di luar pemilik.

 

Utang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga. Hutang timbul akibat adanya transaksi atau peristiwa masa lalu yang mengakibatkan adanya penyelesaian di masa mendatang dengan menyerahkan sejumlah sumber daya perusahaan pada pihak yang terkait sebagai pelunasan atas kewajiban yang timbul.


b)    Jenis Jenis Pasiva / Hutang / Kewajiban / Liabilities

 

Jenis jenis pasiva atau hutang atau kewajiban atau liabilities, diantaranya :

1.        Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities Definisi Hutang Lancar, diantaranya

ü  Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu

tahun.

ü  Utang lancar yaitu merupakan utang-utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.

Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan diterima di muka, dan lain sebagainya.

2.        Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities

 

Definisi Hutang Jangka Pendek , diantaranya

ü  Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari setahun.

ü  Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo pembayarannya setelah lewat waktu lebih dari satu tahun.

Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.

3.        Hutang lain-lain / Other Payable Definisi Hutang Lain Lain, diantaranya

ü  Other Payable adalah perkiraan atau akun yang digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.

ü  Utang lain-lain merupakan pos tempat menampung utang yang tidak memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai utang lancar dan utang jangka panjang.

Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.


C.     Pengertian Modal dan Jenis Jenisnya

 

 

a)    Pengertian Modal (Capital)

 

 

Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.

Modal (ekuitas) adalah hak pemilik atas kekayaan perusahaan, dan merupakan kekayaan bersih yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Jika perusahaan adalah kepemilikan tunggal, modal/ekuitas pemilik juga dikenal sebagai akun modal pemilik.

Ada beberapa definisi mengenai modal, yaitu :

 

ü  Menurut S.Munawir (2000 : 19) : Modal adalah hak yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang di tunjukkan dalam pos modal (Modal Saham), surplus , dan laba di tahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang – hutangnya.

ü  Menurut Polak yang di sadur oleh Bambang Riyanto (2000 : 18), mengemukakan bahwa modal (neraca sebelah kredit) ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang barang modal, sedangkan barang barang modal adalah barang barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan (neraca sebelah debet).

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal adalah kelebihan aktiva atas hutang yang mempunyai kekuasaan untuk menggunakan barang modal.


 

b)    Jenis Jenis Modal (Capital)

Jenis jenis modal dapat di perinci seluruhnya berdasarkan kedudukan masing masing disisi aktiva maupun disisi pasiva. Dimana dari kedua sisi tersebut, jenis jenis modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1.  Modal dilihat dari bentuknya terdiri dari aktiva lancar (baik yang berbentuk kas,piutang,surat berharga maupun persediaan)dan aktiva tetap (berbentuk mesin,bangunan da tanah).

2.  Jenis modal menurut sumber asalnya terdiri dari hutang (modal asing ) dan modalsendiri

Jenis jenis modal menurut Bambang Riyanto (2000 : 19) yang juga sangat penting yaitu :

1.                 Menurut bentuknya (modal aktif), yaitu modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang menggambarkan bentuk bentuk dimana dana diperoleh perusahaan di tanamkan.

c)      Modal aktif berdasakan cara dan lamanya perputaran dapat dibedakan antara lain. :

   Aktiva Lancar yaitu aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi dan proses perputaran dalam jangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun)

   Aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur habis turut serta dalam proses perputarannya dalam jagka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun)

 

d)     Modal aktif berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan dibedakan menjadi dua , yaitu :

   Modal kerja (working capital) adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar (gross working capital) atau kelebihan dari aktiva diatas hutang lancar (net working capital)

   Modal tetap adalah jumlah keseluruhan aktiva tetap.

2.                 Menurut sumbernya atau asalnya (modal pasif) yaitu modal yang tertera disebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber sumber dana diperoleh.

Modal pasif berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu :

   Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik modal perusahaan itu sendiri dan hasil usahanya (cadangan, laba yang ditahan) atau berasal dari pengambilan bagian , persero atau pemilik (modal saham, modal persero dan lain lain)

   Modal asing (modal kreditur atau hutang) adalah modal yang berasal dari kreditur ini merupakan hutang perusahaan .


Modal pasif berdasarkan lamanya penggunaan dibedakan menjadi modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Pembagian modal pasif juga didasarkan pada :

   Syarat likuiditas yang terdiri dari modal jangka pendek dan modal jangka panjang.

