Search for Knowledge
“A mistake is a signal that it is time to learn something new, something you didn’t know before.”

Valuta Asing; Arti, Fungsi, Spekulasi, System, Kurva Permintaan dan Penawaran

 Pengertian Valuta Asing

Valas secara sederhana bisa didefinisikan sebagai mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran pada transaksi perdagangan internasional. Sama seperti mata uang lainnya, Valas juga memiliki nilai kurs yang resmi dan tercatat dalam bank sentral.

Salah satu contoh Valas asing yang sering dikenal adalah mata uang dolar. Adanya Valas dalam dunia perdagangan dan bisnis internasional ini membuat risiko fluktuasi kurs mata uang suatu negara bisa ditekan seminimal mungkin.
Selain itu, Valas juga menjadi salah satu devisa negara dalam bentuk mata uang.

Dalam dunia trading, dikenal juga istilah pasar Valas sebagai tempat untuk melakukan transaksi perdagangan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain.

Sejarah Valuta Asing

Valas memiliki sejarah yang sangat panjang sejak berabad-abad silam lamanya. Pada masa dahulu, manusia yang belum mengenal mata uang resmi melakukan transaksi dengan sistem barter. Sistem barter ini memiliki kelemahan sehingga digantikan dengan sistem emas dan perak.

Pada masa itu dapat disimpulkan bahwa emas dan perak merupakan bentuk alat transaksi atau yang biasa disebut sebagai uang. Sejarah tentang Valas berlanjut ketika masa perang dunia selesai, negara-negara di dunia menuntut adanya standar ekonomi yang lebih baik dan stabil.

Pada tanggal 22 Juli 1944 akhirnya digelar Konferensi Moneter Internasional yang pertama dan dihadiri oleh 44 negara untuk menetapkan suatu sistem pertukaran mata uang yang tetap. Dari sini, perkembangan ekonomi di dunia bergerak positif.

Namun pada tahun 1960, perekonomian Amerika yang menjadi standar perekonomian dunia mengalami kondisi yang kurang baik sehingga berakibat penurunan kepercayaan negara terhadap dolar juga menurun. Akhirnya ditetapkan sebuah sistem mata uang yang lebih fleksibel, sesuai dengan permintaan dan penawaran pasar atau yang dikenal sebagai pasar Valas.

Fungsi Valuta Asing untuk Bisnis

Valas sendiri memiliki fungsi yang penting untuk bisnis. Secara umum fungsi Valas adalah sebagai alat pembayaran dalam transaksi perdagangan yang diakui secara internasional. Untuk menjadi alat pembayaran tersebut, Valas juga memiliki fungsi-fungsi yang lebih detail. Berikut penjelasan fungsi Valas dalam dunia bisnis.

1. Alat Tukar Internasional

Valas memiliki fungsi yang pertama sebagai alat tukar dalam transaksi internasional. Transaksi internasional ini tidak terbatas pada transaksi perdagangan barang saja, tetapi juga transaksi jasa antar negara. Sebagai contoh, jika Indonesia ingin membeli suatu barang atau jasa dari negara lain, maka transaksi yang dipergunakan adalah menggunakan Valas negara tersebut.

2. Alat Pembayaran Internasional

Valas juga bisa berfungsi sebagai alat pembayaran internasional yang bersifat mirip dengan fungsi pertamanya sebagai alat tukar.

Valas menjadi alat pembayaran yang sah dan diakui oleh kedua negara yang terlibat dalam transaksi perdagangan internasional. Selain untuk keperluan membeli barang, Valas juga digunakan untuk membayar utang suatu negara pada negara lain.

3. Alat Pengendali Kurs

Valas juga bisa digunakan untuk mengendalikan kurs mata uang yang ada dalam suatu negara. Pengendalian kurs mata uang ini dilakukan oleh pemerintah pada negara tersebut.

Nilai kurs harus dikendalikan karena dapat bergerak secara fluktuatif naik atau turun. Agar tidak terjadi lonjakan yang terlalu ekstrim, pemerintah menggunakan Valas untuk mengendalikan kurs mata uang di negaranya.

