Menurut Berman dan Evans dalam Sujana (2005) terdapat tipe bisnis retail dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
1. Tipe Bisnis Retailer Atas Kepemilikan (Ownership)
a. Single Store Retailer
Merupakan tipe bisnis retail yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m2. Mulai dari kios atau toko di pasar tradisional sampai dengan minimarket modern : dengan kepemilikan secara individu.
b. Rantai Toko Retailer
Toko retail dengan banyak (lebih dari satu) cabang dan biasanya dimiliki oleh suatu intitusi bisnis bukan perorangan, melainkan dalam bentuk perseroan (company owned retail chain)
c. Toko Waralaba (Franchise Store)
Toko retail yang dibangun berdasarkan kontrak kerja waralaba(bagi hasil). Antara waralaba (franchisee) yakni pengusaha investor perorangan (independent business person) dengan pewaralaba (franchisor) yang merupakan pemegang lisensi.
2. Tipe Bisnis Retailer Atas Merchandise Category
a. Specialty Store (Toko Khas)
Merupakan toko retail yang menjual suatu jenis kategori barang atau suatu tentang kategori barang yang sempit/sedikit. Contok : Apotek, Optik Store, Gallery.
b. Grocery Store (Toko Serba Ada)
Merupakan toko retail yang menjual sebagian besar kategori barangnya adalah barang groceries(kebutuhan sehari-hari). Contoh : Carrefour, Makro, Hero.
c. Department Store
Sebagian assortment yang dijual adalah merupakan non-basic items (bukan kebutuhan pokok), fashionables dan branded item (bermerek). Contoh : Matahari Dept.Store, Ramayana, Borobudur.
d. Hyperstore
Menjual barang-barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas. Menjual hampir semua jenis barang kebutuhan setiap lapisan konsumen. Mulai dari barang grocery, househoid, textile, appliance, optical, dan lainnya dengan konsep one-stop-shopping.
3. Tipe Bisnis Retailer Berdasarkan Luas Sales Area
a. Small Store/Kios
Sebuah toko kecil (Kios) yang umumnya, merupakan toko retail tradisional, dioprasikan sebagai usaha kecil dengan sales area kurang dari 100 m2.
b. Minimarket
Dioperasikan dengan luasan sales area antara 100 m2 sampai dengan 1000m2.
c. Supermarket
Dioprasikan dengan luasan sales area antara 1000 m2 sampai dengan 5000m2
d. Hypermarket
Dioperasikan dengan luasan sales area lebih dari 5000 m2
4. Non – Store Retailer
a. Multi-Level-Marketing (MLM)
Adalah sebuah model penjualan barang secara langsung dengan system komisi penjualan berperingkatberdasarkan setatus keanggotaan peringkat distribusi. Dalam model distribusi MLM terdapat 3 komponen, yaitu : rect-seller, merchandise user, dan manufacture.
b. Mail and Phone Older Retailing
Perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat atau dan telepon.
c. Internet/Online Store
Bisnis yang transaksi jual-belinya dilakukan lewat internet, mulai dari memamerkan produk, pemesanan produk, cara bertransaksi (hlm. 17).