Syarat solvabilitas yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing Syarat rentabilitas yang terdiri dari modal dengan pendapatan tidak tetap (modal saham)

 

 

Klasifikasi Jenis Jenis Modal dapat di lihat dalam gambar berikut :

 

A.     Pengertian Pendapatan dan Jenis Jenisnya

 

 

a)    Pengertian Pendapatan (Revenue)

Financial Accounting Standard Board, statement No. 3 dalam Vernon Kam (1990 : 237) menjelaskan : “ Revenue are inflows or other enchancements  of assets of or entity or settlements of as liabilities goods, rendering service, or other activities that’s constituted the entity’s or going mayor or central operation “. Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa revenue (pendapatan) merupakan arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penjelasan kemajuan dari entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari penyerahan / produksi barang, pembelian jasa atau pelaksanaan kegiatan kerja utama perusahaan yang saling berjalan.

Adapun definisi pendapatan yang dikemukakan oleh APB dalam Wolk. Dkk (1992 : 267) Bahwa revenue / pendapatan merupakan kenaikan bruto dalam asset dan penurunan bruto dalam kewajiban berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang berasal dari kegiatan mencari laba.

Selanjutnya accounting terminology No.2 dalam Sofyan S. Harahap(1993: 39) mendefinisikan bahwa, pendapatan berasal dari penjualan dan pembelian jasa diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang jasa yang disampaikan untuk mereka, juga termasuk laba dari investasi dalam kenaikan lainnya pada equity pemilik modal kecuali yang berasal dari penyesuaian modal.

Penjelasan mengenai pendapatan oleh Ikatan Akuntansin Indonesia dalam PSAK No. 23 paragraf 06 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

 

Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai Revenue / pendapatan.

1.    Revenue / pendapatan diperoleh melalui hasil penjualan barang dagang atau jasa yang diserahkan kepada pembeli dan dapat pula diperoleh dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain.

2.    Revenue dalam pembebanannya kepada pembeli atau langganan harus diukur dengan mata uang tertentu.

3.     Revenue memiliki sifat menambah atau menaikkan kekayaan milik perusahaan, tetapi tidak semua yang menambah atau menaikkan nilai kekayaan


pemilik dapat dikategorikan sebagai revenue misalnya yang berasal dari kontribusi penanam modal.

Pengertian Pendapatan dilihat dari berbagai ilmu, diataranya :

 

1.     Menurut ilmu ekonomi

 

Pendapatan menurut ilmu ekonomi  merupakan  nilai  maksimum  yang dapat  dikonsumsi  oleh  seseorang  dalam  suatu   periode   dengan mengharapkan  keadaan yang  sama  pada  akhir  periode  seperti  keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih  dari  total   harta   kekayaan   badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan  adalah  jumlah  harta  kekayaan   awal   periode   ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2.   Menurut ilmu akuntansi

 

Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi . Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :

a)  Pandangan           yang      menekankan           pada    pertumbuhan           atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan.

 

Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan   barang   dan   jasa   oleh   perusahaan    selama jangka waktu tertentu.

 

b)  Konsep pendapatan sering juga dilihat melalui pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik. Berbagai definisi yang timbul sering merupakan kombinasi konsep- konsep tersebut.

Pada hakekatnya konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus yaitu “penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu”. Paton dan Littleton menyebutnya sebagai produk perusahaan dan besarnya diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang diterima dari pelanggan (konsumen). Laba akan timbul bilamana jumlah rupiah aktiva menunjukkan pendapatan melebihi jumlah rupiah total biaya yang dibebankan.


Berikut beberapa pengertian pendapatan yang dikemukakan penulis dalam berbagai literatur akuntansi.

ü  Menurut Donals E. Kieso dan Jerry J. Weygandy (1986 : 164), memberikan definisi sebagai berikut : “Revenue is an in flow of cash or other properties in exchange for good sold or services rendered”.

Definisi ini menjelaskan bahwa pendapatan (revenue) diartikan sebagai aliran masuk kas atau setara kasnya yang terjadi akibat adanya penjualan barang atau penyerahan jasa yang dihasilkan.

ü  Eldon S. Hendriksen (dalam Marianus Sinaga, 1993 : 164) mendefinisikan “Pendapatan adalah ekspresi moneter dari keseluruhan produk atau jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan kepada pelanggannya selama satu periode”.