4. Alat Memperlancar Perdagangan Internasional

Sebagai sebuah alat pembayaran yang sah dan diakui seluruh dunia, Valas bisa digunakan untuk memperlancar semua transaksi perdagangan internasional. Dengan adanya Valas, negara-negara yang melakukan transaksi internasional dapat menggunakannya sebagai alat untuk memperlancar transaksi perdagangannya.

Adanya Valas sebagai alat pembayaran internasional, membuat kegiatan transaksi internasional terbebas dari kendala pemakaian mata uang. Peran valas dalam dunia bisnis internasional sangatlah penting, terutama yang berkaitan dengan transaksi perdagangan.

Valas bisa juga digunakan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara melakukan transaksi melalui pasar valuta asing yang ada. Selain itu, Valas juga menjadi salah satu cadangan devisa dalam bentuk mata uang bagi suatu negara.

 

SPEKULASI VALUTA ASING

Spekulasi Valas  atau Valuta Asing dalam bursa Valuta Asing maksudnya adalah melakukan transaksi valas dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari turun-naiknya kurs suatu mata uang asing. Kerugian dapat terjadi akibat salah antisipasi terhadap ketidakpastian kurs suatu valuta asing tertentu. Spekulasi valuta asing terdiri dari :

a.    Spekulasi dalam Spot Market.

b.  Spekulasi dalam Forward Market : Pada prinsipnya seseorang dapat berspekulasi dalam forward market dengan cara “membeli” atau “menjual” dalam forward market kemudian menutup posisi forward pada waktu tertentu di kemudian hari.

c.    Margin Trading : Transaksi jual beli valas yang tidak diikuti dengan pergerakan dana dan yang diperhitungkan sebagai keuntungan atau kerugian adalah selisih bersih antara harga beli / jual suatu jenis valuta pada saat tertentu dengan haraga jualbeli valuta yang bersangkutan pada akhir masa transaksi. Kegiatan Margin Trading diatur oleh ketentuan yang dikelurakan Bank Indonesia, yang diatur dalam Paket Kebijaksanaan 28 Februari 1991.


Eurocurrency 
adalah suatu mata uang yang disimpan atau didepositokan pada sebuah bank yang berkedudukan di luar negara yang memiliki mata uang tersebut. Fungsi perantara keuangan ekstern yang dilaksanakan oleh lembaga keuangan, khususnya dalam mekanisme eurocurrency ini disebut eurobank.
Eurobank adalah suatu lembaga keuangan yang secara simulan menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam mata uang, selain mata uang lokal di mana lembaga keuangan tersebut membuka kantornya.

Dalam menghadapi masalah pengawasan pasar ini terdapat dua kelompok pendapat yang bertentangan. Kelompok pertama, Amerika Serikat dan Jerman. Kelompok ini bersikeras agar Euromarket bagaimanapun juga harus dikendalikan dan diawasi secara ketat. Pentingnya diadakan pengawasan tersebut menurut mereka antara lain untuk :

  • Mengekang kemampuan penciptaan kredit.
  • Mengurangi spekulasi mata uang.
  • Memelihara kedaulatan ekonomi negara-negara industri
  • Mengekang ruang gerak negara-negara kecil ke jalur keuangan yang lebih sempit dan terbatas


Asian Currency Unit pada Spekulasi Valuta Asing

Asian Currency Unit pada dasarnya adalah unit operasional di dalam suatu lembaga keuangan yang diberi izin khusus oleh penguasa moneter setenpat. Kegiatan ACU antara lain sebagai berikut :

  • Menerima simpanan dari bukan penduduk local.
  • Menyimpan dana dan atau memberi pinjaman kepada ACU lain, bank-bank lain yang bukan penduduk.
  • Memberi pinjaman kepada penduduk lokal dengan terlebih dahulu memeperoleh izin.
  • Menerima simpanan dari penduduk dalam bentuk valuta asing sampai jumlah tertentu.
  • Memberi pelayanan L/C.
  • Mendiskontrokan surat berharga.
  • Menerbitkan garansi bagi yang berhubungan dengan bukan penduduk.
  • Melakukan investasi melakukan transaksi valuta asing

PERMINTAAN DAN PENAWARAN VALUTA ASING DALAM NILAI TUKAR

Permintaan dan penawaran valas akan membentuk tingkat nilai tukar suatu mata uang domestik dengan mata uang negara lain. Nilai tukar atau kurs adalah suatu tingkat, tarif, pagu atau harga, bank sentral bersedia menukar mata uang dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lainnya.

