Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Salah Nalar

Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam proses berpikir seringkali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.

Jenis-jenis Salah Nalar

Deduksi Yang Salah :

– Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.

Contoh :

– Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah menjadi cerdas.

– Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.

Generalisasi Terlalu Luas

– Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.

Contoh :

– Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.

– Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

Pemilihan Terbatas Pada Dua Alternatif

– Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.

Contoh :

– Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.

Penyebab Salah Nalar

– Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.

Contoh :

– Broto mendapat kenaikan jabatan setelah memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.

– Anar wanita dilarang duduk didepan pintu agar tidak susah jodohnya.

Analogi Yang Salah

– Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan yang salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.

Contoh :

Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

Cara Mengatasi Dan Menghindari Salah Nalar

– Memilih kata dengan baik.

– Mengetahui teori dasar dalam berfikir.

– Sering membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

– Menguasai bahasa indonesia dengan baik dan benar.

– Memikirkan perkataan atau kalimat sebelum diucapkan.

– Jangan menyimpulkan premis dengan cepat.

– Dapat berkomunikasi dengan baik.

– Tidak cepat menafsirkan atau menarik kesimpulan sebelum dikaji terlebih dahulu kebenarannya.