Menurut definisi ini, maka pendapatan diukur berdasarkan jumlah barang dan jasa yang diserahkan kepada pembeli atau langganan (dengan menggunakan satuan mata uang tertentu). Jadi merupakan aliran keluarnya (out flow) nilai atas barang atau jasa yang ditransfer kepada langganannya.

ü  Zaki Baridwan (1992 : 30) mengutarakan : “Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha”.

ü  Pendapatan diutarakan oleh C. Rolin Niswonger dan Carl S. Waren (dalam Hyginus Ruswianarto, 1993 : 57) yaitu : “Pendapatan adalah kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau klien, penyewaan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.

Maksud definisi di atas adalah pendapatan dapat dihasilkan melalui berbagai kegiatan usaha baik yang berasal dari usaha perdagangan, jasa maupun profesi yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kotor (laba bruto).

ü  Pendapatan (revenue) menurut Smith and Skousen (1995 : 15) adalah kenaikan (inflows) dari aktiva yang berasal dari operasi (kegiatan) normal perusahaan.

Dalam definisi ini terdapat pembatasan yang jelas mengenai sumber dana yang dapat digolongkan sebagai revenue dan sumber dana yang tidak dapat digolongkan sebagai revenue.


Dari pengertian pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari suatu unit usaha selama satu periode tertentu setelah dikurangi dengan penjualan retur dan potongan- potongan. Maksud penjualan retur adalah pengembalian barang oleh pelanggan karena barang tertentu yang dikirm rusak atau tidak sesuai pesanan. Sedangkan potongan penjualan adalah potongan yang diberikan kepada pelanggan karena langganan membayar lebih cepat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mendapat potongan.

Untuk lebih jelasnya, diberikan definisi yang dikemukakan oleh M. Munandar (1996 : 18) yaitu :

“Revenue adalah suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities”.

Definisi ini menjelaskan bahwa suatu pertambahan assets dapat disebut revenue apabila pertambahan assets tersebut berasal dari kontra prestasi yang diterima perusahaan atas jasa-jasa yang diberikan kepada pihak lain. Selanjutnya, pertambahan atau peningkatan assets akan mengakibatkan bertambahnya owners equity.


 

b)    Jenis Jenis Pendapatan (Revenue)

Jenis-jenis Pendapatan dibedakan atas :

 

1.    Pendapatan Total (Total Revenue / TR)

 

Total Revenue / TR adalah jumlah/kuantitas barang yang terjual, dikalikan dengan harga satuan. Semakin banyak yang terjual semakin besar penerimaan total (TR = P x Q).

Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2.    Pendapatan Rata-rata (Average Revenue / AR)

 

Average Revenue / AR adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari total penerimaan dibagi dengan jumlah barang yang dijual (AR = TR / Q).

Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan  jumlah  satuan  barang  yang  dijual.

 

3.    Pendapatan Marjinal (Marginal Revenue / MR)

 

Marginal Revenue / MR adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan dari setiap satuan hasil produksi.

Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.

Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.


B.     Pengertian Biaya dan Jenis Jenisnya

 

a)    Pengertian Biaya (Expense atau Cost)

 

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya antara lain :

ü  Menurut Supriyono (1999 : 16) biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai pengurang penghasilan.

ü  Menurut Mulyadi (1999 : 8) dalam arti luas biaya adalah : pengorbanan sumber ekonomis, yang di ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

ü  Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan.

Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah pengorbanan ekonomis, yang di ukur dengan nilai uang untuk memperoleh barang atau jasa.


b)    Jenis Jenis Biaya (Ekspense atau Cost)

 

Pengklasifikasian biaya atau penggolongan biaya dilakukan sesuai dengan tujuan biaya itu sendiri. Untuk tujuan yang berbeda, diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.

 

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Supriyono dalam buku Akuntansi Biaya : pengumpulan biaya dan penentuan harga pokok (1999 : 18) menggolongkan biaya sebagai berikut :

 

1.       Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan. Atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi :

ü  Fungsi produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk di jual.

ü  Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kejadian penjualan produk selesai yang siap untuk di jual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dan hasil penjualan.

ü  Administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

ü  Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

 

2.      Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan dibebankan untuk dapat menggolongkan pengeluaran (expenditures) akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut :

ü  Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya

ü  Pengeluaran Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai aktiva.

3.     Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan volume.

 

Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan. Tendensi perubahannya terhadap aktivitas dapat dikelompokkan menjadi :


a.  Biaya Tetap

 

Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut :

ü  Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.