Nilai tukar didasarkan pada dua konsep, yaitu

·          

·         a. konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain;

·         b. konsep riil, merupakan konsep yang dipergunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional.

Dalam perdagangan valas, dikenal beberapa macam sistem nilai tukar, di antaranya ialah sebagai berikut.

1. Sistem nilai tukar standar emas, adalah penetapan nilai tukar mata uang berdasarkan berat emas tertentu. Tingkat nilai tukar mata uang digolongkan menjadi empat.

·         a. Kurs mint parity menunjukkan perbandingan berat emas yang dikandung mata uang-mata uang yang berbeda.

·         b. Kurs ekspor emas merupakan kurs tertinggi dalam sistem standar emas yang ditandai dengan adanya aliran emas keluar dari negara yang bersangkutan.

·         c. Kurs titik impor emas merupakan kurs terendah dalam sistem standar emas yang ditandai dengan adanya aliran emas yang masuk ke negara yang bersangkutan.

·         d. Kurs valuta asing yang terjadi merupakan tingkat nilai tukar yang benar-benar terjadi.

2. Sistem nilai tukar tetap adalah penetapan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang negara lain pada tingkat tertentu ditetapkan oleh lembaga otoritas moneter, tanpa memperhatikan penawaran ataupun permintaan terhadap valas yang terjadi.

3. Sistem nilai tukar pengawasan devisa adalah penjatahan dalam pendistribusian valas agar tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap valas yang ditetapkan pemerintah dapat dipertahankan lebih rendah daripada tingkat ekuilibrium sehingga mata uang domestik dinilai overvalued. Penjatahan dilakukan dengan cara berikut ini.

·         a. Alokasi perseorangan: pemohon terlebih dahulu diteliti, apabila permohonan diperbolehkan, yang bersangkutan dapat membeli valuta asing.

·         b. Pembelian valuta asing dapat dilakukan apabila devisa tersedia.

·         c. Dengan menggunakan daftar tunggu: apabila devisa telah tersedia, valuta asing akan diberikan.

Metode yang digunakan dalam sistem nilai tukar pengawasan devisa ada dua, yaitu metode langsung dan tidak langsung. Dalam metode langsung, pemerintah secara aktif mengawasi nilai tukar dengan intervensi, pembatasan devisa, ataupun exchange clearing agreement. Dalam metode tidak langsung, pemerintah tidak secara langsung mengawasi nilai tukar, tetapi melalui perubahan tingkat suku bunga di dalam negeri, subsidi ekspor serta pengenaan tarif yang tinggi terhadap barang-barang impor tertentu.

Tingkat nilai tukar yang dikenakan pemerintah pada sistem nilai tukar pengawasan devisa ialah sebagai berikut.

·         a. Pemerintah hanya menetapkan satu jenis tingkat nilai tukar, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa.

·         b. Pemerintah menetapkan dua jenis tingkat nilai tukar, pengenaan tarif nilai tukar biasanya tergantung pada penggunaan valas.

4. Sistem nilai tukar tambatan adalah mata uang domestik dikaitkan dengan suatu mata uang asing. Tingkat nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing lainnya merupakan penurunan dari nilai tukar mata uang asing yang dijadikan tambatan dengan mata uang asing lainnya. Syarat yang harus dipenuhi adalah mata uang domestik tidak konvertibel dengan emas, tingkat nilai tukar ditentukan oleh otoritas moneter, tetapi tidak ada pembatasan devisa.