ü  Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume penjualan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

 

b.  Biaya Variabel

Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

ü  Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah biaya variabel.

ü  Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya semakin konstan

 

c.  Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut :

ü  Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah biaya total, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.

ü  Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan tingkatan kegiatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

 

4.       Penggolongan  biaya  sesuai  dengan  obyek  atau  pusat  biaya  yang  dibiayai  Di dalam perusahaan obyek atau pusat biaya dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, departemen-departemen yang ada dalam pabrik, daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, bahkan individu.

 

Penggolongan biaya atas dasar obyek atau pusat biaya, biaya dapat dibagi menjadi :

a.    Biaya langsung (Direct cost)

Biaya   langsung   adalah   biaya    yang terjadinya atau manfaatnya dapat didefinisikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.


b.    Biaya tidak langsung (Indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat didefinisikan pada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

5.    Penggolongan biaya untuk pengendalian biaya

Untuk pengendalian informasi biaya yang ditunjukkan kepada manajemen dikelompokkan           ke                                                         dalam                          :

a.    Biaya terkendali (Controllable cost)

Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/jabatan pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu.

 

b.    Biaya tak terkendali (Uncontrollable cost)

Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin/jabatan tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam waktu tertentu.

 

6.           Penggolongan  biaya  sesuai   dengan   tujuan   pengambilan   keputusan   Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen maka biaya dapat dikelompokkan                                     menjadi     :

 

a.   Biaya relevan (Relevant cost)

Biaya relevan adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan keputusan.

 

b.  Biaya tidak relevan (Irrelevant cost)

Biaya yang tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.

 

7.      Penggolongan biaya atas dasar tendensi perubahan terhadap aktivitas tertentu sangat penting dalam proses perencanaan laba. Biaya ini dikelompokkan menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Untuk kepentingan analisis  break even, biaya semi variabel akan di analisis lebih lanjut ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

 

a.   Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Menurut Mulyadi (1999 : 507) menyatakan biaya tetap dalam hubungannya untuk perencanaan dan pengawasan biaya, biaya tetap dibedakan menjadi :


ü  Committed fixed cost adalah biaya yang tetap dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panjang. Contoh : committed fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama. Kebijakan menjadi committed fixed cost terutama dipengaruhi oleh rencana kegiatan jangka panjang.

 

ü  Discretionary fixed cost adalah biaya yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan, dan yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang di ukur dengan volume penjualan, jasa atau produk). Contoh : discretionary fixed cost adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultan.

 

b.  Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk tujuan perencanaan dan pengawasan, biaya variabel dibedakan menjadi :

ü  Engineered variabel cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran kegiatan tertentu atau biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan yang erat dan nyata. Contohnya : biaya bahan baku.

ü  Discretionary cost adalah biaya-biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan perubahan volume kegiatan sebagai akibat kebijakan/keputusan manajemen. Contohnya : biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen.

 

3.    Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel, ada dua pendekatan yang digunakan yaitu :

 

a.    Pendekatan Analisis (Analytical approach)

Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan bagian penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan untuk pekerjaan tertentu, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.


b.    Pendekatan Historis (Historical approach)

Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan historis, data biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan di hitung biaya tetap dan biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.

 

Ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu :

 

1.    Metode Biaya Terjaga (Stand by Cost Method)

Metode ini mencoba menghitung beberapa biaya yang harus tetap dikeluarkan andaikata perusahaan di tutup untuk sementara, jadi produknya sama dengan nol. Biaya ini di sebut biaya terjaga, dan biaya terjaga ini merupakan bagian yang tetap.

 

2.    Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Hight and Low Point Method)

Metode ini merupakan teknik pemisahan biaya variabel dengan cara membandingkan biaya pada tingkat kegiatan yang paling tinggi dibandingkan dengan biaya tersebut pada tingkat kegiatan terendah di masa lalu. Selisih biaya yang di hitung merupakan unsur biaya variabel dalam biaya tersebut. Sedangkan biaya tetap mengurangi biaya semi variabel dengan biaya variabelnya.

 

 

3.    Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method)

Metode ini menganggap bahwa hubungan antara biaya dan volume kegiatan berbentuk garis lurus dengan persamaan.

Y = a + b x

 

Di mana :

Y = Total biaya semi variabel a = Biaya tetap

b = Biaya variabel satuan n = Jumlah data

x = Volume kegiatan