Nilai tukar tambatan dibedakan menjadi dua, yaitu

·         a. sistem nilai tukar tambatan tanpa penyesuaian, yaitu tingkat nilai tukar terhadap valuta asing sama sekali tidak berubah-ubah;

·         b. sistem nilai tukar tambatan dengan penyesuaian, yaitu tingkat nilai tukar terhadap valuta asing dapat diubah-ubah menurut kebutuhan.

5. Sistem nilai tukar mengambang adalah tingkat nilai tukar dibiarkan menurut keseimbangan permintaan dan penawaran mata uang asing yang terjadi. Apabila menggunakan sistem nilai tukar ini, kondisi-kondisi berikut ini harus dipenuhi.

·         a. Mata uang domestik tidak konvertibel dengan emas.

·         b. Penstabilan tingkat nilai tukar hanya dilakukan dengan jalan mempengaruhi permintaan dan penawaran valas.

·         c. Tidak ada pembatasan devisa.

Secara teoretis, sistem nilai tukar mengambang dibedakan menjadi dua, yaitu

·         a. Dirty float: pemerintah mempengaruhi tingkat nilai tukar melalui permintaan dan penawaran valas.  

·         b. Clean float: pemerintah tidak mencampuri tingkat nilai tukar sama sekali sehingga nlai tukar diserahkan pada permintaan dan penawaran valas.

KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

a.   Kurva Permintaan Valuta Asing

Kurva dibawah ini menjelaskan tentang kurva penawaran Euro terhadap Dollar. Kesetimbangan awal ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan D1. Kesetimbangan kurs EUR/USD terjadi pada nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan sebesar QA.

Transaksi antara kedua mata uang asing tersebut berlanjut dengan kekuatan permintaan terhadap Euro menjadi lebih tinggi. Transaksi dapat menggeser kurva permintaan dari posisi D1 ke D2. Namun demikian transaksi tidak cukup mampu merubah kurva penawaran terhadap Euro. Keadaan ini akan membentuk kesetimbangan kurs EUR/USD menjadi lebih tinggi daripada kurs sebelumnya. Kesetimbangan kurs disepakati pada nilai E/U2 = 1,240 dengan quantitas Euro yang diperdagangkan pada QB. Penguatan kurs EUR/USD menunjukkan Euro menjadi lebih mahal terhadap Dollar Amerika.

b.   Kurva Penawaran Valuta Asing

Gambar di bawah menjelaskan perubahan kesetimbangan kurs yang terjadi akibat naiknya penawaran mata uang Euro. Kesetimbangan awal terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran S1. Kesetimbangan ini menetapkan kurs EUR/USD pada nilai E/U1 = 1,230 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan sebesar QA. Transaksi selanjutnya menghasilkan kekuatan penawaran Euro lebih tinggi, sehingga kurva penawaran bergeser dari S1 ke S2, sedangkan permintaan terhadap Euro tidak berubah. Terjadi kesetimbangan baru pada kurs EUR/USD yang lebih rendah, yaitu pada nilai E/U2 = 1,220 dengan quantitas Euro yang ditransaksikan pada QB.

 

Berikut ini adalah kurva nilai tukar yang terjadi antara rupiah terhadap dollar. Pada sistem ini, kurs bebas bergerak naik turun tanpa adanya campur tangan pemerintah. Kurs bergerak naik turun sesuai dengan kekuatan tarik menarik antara permintaan dan penawaran.

Pada awalnya, tingkat kurs yang terjadi adalah di titik E0 sebagai titik keseimbangan. Bila impor terhadap barang-barang Amerika meningkat, maka permintaan terhadap dolar Amerika untuk membayar impor juga meningkat, sehingga kurva permintaan dari D0 akan bergeser ke D1. Hal itu mengakibatkan kurs keseimbangan bergeser ke E1. Pada titik E1, nilai tukar rupiah adalah Rp 7.000,- per dolar AS atau US $ 1 = Rp 7.000,-. Maka, dikatakan bahwa nilai dolar Amerika telah mengalami peningkatan (apresiasi) terhadap rupiah, karena sebelumnya 1 dolar Amerika hanya senilai Rp 6.000,- (titik E0).

Sebaliknya, bila impor terhadap barang-barang Amerika menurun maka permintaan terhadap dolar Amerika juga menurun yang pada akhirnya akan menggeser kurva permintaan dari D0 menjadi D2. Akibatnya, tingkat kurs keseimbangan bergeser ke titik E2 yaitu US $ 1 = Rp 5.000,-. Ini berarti nilai dolar Amerika mengalami penurunan (depresiasi) terhadap rupiah. Yang perlu diingat dalam sistem kurs bebas adalah bahwa berapa pun harga keseimbangan (baik pada E0, E1, atau E2), maka jumlah devisa yang diperjualbelikan merupakan jumlah keseimbangan, yakni jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan.

 

Sistem Valuta Asing

Saat ini, ada tiga sistem Valas yang dikenal secara umum di dunia bisnis dan perdagangan. Ketiga sistem Valas tersebut adalah sistem Kurs Bebas, sistem Kurs Tetap, dan sistem Kurs Terkendali. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing sistem valuta asing yang berlaku di sebuah negara.

1. Sistem Kurs Bebas (Floating)

Sistem Kurs Bebas dalam Valas dapat diartikan sebagai pembuatan kurs yang hanya berlaku pada tempat terjadinya transaksi. Besarannya bisa berbeda tergantung pada permintaan dan penawaran mata uang dalam tempat transaksi tersebut.

Dalam sistem ini, pemerintah suatu negara tidak memiliki andil dan ikut campur dalam penentuan kurs mata uang yang akan dipertukarkan tersebut. Sehingga nilai kurs mata uang tersebut benar-benar bebas dan mengambang.
Sebagai ilustrasi, sebuah marketplace hanya menerima mata uang dolar sebagai alat transaksi.

Sebagai warga negara Indonesia dengan mata uang rupiah diharuskan untuk menukarkan mata uang rupiah menjadi dolar.  Namun, besaran kurs pertukaran mata uang dalam marketplace tersebut tidak diatur oleh negara. Secara mutlak diatur berdasarkan permintaan dan penawaran dalam marketplace tersebut.

Dengan kebebasan penentuan kurs tersebut, menyebabkan nilai kurs mata uang yang terdapat dalam marketplace tersebut sangat fluktuatif. Nilainya bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.

2. Sistem Kurs Tetap

Sebaliknya, dalam sistem kurs tetap, justru pemerintah suatu negara menentukan nilai kurs mata uangnya terhadap mata uang lain secara mutlak. Penelitian ini dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya untuk meredam pergerakan harga yang sangat fluktuatif.

Caranya adalah dengan membuat bank sentral suatu negara terlibat secara aktif dalam transaksi Valas di negara tersebut. Ketika dalam suatu kondisi terdapat kelebihan pasokan Valas yang ada di negara tersebut, maka agar nilai tidak jatuh, pemerintah akan membeli Valas tersebut.

Sebaliknya jika terjadi kekurangan, maka pemerintah melalui bank sentral akan menjual Valas yang ia miliki. Meski menjanjikan kestabilan, tetapi dengan sistem kurs ini menuntut pemerintah negara memiliki cadangan devisa yang sangat besar.

3. Sistem Kurs Terkendali

Sistem ketiga yang dikenal dalam Valas adalah sistem kurs terkendali. Dalam sistem ini melibatkan pemerintah melalui bank sentralnya untuk menentukan alokasi pemakaian valuta asing yang tersedia di negaranya.

Sistem ini merupakan kombinasi dua sistem sebelumnya, sehingga nilai tukar Valas dapat bergerak naik dan turun secara bebas dengan intervensi pemerintah untuk mencegah pergerakan yang terlalu ekstrim. Intervensi pemerintah dalam mengendalikan sistem kurs ini ada dua jenis yang dikenal sebagai Dirty Floating dan Clean Floating.

Dirty Floating adalah sebuah kondisi saat pemerintah akan melakukan intervensi secara langsung terhadap transaksi Valas. Sementara Clean Floating, merupakan intervensi pemerintah yang dilakukan secara tidak langsung. Caranya bisa dengan mengatur besaran suku bunga pada negara tersebut.